Semua Bab ANAKKU MENJADI SAKSI MATA PERSELINGKUHAN SUAMIKU: Bab 61 - Bab 70

92 Bab

Bab 61 Kondisi Rosa

##BAB 61 kondisi Rosa“Menurut hasil Laboratorium, cairan pembersih lantai dan keramik merek tersebut yang sudah dikonsumsi saudari Rosa mengandung asam klorida (HCl) yang dapat melarutkan segala jenis material. Meski hanya mengandung HCl kurang dari 10 persen, cairan itu dapat membunuh. Apalagi kalau diminum dalam jumlah banyak, dengan sengaja. Sedangkan kena tangan saja ada efeknya karena cairan pembersih itu sangat keras,” kata Dokter menjelaskan.Aku dan Hendra saling berpandangan, kami sama-sama menebak apa yang sudah terjadi pada tubuh Rosa.“Cairan itu pun biasa digunakan untuk melebur emas. Selain emas, asam klorida dengan kandungan 90 persen juga bisa melarutkan besi. Efek cairan itu bila diminum dapat melarutkan bagian dalam tubuh. Apalagi tubuh manusia cenderung lebih rentan terhadap cairan-cairan asam. Kalau diminum, dari kerongkongan sampai pencernaan seperti terbakar. Sesudah terbakar, bisa hancur dan jadi larut juga,” kata Dokter dengan detail.Entah kenapa penjelasan D
Baca selengkapnya

Bab 62 Mengerjai Frengky

##BAB 62 Mengerjai Frengky“Sudah, tenanglah. Aku belum kepikiran mau nyelakain kamu, setidaknya untuk sekarang,” ujarku tanpa bebas. Mas Frengky menghembuskan napas panjang, mungkin terasa lega.“Syukurlah!”Tuh, kan. Benar apa yang aku bilang?“Apa kamu sudah tahu, Mas? Kalau Rosa melakukan percobaan bunuh diri?” tanyaku memastikan. Ku ambil pisau yang tergeletak di atas meja, tepat di samping Mas Frengky terbaring lemah.“Maksud kamu? Rosa bunuh diri?” tanya Mas Frengky tak percaya.“Iya!” jawabku sembari mengacungkan pisau ke depan wajahnya.“Nay! Ngapain kamu mainan pisau seperti itu?” sentak Mas Frengky terlihat kaget.“Kenapa? Kamu takut?” ujarku seraya tersenyum. Kembali aku putar-putar pisau kecil dengan gagang berwarna hijau sembari menyeringai.“Nay, jangan macam-macam. Apa maksud kamu bilang kalau Rosa ingin bunuh diri?” “Rosa berusaha menenggak cairan pembersih lantai di kamar mandi sel. Beruntung nyawanya masih bisa tertolong. Kenapa wanita pujaanmu itu begitu bodoh, ya
Baca selengkapnya

Bab 63 Kehadiran Gladys

##BAB 63 Kehadiran Gladys“Gladys? Siapa lagi wanita malang itu?” tanyaku dengan nada meremehkan.“Udah, kamu nggak usah kepo! Dia itu calon menantuku yang kaya dan nggak medit kayak kamu. Yang pasti dia lebih segalanya dari kamu. Emang dikira wanita karir yang sukses Cuma kamu aja?” kata Bu Romlah dengan wajah tak suka.“Bodo amat, aku Cuma kasihan aja. Ada wanita malang yang jadi sasaran keluarga benalu ini. Mudah-mudahan, ya, dia wanita cerdik. Jadi nggak gampang dibegoin sama orang-orang parasit!” ketusku sembari menatap ke arah Bu Romlah lalu bergantian ke Mas Frengky.“Bukan urusanmu, sudah sana kamu pergi! Kamu nggak usah deh datang-datang lagi. Pergi sana yang jauh, nggak usah lagi ikut campur keluarga ini, kamu bukan siapa-siapa lagi!” Bu Romlah menunjukku tak sopan.“Nggak usah tunjuk-tunjuk! Kamu juga bukan siapa-siapaku lagi! Nggak malu dulu ngebaikin aku Cuma karena ingin naik mobil Alphard buat pameran? Kok ada, ya, makhluk macam itu!” ujarku terkekeh.“Kamu benar-benar
Baca selengkapnya

