Home / Romansa / Bukan Pernikahan Biasa / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Bukan Pernikahan Biasa : Chapter 111 - Chapter 120

158 Chapters

Part 111

Arga duduk di balkon apartemen sambil menghabiskan rokoknya. Dia tidak bisa tidur malam itu, makanya keluar untuk mencari udara segar. Citra sudah terlelap sejak pulang dari acara aqiqah anaknya Senja tadi.Jujur saja, rasa cemburu tetap ada melihat kebahagiaan Senja dan Sabda. Sebab ikhlas tak semudah diucapkan oleh bibir. Hati berperan penting untuk sebuah keikhlasan. Butuh waktu untuk itu. Yang bisa ia usahakan hanya berusaha tetap menjaga diri agar rasa iri tak membuatnya gelap hati.Kini dirinya pasrah andai Citra tak ingin lagi melanjutkan pernikahan mereka. Wanita itu berhak bahagia dan dia tak boleh memaksa untuk bertahan dengan dirinya. Jika memang Citra masih ingin bersamanya, tentu sudah mencabut berkas gugatan di pengadilan agama. Nyatanya sang istri masih berteka-teki hingga menjelang sidang kedua.Hampir empat puluh hari ini dia sudah berusaha memperbaiki diri dan merubah sikapnya. Mencoba menjadi suami yang baik untuk Citra. Mungkin bagi istrinya, semua itu belum cukup
last updateLast Updated : 2022-09-09
Read more

Part 112

Senja berbalik, tidak ingin bertanya lagi daripada membuat hati nyeri. Semua orang punya masa lalu. Itu saja yang harus ia sadari. Sabda yang paham kalau istrinya tengah kecewa, segera meraih lengan Senja. Membuat wanita itu ketarik dan jatuh dalam dekapannya. "Ini hanya masa lalu.""Iya, aku tahu." Senja mendongak, membuat netra mereka saling pandang. Sabda memeluk istrinya. Dia tidak ingin hal-hal tak sengaja begini akan jadi masalah besar dalam hubungan mereka."Mas, mau ganti baju sekarang. Biar kita bisa langsung pulang. Nanti Mbak Nur keburu datang dan nggak bisa masuk rumah."Sabda mengangguk sambil melepaskan pelukan. Lantas segera mengambil sweater di sofa dan membawanya keluar. Sedangkan Senja mengembalikan beberapa kemeja yang tadi sempat di keluarkan. Namun pandangannya kini tertuju pada laci yang ada di bawah gantungan baju. Ditariknya pegangan berwarna kuning keemasan itu. Ada tiga album tersimpan di sana. Iseng Senja mengambil satu dan membukanya. Ternyata album yang me
last updateLast Updated : 2022-09-09
Read more

Part 113 Flashback

"Ada apa, Ma?" tanya Arga heran."Nggak ada apa-apa."Keduanya diam. Kemudian Bu Yola mengorek informasi mengenai alamat Senja. Bertanya tentang latar belakang keluarga yang diketahui Arga. Jelas saja, andai ada nama yang sama di dunia ini tapi kemungkinan nama pasangannya pun sama adalah kecil. Saif Ibrahim dan Hanum. Kenapa baru sekarang ia bertanya tentang latar belakang Senja, setelah semua terlambat dan waktu tidak akan pernah bisa kembali.Bu Yola berdiri dan meraih tas tangannya di atas meja. "Mama pulang dulu, ya. Jangan lupa, pikirkan baik-baik tentang perceraianmu dengan Citra." Selesai bicara Bu Yola melangkah ke luar ruangan.Wanita itu meminta sopir pribadinya untuk mampir ke sebuah pusat perbelanjaan. Beliau masuk sebuah kafe di lantai tiga, memesan minum, dan duduk terpekur sendirian menghadap angkasa lepas.Flashback OnBayangan kenangan kurang lebih tiga puluh enam tahun yang lalu menjelma segar dalam ingatan. Kenangan tentang zaman perkuliahan. Seorang pemuda telah
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

