##BAB 52 Mimpi Nayla“Mbak ... Mbak Nayla ... bangun dulu, Mbak,” ujar seseorang yang suaranya samar terdengar di telingaku.“Heh?” Aku menggumam, masih asyik bergelut dengan mimpiku.“Bangun, Mbak!” seru seseorang itu lagi. Kali ini sembari mengguncang-guncang tubuhku sedikit lebih keras.“Ah!” Aku tersentak saat membuka mata kudapati Gilang sedang memandangku dengan wajah aneh.“Loh, kok?” Mataku menatap sekeliling, aku mengucek mataku sekali lagi.Ah ... ternyata hanya mimpi. Syukurlah, ujarku dalam hati.“Kenapa, Mbak?” tanya Gilang penasaran.“Ah ... oh, nggak. Nggak papa,” jawabku sembari bergidik ngeri.Sungguh, serangkaian kejadian yang terputar di dalam mimpiku berasa nyata.“Kamu kok di sini?” tanyaku dengan alis mengkerut.“Maaf, aku lancang, Mbak. Tadi aku gedor Mbak Nayla nggak dengar. Kebetulan pas aku coba buka, pintunya nggak dikunci. Mungkin Mbak Nayla kelupaan. Ini aku bawakan teh hangat sama sandwich, mungkin Mbak belum makan. Ada apa, Mbak? Kamu mimpi buruk?” tanya
Baca selengkapnya