“Yajna, Enda, Sena, dengarkan aku. Boneka dewa Atma ada disini. Itu satu-satunya kesempatan kita untuk memenangkan pertempuran ini.” bisik Ragnala. Tatapannya masih tertuju pada Jayendra, tetapi dia memberi isyarat sekitar 50 kaki di arah tenggara terdapat seorang prajurit bertudung yang berjalan ringkih menuju panggung.Prajurit bertudung itu bukanlah prajurit Kanezka, melainkan boneka dewa yang dimiliki keluarga bangsawan Atma. Boneka dewa sakti ini dapat meniru bentuk, rupa, dan kemampuan siapapun yang dia sentuh, kecuali pendekar dunia arwah. Ragnala tidak tahu kenapa boneka dewa Atma ada disini, tetapi dia dapat menggunakan itu untuk memenangkan pertempuran ini.Yajna, Enda, dan Sena kala itu mengerti maksud Ragnala. Mereka sengaja sunyi agar Jayendra tidak curiga dengan rencana mereka. Kalau Jayendra berhasil menghancurkan boneka dewa Atma, maka semua harapan akan pupus.“Sena, kau harapan kami. Amankan boneka dewa Atma sampai ke jasad Tu
Read more