Home / Romansa / Bukan Pernikahan Biasa / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Bukan Pernikahan Biasa : Chapter 141 - Chapter 150

158 Chapters

Part 141 Pregnant

Wangi eau de cologne dan aroma khas rumah sakit tercium ketika Citra membuka mata. Entah berapa lama ia tak sadarkan diri. Yang ia ingat terakhir kali ketika merasakan pusing yang teramat sangat dan ia luruh ke lantai. Setelah itu semuanya terlihat gelap."Syukurlah kamu sudah siuman. Tadi aku kaget banget ketika di telepon oleh Zia." Zia adalah asisten pribadinya Citra.Arga mengambil surat keterangan dari dokter yang berada di meja samping brankar. Tadi Arga yang sebenarnya minta surat keterangan itu untuk ditunjukkan pada sang istri saat sadar nanti."Ini apa?" Citra cukup deg-degan juga karena beberapa hari sebelumnya ia sempat curiga kalau mungkin saja dirinya tengah hamil. Haidnya bulan ini sudah kelewat jauh dari tanggal biasanya.Dengan tangan gemetar Citra membuka lipatan kertas. Langsung membaca surat keterangan yang bagian paling bawah. Ada keterangan yang menyatakan kalau dia tengah mengandung enam minggu. Meski telah menduga sebelumnya, Citra tetap kaget dengan netra ber
last updateLast Updated : 2022-09-26
Read more

Part 142

"Kamu tahu, kejenuhan membuat hubungan jadi berantakan. Apalagi jika tidak didasari iman dan rasa saling memahami. Seperti kasusnya Nindy. Itu karena mereka sibuk dengan karir masing-masing. Pulang kerja larut malam dan sudah sama-sama capek. Tidak ada komunikasi yang baik. Ujung-ujungnya Mas Fatih selingkuh, sama sekretarisnya pula. Terus jika berpisah, anak yang menanggung akibatnya. Kasihan kan? Mereka masih kecil-kecil dan butuh orang tua yang lengkap dan kompak."Senja diam mendengarkan suaminya bicara."Itulah kenapa Mas lebih suka kamu jaga anak di rumah. Setidaknya jika Mas capek, kamu bisa menghibur. Tapi Mas juga nggak mempermasalahkan jika kamu ingin bekerja, kita hanya harus tetap memperhatikan anak. Oh ya, nanti Mama yang akan carikan baby sitter untuk Radja. Katanya ada kerabat Mbok Sum yang sudah berpengalaman jaga anak. Dia janda anak satu, kayaknya mama setuju."Janda? Senja memandang suaminya. Sabda memperhatikan wajah sang istri yang tengadah menatapnya. "Kenapa?"M
last updateLast Updated : 2022-09-26
Read more

Part 143 Testpack

Bela masih duduk memperhatikan pesan yang baru saja dikirimnya. Ada tanda centang dua warna biru, itu artinya Sabda sudah membaca pesannya. Satu menit, dua menit, hingga lima menit menunggu tidak ada balasan dari pria itu. Bela mulai jengkel. Kenapa pesannya diabaikan? Atau Sabda akan langsung marah pada istrinya jika bertemu di rumah nanti?Sambil menahan kesal, gadis itu menyalakan mesin mobil dan meninggalkan kantor Sabda. Dia memang berharap ada kekacauan dalam hubungan mereka. Entah rasanya tidak rela jika Sabda bahagia dengan perempuan lain.Di ruangan meeting, Senja masih bicara dengan Pak Rahmat. "Apa sikap Bu Bela selalu seperti ini, Pak?" tanya Senja pada lelaki yang hampir keseluruhan rambutnya telah memutih."Saya mengenalnya hanya disaat Bu Bela masih berkawan rapat dengan Pak Sabda dan belum serius bekerja seperti sekarang. Dulu semua di handle oleh papanya. Jadi saya kurang tahu.""Tapi Pak Rahmat tahu kalau Bu Bela mantan kekasih suami saya."Lelaki itu mengangguk sa
last updateLast Updated : 2022-09-29
Read more

