Semua Bab ANAKKU MENJADI SAKSI MATA PERSELINGKUHAN SUAMIKU: Bab 31 - Bab 40

92 Bab

Bab 31 Penggerebekan

##BAB 31 Penggrebekan“Oh, jadi mereka ini suami istri, ya, Bu? Cocok banget, ya. Perfect!” ujarku dengan nada terkagum.“Loh, katanya Mbak ini temennya. Masak yo ndak tahu kalau Rosa udah bersuami, bahkan juga punya anak udah besar loh, perempuan. Cantik anaknya, menggemaskan,” ujar Ibu penjaga warung.“Maaf, Bu Sita. Bisa Ibu tinggalkan kami sebentar? Soalnya saya mau menjamu tamu saya ini. Kasihan habis dari perjalanan jauh,” kata Rosa dengan tatapan mengiba.“Oh, ya, ya. Baik, silakan. Saya pamit aja kalau gitu,” kata Ibu penjaga itu yang aku ketahui dari Rosa bernama Bu Sita.“Nggak usah, Bu. Mumpung ada Ibu Sita di sini, saya mau tanya-tanya dulu perihal penting!” kataku mencegah Bu Sita yang hendak melangkah pergi.“Lah, nopo, toh, Mbak? Saya harus kembali bekerja noh, bikin jajan buat nanti sore. Kalau nggak gitu nanti nggak bisa beli ikan buat besok. Maaf, orang suami saya Cuma ngojek. Jadi penghasilannya nggak nentu. Saya harus bantu-bantu gitu,” ujar Bu Sita menjelaskan.Bu
Baca selengkapnya

Bab 32 Sanksi Sosial

##BAB 32 Sanksi Sosial“Bunda ja—hat!” ucap Cahaya sembari menatapku dengan kecewa.Seketika tubuhku ingin pingsan, mendengarkan ucapan anak kandungku yang membela pelakor.“Jangan sakiti Tante Rosa!” teriak Cahaya melepas pelukanku dan menghambur ke pelukan Rosa.Rosa memeluk Cahaya dengan erat, tangisnya tumpah. Mereka menangis bersama.Para warga pun yang sudah berdiri di depan Rosa hanya mematung, tak berkutik. Mereka saling pandang dengan wajah penuh tanya.Aku melengos, tak berani menatap mata Cahaya. Tangis ku ingin pecah melihat kedekatan Rosa dan buah hatiku.“Loh, kenapa anak itu malah membela pelakor?” tanya Bu Sita dengan alis mengkerut.“Iya, kok aneh. Kenapa ...?” Para warga saling berbisik satu sama lain. Kini mereka beralih menatapku dengan pandangan menyelidik.“Bunda jahat, Bunda nggak sayang sama Aya, kenapa Bunda datang ke sini malah marahin Tante Rosa? Apa salah Tante Rosa sama Bunda? Aya beneran benci sama Bunda. Bunda orang yang jahat, Bunda masuk neraka aja, n
Baca selengkapnya

Bab 33 Kedatangan Carissa

##BAB 33 Kedatangan CarissaSudah dua hari setelah kejadian ricuh di kontrakan penghianat, aku tak lagi mendengar kabar mereka.Biarlah, aku ingin hidup tenang mulai saat ini. Akan aku perjuangkan apa pun yang mau diperjuangkan. Itu slogan hidupku saat ini.Setelah mengguyur tubuhku di bawah guyuran shower, aku bergegas memakai setelan kantor untuk pergi ke butik. Setiap hari aku pergi ke sana, untuk memantau langsung perkembangannya. Semenjak launching prodak tempo lalu, pelanggan butikku pun membludak. Jadi, aku harus tetap ikut turun tangan untuk memantau kualitas yang selama ini menjadi prioritas.Aroma masakan Bu Wak sungguh menggugah seleraku, ini lah alasanku juga tak begitu pusing memikirkan rumah tanggaku. Karena sudah ada Bu Wak dan Vano yang melengkapi hariku.Aku melihat ada pepes ikan tongkol, sayur asem, sambal goreng ati ayam dan sambal terasi. Tak lupa kerupuk sebagai pelengkap.Wah, menu enak paket lengkap ini, mah, ceritanya.Bergegas aku menyendokkan nasi ke atas pi
Baca selengkapnya