Bab 64 Rasa Lama

##BAB 64 Rasa LamaSebulan berlalu, hubunganku dengan Hendra semakin membaik, kami juga jadi semakin dekat karena kehadiran Vano di tengah-tengah hubungan kami. Ayah dan Ibu sudah kembali ke rumah mereka bersama dengan Carissa. Hubungan Carissa dengan Gilang juga semakin dekat, Carissa hanya tersenyum jika aku menanyakan perihal kejelasan hubungan mereka. Biarlah, mungkin mereka masing ingin menikmati dulu sebelum memutuskan untuk siap berkomitmen.Bu Wak dan Vano tetap tinggal bersamaku, menemani dan melengkapi hari-hariku. Bu Wak juga sudah mulai menerima Hendra, meskipun masih bersikap cuek. Tapi aku yakin Bu Wak sudah memaafkan Hendra. Buktinya dia sudah tak lagi melarang Hendra untuk mendekati Vano. Hidupku terasa lebih ringan dan sempurna kali ini. Mas Frengky sudah kembali ke penjara dengan kondisinya yang sama. Kedua kakinya masih belum bisa digerakkan, tubuhnya semakin hari semakin kurus. Sidang akan digelar beberapa hari lagi. Aku dengar, sih, Bu Romlah menyewa pengacara kon
Baca selengkapnya

Bab 65 Kekasih Reno

##BAB 65 Kekasih RenoAku ingin bertanya lebih, tapi nggak mungkin dengan waktu saat ini. Aku harus segera kembali demi melihat keputusan hukuman yang akan dijatuhkan untuk mereka. Akhirnya aku hanya tersenyum menanggapi Gladys. Wanita itu memang cantik, menawan dan terlihat elegan. Penampilannya berkelas, menunjukkan bahwa dirinya orang yang berada.“Maaf, aku buru-buru. Aku balik ke dalam dulu, ya,” pamitku pada Gladys.Wanita itu mencekal tanganku lembut, dia tersenyum.“Aku juga mau ke sana, kita masuk barengan aja.” Aku bengong, kaget dengan ajakannya baru saja. Tapi aku tak ingin mengulur waktu, dengan cepat hanya anggukan yang kuberikan padanya.Kami melangkah bersama masuk ke dalam gedung. Aku masuk ke dalam barisan kursi, di mana keluargaku sudah duduk rapi di sana. Sedangkan Gladys berjalan ke samping, bergabung dengan Bu Romlah, Reni dan Reno. Bu Romlah menatapku dengan angkuh, aku tahu apa maksudnya. Tentu saja dia ingin memamerkan calon menantunya yang kaya raya. Tapi, a
Baca selengkapnya

Bab 66 Rencana Pertunangan

##BAB 66 Rencana Pertunangan“Kapan acara pertunangan mereka digelar, Mas?” tanyaku pada Hendra. “Minggu depan sepertinya. Hanya keluarga inti. Kamu mau ikut?” tawar Hendra tampak berbinar.“Iya!” Aku mengangguk.“Sip, nanti aku tanyakan dulu dress code nya apa. Biar nggak salah kostum,” ujar Hendra seraya tersenyum.“Keluarga sultan mah beda, ya. Tunangan aja pakai dress code,” ujarku mencebik.“Eh, nggak tentu. Itu sih karena permintaan Maminya Gladys, dia rempong banget. Ini itu harus tertata dengan sempurna. Nggak jauh beda deh Gladys dengan Maminya,” keluh Hendra sembari menghembuskan napas panjang.“Tapi ... aku malu mau datang ke sana,” ujarku ragu.“Malu kenapa? Kamu mau datang ke sana nggak pakai baju?” pertanyaan Hendra justru membuatku tergelak.“Nggak lucu!” sahutku dengan bibir manyun.“Lah terus, kenapa harus malu?” tanya Hendra kebingungan.“Ah ... kamu mah nggak ngerti.”“Tenang saja, aku mengerti kekhawatiran mu. Aku akan memperkenalkan dirimu sebagai temanku, teman
Baca selengkapnya

Bab 67 Bukti Akurat

##BAB 67 Bukti AkuratSetelah berpikir cukup lama, aku memutuskan pulang saja untuk beristirahat. Aku harus mencari cara agar bisa menyelundup ke rumah Bu Romlah, tepatnya di kamar Mas Frengky seperti kata Rosa, ada banyak bukti yang bisa membuat lelaki laknat itu membusuk di penjara. Aku harus bermain dengan cantik, tak bisa gegabah apalagi srudak-sruduk.“Mau langsung pulang?” tanya Hendra. “Iya!” Aku pun mengangguk.“Aku nggak habis pikir, deh, kenal di mana Gladys dengan pria itu? Aku juga bingung, kenapa dari sekian banyak lelaki di dunia ini, dia bisa takluk pada adik Frengky. Keluarga tak punya hati nurani!” desah Hendra memecah keheningan yang tercipta di antara kami.“Iya, aku juga nggak ngeh loh, kalau Gladys yang dimaksud Bu Romlah itu adik tiri kamu!” kataku seraya manggut-manggut.Terdengar Hendra mendesah, menghembuskan napas panjang.Alunan lagu dari tape mobil mengalun lembut, membuat suasana semakin gersang.“Jadi, mantan mertuamu itu sudah sering menceritakan tentan
Baca selengkapnya

