POV Hasan"Mas ... bangun," suara lembut memanggil namaku. Mataku masih terpejam menikmati kebahagian. Sebenarnya, aku masih enggan membuka mata. Bukan tanpa alasan aku tidak mau membuka mata, tapi saat ini aku sedang merasakan indahnya keluarga bersama anak dan istriku."Mas, bangun. Sudah hampir jam tujuh." Suara itu menyapa lagi. Aku tersenyum, ternyata ini bukan mimpi, tapi nyata. Istriku membangunkanku. "Iya, Sayang, Mas bangun. Zulfa sini, Nak peluk Bunda sama Ayah. Aku mencium pipi putriku, lalu beralih pada dahi istriku. Terima kasih, Mila."Brak!Mataku langsung terbuka. Aku sudah terduduk di atas lantai, ternyata Iren menendang ku."Aduh ... sakit. Kamu tuh apa-apaan sih, Ren!" bentakku seraya mengangkat badan berdiri. Pinggang terasa nyeri karena terhempas kuat."Kamu tuh yang apa-apaan, Mas! Aku capek bangunin kamu dari tadi kamu hanya senyum-senyum nggak jelas, taunya lagi mimpiin Mbak Mila," oceh Iren panjang lebar."Kamu tuh nggak ngehargain aku banget ya, Mas. Kamu
Last Updated : 2022-10-04 Read more