Part 114

Cukup lama wanita itu menghabiskan waktunya duduk di kafe. Bayangan masa lalu terpampang jelas satu per satu. Saif, Senja. Dua insan yang kini memenuhi benaknya.Bu Yola bangkit setelah hatinya cukup tenang. Beliau melangkah ke arah toko perlengkapan bayi dan anak-anak. Di ambilnya keranjang dan memborong perlengkapan bayi. Tidak peduli seberapa banyak yang dibelinya untuk baby Radja. Kemudian di teleponnya Arga untuk bertanya alamat Sabda. Sebenarnya Arga enggan memberitahu karena sempat curiga kalau mamanya akan bertindak yang tidak-tidak. Tapi suara Bu Yola yang beda dari nada biasanya membuat Arga melunak.Seorang kurir dari sebuah ekspedisi di bayar mahal oleh Bu Yola untuk mengantarkan barang-barang yang telah dibelinya untuk Senja dan Baby Radja. Harus dikirim hari itu juga.* * *Sabda sampai rumah jam sembilan malam. Setelah melepaskan jam tangan, menaruh ponsel, dan meletakkan jasnya di sandaran kursi, pria itu langsung masuk kamar mandi setelah menerima handuk dari istriny
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

Part 115 Kisah yang Terungkap

Arga membuka amplop di atas meja. Pria itu terpaku membaca isinya. Surat pencabutan gugatan perceraian yang dikirim oleh pengacaranya Citra. Ada senyum haru sekaligus bahagia terukir di bibir Arga. Di ujung rasa pasrahnya, ada titik terang mengenai hubungannya dengan Citra.Diambilnya ponsel dan segera menghubungi sang istri. "Halo," suara Citra di seberang."Aku sudah menerima surat dari pengacaramu. Terima kasih, kamu memberiku kesempatan sekali lagi. Bisakah kita bertemu untuk makan siang bersama?""Pada dasarnya aku juga sedang memberikan kesempatan pada diriku sendiri sekali lagi, Mas. Mari kita bersama-sama memperbaiki diri.""Terima kasih," jawab Arga sambil menunduk. Netranya memanas. "Aku akan menjemputmu sebentar lagi. Kita lunch.""Oke."Mereka mengakhiri percakapan. Arga meletakkan kembali ponselnya dan menekan kedua netranya dengan ujung jemari. Sesak kali ini berbeda dengan rasa sesak beberapa saat yang lalu. Sekarang rasa sesak karena kelegaan yang luar biasa.Arga kem
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

Part 116

Melihat keluarganya telah datang berkumpul, Pak Tedjo segera mengajak mereka untuk segera makan. Meja kayu besar yang berada di tengah ruang makan telah penuh oleh berbagai menu masakan. Aroma sedapnya menguar, membangkitkan selera makan yang hadir malam itu. Kecuali Bu Yola. Dia kehilangan selera makan sejak beberapa hari yang lalu setelah tahu kenyataan tentang Senja.Bu Yola sering mencuri pandang pada Senja yang duduk di sebelah Sabda. Setelah memandang Senja, beliau ganti memandang putranya. Perasaan bersalah membuncah dalam dada. Dia dan Nindy menjadi tokoh utama yang menentang hubungan Arga dan Senja. Perasaannya kian sesak ketika melihat putranya diam menikmati makan tanpa berdampingan dengan istrinya. Sebab Citra duduk di dekatnya Nindy dan anak perempuannya. Sementara Senja dengan telaten tanpa canggung melayani makan suaminya. Senja dan keponakannya tampak bahagia dan harmonis. Rasa bersalahnya pada sang putra kian dalam. Untuk mengurangi resahnya, berulang kali beliau min
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

Part 117 Pengkhianatan yang Terbongkar

Tak terdengar keributan lagi, yang masih ada isak lirih suara perempuan. Tapi bukan di kamar yang di maksud Senja tadi. Wanita itu menatap suaminya. Kenapa sekarang suara isak itu berasal dari kamar sebelahnya. Sabda menarik tangan istrinya pelan dan mengajaknya kembali masuk kamar."Siapa yang menempati kamar itu, Mas?" tanya Senja setelah duduk di ranjang."Mas nggak dengar percakapan mereka, jadi nggak tahu siapa yang ada di kamar itu. Ayo, tidur. Biarakan saja, wajar kalau ada keributan di antara suami istri." Sabda menarik Senja agar rebah di bahunya. Sementara putra mereka tidur di box bayi yang terbuat dari kayu yang berukiran klasik dan masih terjaga warnanya. Terlihat sekali kalau benda itu sangat di rawat dan diperbarui pliturnya. Itu box bayi turun temurun dari Pak Prabu masih bayi dulu. Siapa saja pernah menggunakannya jika tidur di rumah besar Pak Tedjo. Kini generasi ketiga yang memakainya."Mas sebenarnya heran dengan sikap Tante Yola tadi. Berubah banget sama kamu dan
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

