“PERGI KAMU DARI RUMAH INI, NAD! INI SUDAH BUKAN RUMAH KAMU LAGI!” Teriak mama Nur pada anak perempuannya bernama Nadhira.“Tapi ma, ini belum empat puluh harinya papa. Nadhira masih mau di sini ma,” jawab Nadhira di tengah isak tangisnya. “Mama sudah tidak ingin melihat wajah kamu lagi Nad! PERGI!” teriak Mama Nur penuh emosi. “Maafin Nadhira ma, Nadhira tahu Nadhira salah. Nad minta maaf, Ma," Nadhira bersimpuh di hadapan mamanya sambil menangkupkan tangannya. Tangisnya pecah. Dia tidak menyangka mamanya akan mengusirnya seperti itu. Mama Nur yang dulu selalu lemah lembut kini seolah menjadi sosok yang asing bagi Nadhira. Tiada lagi panggilan penuh kasih sayang dan tatapan lembut penuh kasih.“Buat apa lagi kamu di sini? Gara-gara kamu papa meninggal! Sekarang kamu sudah jadi istrinya Lik Hanif, jadi kamu bisa pergi dari rumah ini,” sahut Arya, kakak laki-laki Nadhira.“Tapi Kak, Nadhira..” “Aaah.. nggak usah pakai tapi-tapian, lebih baik kamu segera angkat kaki dari rumah ini!
Read more