Bab 34 Tanda Lahir

##BAB 34 Tanda Lahir“Mbak tahu dari mana, nama lengkapku?” tanya Rosa gusar.Aku tersenyum, memandangnya penuh arti.“Apa yang tidak aku ketahui tentang kamu, Nia?” ujarku sarkas.Rosa semakin belingsatan, raut wajahnya dipenuhi kecemasan.“Nia?” ucap Mas Frengky dengan alis mengkerut.“Iya, pacar kamu ini Nia panggilannya kalau di kampung!” kataku penuh penekanan.“Mas, nggak usah diladenin. Kurasa wanita ini benar-benar sudah hilang kewarasannya!” kata Rosa dengan ketus.“Pergi dari sini. Frengky, seret istrimu ini untuk menjauh dari sini. Ibu nggak mau lagi melihatnya!” bentak Ibu mertua yang membuat dada ini sesak.“Oh, apa semudah ini kamu membuang ku hanya karena aku tak lagi banyak uang?” tanyaku menatap Ibu mertua dengan berani.“Kamu? Nggak sopan, ya! Dasar wanita nggak tahu diri. Pantas saja jika anakmu tak sudi ikut denganmu. Wanita jahanam sepertimu tak pantas dipanggil Ibu!” jawab ibu mertua.“Lalu, apa wanita seperti kamu juga pantas dipanggil Ibu?” tanyaku dengan senyu
Baca selengkapnya

Bab 35 Kenyataan

##BAB 35 Kenyataan“Mbak, kenapa?” tanya Carissa terlihat bingung menatapku dan kemudian beralih menatap Bu Wak.Aku hanya menggeleng, lidahku rasanya sudah capek dan malas jika harus menjelaskan ulang.Seakan mengetahui suasana yang terjadi, Carissa menuntun dan membawaku masuk ke dalam kamar.Bu Wak masih terlihat syok, dia terduduk di lantai sambil terisak. Sepertinya kenyataan yang baru saja terkuak cukup berat menghantam dadanya.“Minum dulu, Mbak!” kata Carissa menyodorkan segelas air putih kepadaku.Aku menenggaknya sedikit, lumayan bisa membuatku bernapas lega. “Kenapa, sih?” tanya Carissa masih terlihat kepo dengan insiden di ruang tengah tadi.Siapa yang tidak kepo melihat dua orang saling menangis dan terdiam.“Bu Wak ternyata ibu kandung Rosa, putri Bu Wak yang selama ini kabur dan tak kembali itu Rosa, perusak rumah tanggaku. Dan Vano adalah darah daging Rosa dengan pacarnya dulu. Kenapa dunia rasanya sempit begini ya, Dek?” tanyaku dengan senyum samar.“Itu yang dinamak
Baca selengkapnya

Bab 36 Terbongkar

##BAB 36 Terbongkar“Nia ....”Rosa menggigit bibir bawahnya dengan keras. Ia tampak ragu, gestur tubuhnya seperti ingin memeluk Bu Wak. Namun, logikanya menolak untuk melakukan itu.Apalagi saat melihat Vano yang tampak menggemaskan. Matanya berkaca-kaca melihat batita yang sedang asyik memegang kembang gula.“Siapa, Ros? Ini Ibumu?” tanya Bu Romlah yang tiba-tiba saja sudah berdiri di sebelah Bu Wak.“Wah, besanku ternyata orang kaya, loh. Jadi selama ini kamu jadi pembantu Cuma nyamar, ya? Pantas ketika kemarin aku menyuruh Rosa untuk menghubungi Ibunya, dia bilang Ibu sedang sibuk panen berlimpah.” Bu Romlah mengayunkan kipas di depan wajahnya. “Terus ini siapa? Adikmu, ya? Lucu banget, menggemaskan!” imbuh Bu Romlah tampak ramah.Aku dan Carissa hanya saling pandang dengan tatapan penuh arti. Ingin rasanya aku terbahak untuk menertawakan mereka.Rosa tak menyahut, dia masih sibuk merangkai kata-kata untuk mengelak, mungkin.“Lihat ya, kalian semua. Terbukti anakku ini si Frengky
Baca selengkapnya

Bab 37 Pernikahan Rosa

##BAB 37 Pernikahan RosaSetelah beberapa menit kami semua tercengang karena penuturan Bu Wak, para tamu undangan saling berbisik dan mengangguk-angguk. Sepertinya topik ini akan menjadi perbincangan hangat esok hari, atau mungkin menjadi viral. Namun aku tak yakin ada yang merekam rangkaian kejadian tadi, mengingat semuanya seakan terhipnotis dengan ketegasan Bu Wak.“Mas ... aku bisa jelasin!” tegas Rosa menatap dalam ke arah Mas Frengky.Yang ditatap hanya mengangkat tangan, menyuruh Rosa untuk diam.“Kamu yakin mau sama janda bodong yang miskin? Mantan pembantu lagi!” ujar Bu Romlah seraya memandang rendah.Mas Frengky hanya terdiam, berulang kali dia terlihat mengusap wajahnya dengan kasar.“Mending batalin aja, deh, Mas. Buat apa menikah sama orang miskin. Nambahin susah aja, mana udah janda plus anak lagi!” cicit Reni ikut-ikutan tak setuju.“Tauk, segitunya banget kamu jadi laki. Ngelepas Mbak Nayla yang kaya, malah dapet rakyat jelata. Lihat, nih, aku. Pacarku ini orang kaya,
Baca selengkapnya