Part 118

"Ada apa dengan istrinya Candra?" tanya Bu Tedjo pada menantunya, Bu Airin."Saya nggak tahu, Ma," jawab Bu Airin tampak kebingungan juga. Putri yang terpaksa di bangunkan sepagi itu pun rewel. Namun Tata tetap memaksa mengajaknya pulang.Bu Airin melangkah masuk ke kamar dan mendekati Tata yang sedang mengganti diapernya Putri. "Tata, ada apa ini?"Tata tidak sanggup menjawabnya karena menahan tangis. Wajah wanita itu tampak sembab dan sayu. Bu Airin yang menyadari telah terjadi sesuatu dengan anak dan menantunya, hanya bisa berusaha menenangkan cucunya.Di pandangnya Candra yang diam menunggu istrinya selesai mengganti popok dan memakaikan jaket pada Putri."Kami pulang dulu, Ma," pamit Tata menyalami mertuanya. Wanita itu menggendong Putri melangkah melewati pintu belakang, agar kerabat lain yang ada di dalam tidak mengetahui keributan mereka.Sebuah taksi online telah menunggu di luar pintu pagar tinggi itu. Rupanya Tata sudah menelepon taksi tanpa sepengetahuan suaminya. "Aku ak
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

Part 119 Pesona Pria Satu Putra

Bela tergesa menghampiri Sabda yang berhenti dan memandangnya. Gadis itu mengulurkan tangannya. "Sudah lama nggak bertemu," ucapnya sambil tersenyum.Sabda tersenyum sebentar, kemudian kembali berbalik dan melangkah lagi. Bela berusaha mengejar dan menyeimbangkan langkahnya di lorong itu."Kapan pindah kantor?" tanya Bela lagi."Belum tahu."Sabda terus melangkah menuju parkiran. Bela masih mengikutinya. "Seminggu lagi kita ada meeting Rapat Umum Pemegang Saham." Lagi-lagi Sabda hanya mengangguk. Sejak dulu ia tahu kalau Pak Pras, papanya Bela, termasuk Bela sendiri sekarang adalah investor di salah satu perusahaan kakeknya. Mereka berdua memiliki beberapa persen saham di perusahaan properti yang salah satu proyeknya akan di tangani oleh Sabda dalam waktu dekat ini.Tadi papanya pun bilang kalau akan ada rapat pemegang saham awal bulan depan. Ada hal yang harus di bahas dan di putuskan di forum penting itu. Tentunya berkaitan dengan investasi para pemilik saham yang akan mempengaruhi
last updateLast Updated : 2022-09-14
Read more

Part 120

Jam dua siang, Sabda kembali ke kantor papanya bersama Anggit. Langkah tegap pria itu jadi pusat perhatian para staf yang duduk di mejanya masing-masing. Pernikahannya yang terungkap hampir setahun yang lalu membuat staf cewek patah hati. Banyak yang diam-diam mencari tahu siapa perempuan yang dinikahi putra bos mereka. Namun banyak yang tidak tahu akan sosok Senja, karena Sabda memang tidak memiliki akun di media sosial. Jadi tidak ada yang bisa stalking tentangnya."Kerjaanmu sudah beres semua, kan?" tanya Pak Prabu pada putranya ketika mereka sudah duduk berhadapan di ruangan pria itu."Sudah.""Ruang kerja kamu sudah siap di benahi. Besok kamu sudah bisa pindah ke sini. Besok jam satu siang kita ada meeting dengan pihak investor dan supplier. Kita cek ke lapangan minggu depan setelah pulang dari rumah mertuamu. Terus kita membuat time schedule yang diperlukan untuk jalannya proyek.""Oke.""Meja kerja Anggit juga ready."Gadis itu mengangguk hormat."Minggu depan sebenarnya ada le
last updateLast Updated : 2022-09-14
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status