Bab 68 Gladys Si Misterius

##BAB 68 Gladys MisteriusSuara pintu minimarket terdorong keluar, Gladys muncul dan tersenyum ke arahku. Dia menyeret kursi dan duduk pas di depanku.Aku menarik napas dalam, entah kenapa berhadapan dengan wanita ini seketika membuatku gugup. Aneh.“Sorry, ya. Tadi ngagetin. Aku nggak sengaja aja tadi melihat Mbak Nayla ada di minimarket sekitar sini, kebetulan aku mau pergi ke rumah Reno, eh malah ketemu Mbak di sini. Dari mana?” tanya Gladys seraya membetulkan letak duduknya dan tersenyum.Aku membuka tutup botol mineral di depanku, meneguknya dengan santai dan menutupnya kembali.“Ehm ... ya ... Aku habis dari rumah Bu Romlah, tapi nggak ada orang. Jadi aku mampir aja ke sini, kebetulan haus.”Gladys menatapku dengan pandangan menyelidik, seperti mencoba mencari celah kesalahan Dari cara bicaraku.“Oh gitu ... kebetulan aku juga mau ke sana, tapi kata Mbak Nayla tadi mereka keluar. Kalau gitu aku juga akan menunggu di sini saja dulu. Oh, ya, Mbak Nayla naik apa ke sini? Nggak mung
Baca selengkapnya

Bab 69 Mencerna Bukti

##BAB 69 Mencerna BuktiKami melewati perjalanan dengan hening, hanya ditemani alunan lagu yang terputar dari tape mobil milik Gladys. Kami hanya berbicara seperlunya, seperti ketika Gladys menanyakan arah jalan untuk menuju ke rumahku dan aku hanya menjawab dengan singkat. Hingga kami telah sampai di pekarangan rumahku.“Oh, ya. Boleh aku minta nomor WhatsApp nggak, Mbak? Untuk kusave, siapa tahu butuh atau perlu next time,” kata Gladys ketika aku sedang melepaskan set belt yang mengikat tubuhku.Aku mengangguk, “Tentu saja.”Aku pun menyebutkan sebaris angka dan Gladys bergegas mengetikkan ke dalam ponselnya.“Oke, sudah aku chat. Save, ya!” katanya dengan senyum sumringah.“Oke!” Aku pun turun dari mobil dan tak lupa mengucapkan rasa terima kasih padanya.“Makasih banyak, ya. Mau turun mampir dulu? Mungkin mau ngincip air di rumahku?” tawarku tentu saja hanya basa-basi.“Nggak usah, deh, Mbak. Aku mau ke rumah Reno. Next time aja kali, ya,” kata Gladys seraya melirikku sekilas.“O
Baca selengkapnya

Bab 70 Misteri Ponsel

##BAB 70 Misteri PonselKembali aku tajamkan pendengaranku, benar itu Gilang sedang berbincang dengan Mas Frengky. Tapi, semakin ke sini suara Gilang semakin tak terdengar jelas. Hanya suaranya yang mengatakan antara iya, tidak dan mungkin, itu saja yang terdengar jelas dalam rekaman. Hal ini tentu saja membuatku semakin penasaran. Tak menunggu waktu lama, aku bergegas memutar rekaman suara yang terakhir, hanya berdurasi tak sampai lima menit.Entah kenapa, perasaanku menjadi tak karuan. Tanganku sedikit gemetar ketika menekan tombol play untuk rekaman suara yang terakhir.Terdengar suara Mas Frengky bersama Rosa. Yang sanggup membuat jantungku terasa berkali lipat lebih cepat dari biasanya.“Bagaimana? Sudah kamu masukkan kan obatnya ke dalam mie instan Cahaya?” Suara itu pertama kali dibuka oleh suara Rosa. “Tenang saja, aman. Malah aku berikan dua kali dari biasanya,” sahut suara Mas Frengky tanpa beban.Keparat! Bagaimana bisa seorang Ayah bertindak seperti itu kepada anak kandun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status