Pak Hamzah berlutut dan bersimpuh di hadapan ibunya. Keningnya menyentuh lutut wanita tua itu. Dan tangannya merangkul kaki ibunya. Bu Murti terkejut dengan apa yang dilakukan anaknya. Pak Hamzah menangis tergugu di depan ibunya sambil terus meminta maaf.“Hamzah, ini ada apa tho, Le?”Bu Murti tak kuasa mengangkat anaknya Hamzah agar kembali duduk di sampingnya. Namun apalah daya wanita tua hanya bisa mengelus-elus kepala anaknya Hamzah.“Iya Hamzah. Ibu memaafkan semua kesalahan anak-anak ibu bahkan sebelum kalian meminta maaf,” kata Bu Murti sambil terus mengusap kepala anaknya.Pak Hamzah masih menangis seolah belum lega mengeluarkan beban perasaannya.“Maafkan Hamzah Bu, Maafkan Nur, Maafkan Arya juga Nadhira yaa, Bu. Mohon maafkan keluarga kami, Bu,” tangis Pak Hamzah kembali pecah.Bu Murti merasakan kepiluan yang dalam dari suara tangis anaknya. Tak pernah sekalipun Pak Hamzah menangis seperti ini. Bahkan saat Bapaknya meninggal, Hamzah yang paling tegar di antara semua anakny
Baca selengkapnya