Part 144

Diambilnya ponsel yang ada di atas tempat tidur. Di mesin pencarian, ia mengetik resiko kehamilan dengan jarak terlalu dekat. Ah, ternyata bisa mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Bisa menyebabkan komplikasi serius pada kehamilan atau pun ketika proses persalinan. Kenapa ia mengabaikan hal ini? Harusnya ia serius membicarakannya dengan Sabda atau mengambil inisiatif sendiri untuk menggunakan kontrasepsi. Kalau suaminya mana sempat untuk memikirkan mengenai hal itu.Dirinya sendiri terlalu percaya diri jika menyusui pasca persalinan dan belum juga mendapatkan haid bisa menjadi KB alami. Ternyata ini tak akurat. Terlebih dia dan suaminya telah aktif melakukan hubungan setelah nifas. Bahkan sewaktu-waktu ketika sang suami menginginkannya. Kadang setiap hari malah. Senja sempat curiga kalau suaminya memiliki libido lebih tinggi daripada pria lain pada umumnya. Ternyata itu adalah hal yang normal dan wajar. Hampir semua lelaki mengalaminya terlebih di usia awal pernikahan. Dan Sabda kala
last updateLast Updated : 2022-09-29
Read more

Part 145 Blighted Ovum

"Bagaimana kalau Mas tak mengizinkanmu dan Radja pergi," suara Sabda di telepon ketika Senja mengirimkan pesan dan langsung di teleponnya balik."Aku perginya sama Anggit, Mas. Sepertinya dia suka sama Pak Dion. Siapa tahu mereka nanti berjodoh.""Tapi bukan harus kamu yang jadi mak comblang, kan? Kirimkan saja kado, lagian Radja masih terlalu kecil untuk datang ke pesta seperti itu." "Ya sudah, kalau nggak boleh." Senja kecewa, tapi ia harus menuruti keinginan suaminya. Senja keluar ruangan untuk bicara pada Anggit. Gadis itu pun kecewa karena Senja tidak bisa datang menemaninya. "Kenapa Pak Sabda melarang Ibu untuk pergi? Apa karena Radja masih bayi?""Iya," jawab Senja singkat kemudian kembali ke ruangannya. Namun Anggit tidak percaya begitu saja. Mana mungkin Sabda yang selalu berpikiran terbuka melarang sang istri memenuhi undangan relasi bisnis mereka. Terlebih Senja dulunya pernah menjadi staf di kantor Pak Dion. Apa bosnya itu cemburu? Sebab waktu meeting kemarin yang ada P
last updateLast Updated : 2022-09-30
Read more

Part 146

"Aku ingin bicara sesuatu. Tapi kalau Mas capek, besok saja kita bahas.""Ada apa?" Sabda penasaran. "Bicara sekarang saja nggak apa-apa."Senja turun dari tempat tidur. Di ambilnya amplop putih dari laci meja riasnya. Di keluarkannya sebuah foto USG kemarin."Sayang, hamil?" tanya Sabda kaget."Dokter belum bisa mastiin. Ini baru terlihat kantungnya saja. Tiga minggu lagi aku harus kembali untuk periksa.""Kenapa nggak bilang dari tadi. Kalau terjadi sesuatu dengan kandunganmu gimana?" Sabda mendadak ikut cemas. Ia kalau sudah menginginkan istrinya tidak tanggung-tanggung. Barusan tadi durasinya juga lumayan. Hampir empat puluh lima menit.Netra Senja berkaca-kaca. Bingung juga harus bagaimana jika ia hamil betulan dan Radja menolak minum susu formula. Harus sedih apa bahagia dia sekarang ini. "Sebelum Dokter bilang aku benar-benar hamil, Radja tetap akan aku susui, Mas. Kasihan dia," kata Senja sambil memandang bayinya yang tidur di kasur mereka.Sabda sendiri juga tidak tahu harus
last updateLast Updated : 2022-09-30
Read more

Part 147 Demi Kamu

Sesampainya di rumah, Senja segera mandi dan berganti pakaian. Salat Asar kemudian menggendong Radja. "Berapa panas tubuhnya?" tanya Senja pada Mbak Yekti."37,5°C, Bu. Sudah saya kasih obat penurun panas tadi, tapi belum saya cek lagi." Mbak Yekti menjelaskan."Kamu susui, Nduk. Mungkin dia juga haus pengen kamu peluk." Bu Hanum yang keluar kamar habis Salat Asar mendekati anak dan cucunya yang duduk di sofa ruang keluarga.Baru lima menit minum ASI Mamanya, baby Radja terdiam. Tidak lama kemudian, Sabda muncul dari pintu depan. Dia menyalami mertuanya lalu memerhatikan putranya dari belakang kursi. "Badannya masih panas nggak?" tanya Sabda pada istrinya."Masih dikit," jawab Senja.Sabda masuk kamar, buru-buru mandi, setelah itu langsung mengambil wudhu untuk persiapan melaksanakan Salat Maghrib karena waktunya azan sebentar lagi berkumandang. "Mas tunggu di ruang salat," kata Sabda mengajak istrinya. Bu Hanum segera mengambil cucunya dari pangkuan Senja. "Ditungguin Sabda, kamu Sa
last updateLast Updated : 2022-10-01
Read more