Bab 38 Bersama Cahaya

##BAB 38 Bersama CahayaTak sampai satu jam, Carissa sudah datang menjemputku. Setelah berpamitan untuk berbasa-basi karena membawa Cahaya, kami pun segera meluncur pulang ke rumah.Rosa tampak ayem-ayem saja. Wajahnya memancarkan aura bahagia yang mendalam. Mungkin dia benar-benar mencintai Mas Frengky, tapi kenapa dia tetap saja tak peduli pada Vano, yang merupakan putra kandungnya sendiri. Malahan dia begitu sayang dengan Cahaya, yang bukan siapa-siapa, bahkan tidak ada ikatan darah sedikitpun dengannya.Aku jadi merasa aneh, apa dia ada misi tersendiri sayang dan perhatian kepada Cahaya? Atau mungkin itu hanya sikapnya yang pura-pura?Aku tak mau ambil pusing, mending aku menikmati waktu bersama Cahaya. Mumpung putriku masih mau ikut denganku.Aku memilih duduk di jok belakang bersama Cahaya, biar Carissa dengan Gilang yang berada di depan. Aku sampai lupa menyadari, kenapa dua insan itu terlihat akrab? Seperti sudah lama saling mengenal.Dari pada aku penasaran, mending kutanyaka
Baca selengkapnya

Bab 39 Tes Psikolog Cahaya

##BAB 39 Tes Psikolog CahayaWaktu dua jam terasa sangat lama bagiku saat ini. Cahaya sampai terlelap setelah melahap burger. Tadi kami sempat mampir ke kedai makanan cepat saji untuk mengisi perut dan berharap bisa untuk membunuh waktu. Namun tetap saja, setelah kembali ke klinik, hasil belum juga keluar. Kami masih harus menunggu beberapa menit lagi.Aku jadi kasihan sama Gilang, pria itu sudah cukup banyak membantuku. Dia lelaki yang baik dan ikhlas, pasti akan menjadi suami dan ayah yang bertanggung jawab kelak untuk keluarga kecilnya.Carissa berjalan maju mundur sembari memainkan ponsel, kepalaku sampai bingung melihatnya yang enggan duduk.“Kamu ngapain sih, maju mundur udah kayak setrikaan, Mbak jadi puyeng. Sini, duduk!” ajakku menepuk kursi kosong di sebelahku.“Nggak, Mbak. Aku tambah kepikiran kalau duduk. Rasanya nggak tenang, kenapa tiba-tiba aku yang jadi deg deg an, ya?” tanya Carissa dengan sorot mata yang sendu.Aku pun hanya mengedikkan bahu, memang di sini hanya ka
Baca selengkapnya

Bab 40 Kondisi Cahaya

##BAB 40 Kondisi CahayaSayup-sayup kudengar suara beberapa orang berbincang-bincang. Aroma minyak kayu putih pun mulai tercium nyengat di hidungku. Kurasakan kepalaku berdenyut, tubuhku lemas.Perlahan aku membuka mata, ada Carissa dan Bu Wak sedang menungguku.“Alhamdulillah, sudah sadar, Mbak!” seru Carissa seraya mengelus dada.“Jangan banyak pikiran, Nak. Serahkan semua ke Allah, pasrah dan ikhlas.” Bu Wak membelai lembut rambutku.Aku masih bingung, apa yang sudah terjadi denganku?Mencoba mengingat kembali kejadian demi kejadian yang aku alami tadi.Ah ... ya, bukankah tadi aku berada di rumah sakit? Lalu, kenapa sekarang sudah berada di rumah?“Mbak Nayla sudah enakan? Apanya yang sakit? Masih pusing?” tanya Carissa terlihat khawatir.“Ehm ... sudah mendingan. Kenapa aku sudah di rumah?” kataku balik bertanya.“Iya, waktu Mbak Nayla pingsan tadi, aku bergegas memanggil Gilang. Akhirnya Mbak digotong deh masuk ke dalam mobil dan dibawa pulang sama kita. Mbak tenang aja, udah Ca
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status