Home / Romansa / Istri Rahasia Kepala Sekolah / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri Rahasia Kepala Sekolah: Chapter 11 - Chapter 20

301 Chapters

Bab 11

Tak terasa petang beranjak. Setelah membeli buket bunga, Aldino mengajak Malati pergi ke sebuah rumah sakit kota yang elit. Namun sebelumnya mereka memutuskan sholat magrib di masjid agung.Ia akan mengunjungi kekasihnya yang sedang dirawat di rumah sakit. Hampir setiap minggu ia membesuknya demi mengobati rasa rindu yang meradang.Kakinya mengayun lesu setiap kali datang ke sana. Sejujurnya ia tak tega melihatnya namun ia selalu ingin mengetahui kondisinya. Apakah ada perkembangan atau tidak. Ia berharap ada sebuah keajaiban yang hadir! Karena doa-doa Aldino senantiasa melangit untuk kekasihnya!Aldino memarkirkan kendaraannya di area parkir rumah sakit dan meminta Malati untuk menunggu di mobil.“Mala, kau tunggu di sini! Jangan kemana-mana!” Begitulah Aldino memperingati Malati seperti pada anak kecil.Seperti biasa Malati hanya akan mengangguk untuk menjawab, namun ketika teringat Aldino yang selalu marah melihat responnya maka kini Malati mulai bersuara.“Iya, Pak! Saya akan m
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

Bab 12

Malati mulai merasa jenuh dan letih menunggu Aldino yang keluar meninggalkannya selama lebih dari tiga puluh menit. Beberapa kali Malati menengok jam pada arloji yang melingkari di pergelangan tangan kanannya. Namun Aldino tak urung datang.Bukan tanpa alasan, hari ini jadwal kegiatan Malati sangatlah padat. Pagi hari ia mengikuti jadwal kuliah. Sore hari ia harus mengajar adik kelasnya di MA Al Fatma.Perutnya sudah keroncongan karena tak sempat makan siang. Rasanya ia ingin segera pulang bersantap malam dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Untuk mengusir rasa suntuk dan lapar, Malati membaca buku. Sudah tiga buku berjilid tebal yang ia baca. Malati yang diberkati daya ingat yang kuat tak butuh waktu lama dalam membaca sebuah buku. Hanya dengan membaca sekilas, ia bisa memahami isi buku. Tiba-tiba merasa ada panggilan alam. Ia ingin buang air kecil. Namun ia khawatir jika Aldino datang saat ia tak menunggunya. Ia takut Aldino marah karena sifat aslinya temperamen. Oleh karena
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more

Bab 13

Malati tersentak kaget ketika tubuhnya tiba-tiba melayang ke udara. Tanpa seijinnya, ke dua tangan kekar Aldino membopong tubuhnya. Tatapannya yang tajam kini berubah menjadi teduh.Karena khawatir jatuh, reflek, tangan Malati mencengkram baju Aldino, berpegangan.“Pssttt! Jangan berisik! Apa kau tak lihat Bude Ratna sedang memperhatikan kita,” lirih Aldino.Malati pun menutup bibirnya rapat-rapat. Ia masih berupaya keras menormalkan debaran jantungnya yang tiba-tiba jedag-jedug. Ekor mata Malati menangkap sosok wanita tengah berdiri mematung dekat lemari pendingin. Mungkin Bude Ratna kehausan sehingga mengambil air dingin di sana.Namun Malati seringkali dibuat pening tiada ampun dengan tindakan Aldino yang berada di luar nalar. Penuh kejutan dan tak bisa ditebak!Mengapa harus ada adegan menggendong. Lama kelamaan Malati mulai berpikir jika Aldino diam-diam merupakan penggemar drakor. Pikirannya mungkin dipenuhi oleh adegan-adegan roman picisan. Usia boleh tua tetapi jiwa masih mu
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Bab 14

Malati tersenyum mendengar pertanyaan Bude Ratna. Ia pun menjawab dengan penuh keyakinan.“Biasa Bude. Kami menghabiskan waktu jalan-jalan di luar. Kami makan malam dan berhenti di masjid agung untuk menunaikan sholat.”Tangan Aldino menggapai lemon tea tanpa gula dan meneguknya perlahan.Ia merasa tenang dengan jawaban Malati. Untung saja sebelumnya Malati sudah dibreafing terlebih dahulu. Aldino seorang guru yang berwibawa dan pemaksa sedangkan Malati murid yang cerdas namun penurut sehingga menjadikan mereka kombinasi yang cocok.“Bude dan Eyang, kami berangkat,” ujar Aldino tampak masam, tak seperti biasanya. Ia langsung menggamit tangan Malati untuk ikut bersamanya.Eyang Waluyo hanya menatap dingin cucunya. Ia memang tak pandai berbasa-basi.“Al, Bude mau menginap di rumah Mas Dirga!” seru Bude Ratna sesaat mereka pergi. Malati masih bisa mendengar perkataan Bude Ratna. Ia merasa tak enak hati karena meninggalkan meja makan begitu saja. Namun hidupnya kini tergadaikan pada so
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