Part 148

Ketika sampai di halaman tempat praktek dokter Eli, di sana sudah banyak kendaraan terparkir. Tapi Senja mendapatkan antrian nomer delapan tadi. Semoga belum terlewat karena mereka terjebak macet. Senja menghampiri seorang suster yang membantu dokter Eli sore itu. Kebetulan gadis berpakaian serba putih itu keluar dari ruang pemeriksaan dan duduk di meja pendaftaran. "Sudah nomer berapa, Sus?""Nomer enam, Bu.""Oh, Alhamdulillah. Saya nomer delapan.""Iya, silakan duduk dulu, Bu."Baru saja hendak duduk, Senja melihat seseorang yang berada di antrian para pasien yang menunduk memperhatikan layar ponsel. Senja tergesa-gesa menghampiri. "Mbak Yuni?" sapanya pada perempuan itu.Mendengar namanya di panggil, wanita itu mengangkat wajahnya. "Senja," pekiknya kaget. Dia buru-buru berdiri dan memeluk Senja. Setelah berpelukan beberapa saat, Mbak Yuni mengajak Senja untuk duduk di sebelahnya."Apa kabarmu?" tanya Mbak Yuni."Alhamdulillah, sehat Mbak. Mbak, sendiri apa kabar?" Mbak Yuni ters
last updateLast Updated : 2022-10-01
Read more

Part 149 Kebersamaan dan Resepsi di Villa

Kabut menyebar bersama hawa dingin yang menusuk kulit. Gerimis juga turun menggoyangkan tetumbuhan yang ada di kebun belakang vila. Suara gerimis menjadi harmoni alam yang sangat menenangkan.Sabda dan Senja menikmati suasana itu di teras belakang vila sambil menikmati tempe mendoan, sosis bakar, dan french fries yang di beli dalam perjalanan tadi. Mereka baru tiba di vila satu jam yang lalu. Setelah melewati kesibukan yang melelahkan, akhirnya merasa tenang bisa menikmati suasana alam. Senja juga tidak cemas meninggalkan putranya di rumah, bayi itu sudah terbiasa ditinggal bekerja.Mereka tidak jadi berangkat Sabtu pagi. Jumat sore setelah pulang kerja, mereka langsung berangkat. Sayangnya cuaca mendung jadi tidak bisa melihat matahari tenggelam."Mau nggak besok pagi kita hiking?" tanya Sabda sambil mengunyah mendoan."Ke mana?""Dekat sini saja. Ingat persimpangan sewaktu kita hendak menuju ke vila?""Iya, ingat.""Nah, kalau jalur ke kiri kita akan menuju air terjun. Dari tempat p
last updateLast Updated : 2022-10-02
Read more

Part 150

Nindy tersenyum getir. "Harus baik dan kami sudah jadi bestie sekarang. Demi anak-anak. Aku juga nggak mau lama-lama nyimpan sakit hati. Lebih baik melanjutkan hidup dengan hati bahagia. Toh sekarang mereka sudah menerima karmanya. Usaha Mas Fatih mulai surut, anak yang di kandung bininya terpaksa harus di operasi karena meninggal di dalam kandungan. Bukan aku bahagia dengan penderitaan mereka, aku juga bukan istri yang baik. Tapi setiap perbuatan pasti ada balasannya. Aku menyadari itu, Ja. Beda istri beda rezeki."Senja mendengar cerita Nindy dengan seksama. Musibah itu membuat Nindy menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Melihatnya begitu murka ketika pertama kali ia mengetahui kalau suaminya selingkuh, siapa mengira kalau Nindy akhirnya bisa selegowo itu. Bahkan katanya sekarang menjadi bestie-nya sang mantan demi anak-anak. Tak semua orang bisa melakukan itu.Sikap Tata dan Nindy menyadarkan Senja, bahwa tak boleh menghakimi seseorang karena sikapnya. Sebab bisa saja mereka beruba
last updateLast Updated : 2022-10-02
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status