Bab 15

“Hei, beraninya kau ikut campur urusan orang?” seru salah satu teman Siska menatap Malati yang berdiri di hadapan mereka.Malati mencari mati.Leni-wanita yang dianggap mencuri kalung sampai menoleh padanya dengan tatapan yang berbinar. Ia lantas meminta teman yang lain untuk tidak meninggalkan kedai terburu-buru. “Tunggu! Mungkin anak ini melihat siapa pelaku yang menaruh kalung dalam tasku.”Leni berusaha membujuk kawan-kawannya, terutama Siska yang sudah ia anggap bestie. “Siska, please!” Ia mengatupkan ke dua tangannya di dada. Berharap semua percaya padanya.Siska dan teman-temannya yang lain lantas mengerumuni Malati seperti pasukan semut yang tengah mengerumuni gula merah.Keringat dingin mulai menetes dari pelipisnya. Untuk pertama kalinya Malati merasa diserbu kegugupan yang tinggi karena menjadi pusat atensi. Jantungnya juga berpacu kencang. Namun ini adalah kesempatan perdana baginya untuk menguak sebuah kasus sederhana. Bukankah Malati ingin sekali menguak kasus kematian
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

Bab 16

Tunggu?!Malati menyadari seseorang tengah menguntitnya. Dengan keahliannya berlari, Malati mengubah arah tujuan kepergiannya. Menyeret tubuh mungilnya, Malati memilih berbelok dan bersembunyi di balik salah satu rumah yang belum layak ditinggali. Rumah baru itu sudah berdiri kokoh tetapi belum dicat dan dipagari.Ia menundukan tubuhnya di balik gundukan pasir, sisa bangunan. Batinnya berisik, merapal doa. Semoga Aldino tak menyusulnya hingga menemukannya di sana.Meskipun sejujurnya ia agak gamang.Hidung Aldino yang mancung seolah bisa mencium aib para murid. Ia bisa mengendus sesuatu yang tak beres-terjadi pada anak didiknya tanpa harus berusaha sangat keras apalagi mencak-mencak!“Ya Allah, semoga Pak Aldino tidak bisa menemukanku. Amin,” ucap Malati menyandarkan punggungnya pada balok kayu yang tersusun rapi di balik gundukan pasir.Sisi lain, Aldino terus melebarkan matanya, mencari istri kecilnya yang menghilang begitu cepat.“Hem, Malati, awas kau! Aku akan mencari tahu siapa
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Bab 17

Atmosfer di sekitar ruangan Mr Bon hening. Helaan nafas halus sekalipun bisa terdengar.Malati sibuk memperhatikan berkas yang ia pegang dengan tangan yang mendadak tremor, sedangkan Mr Bon memperhatikan gadis mungil itu dengan pikiran liarnya.“Malati, jaga pandanganmu! Kau kini telah menjadi wanita bersuami meski belum terpublikasi!”Mr Bon berdiri dan ia menjentikkan jarinya di depan kening Malati.“Oough!”Malati tak terima tuduhan kejinya. Sontak, ia mencebikkan bibirnya kesal.Mr Bon telah salah paham padanya. Malati tidak sedang mengagumi foto pria dewasa itu yang memiliki tubuh atletis nan ideal serta berwajah tampan, namun ia tengah berusaha meyakinkan dirinya sendiri apakah pria di foto dengan biodata yang tercantum di berkas itu Aldino Tama Waluyo yang sama dengan pria yang baru dua hari menikahinya.Malati menajamkan indera penglihatannya, ia membaca ulang hingga tiga kali. Tertera nama biodata dan foto jelas tak mungkin berdusta.Aldino Tama Waluyo ternyata bukan orang se
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Bab 18

“Mala!” panggil seseorang dari arah belakang.Leher Malati terasa berat namun dipaksakan menoleh, “eh, Pak, sudah lama? Menunggu?”“Baru, saya barusan ketemu teman lama saya yang ternyata tinggal di perumahan ini,” jawab Aldino dengan santai namun suaranya tetap terdengar intimidatif di telinganya.Malati lekas mengekori langkah Aldino, masuk ke dalam mobil. Dengan kecepatan sedang, Aldino menjalankan mobilnya menuju Komplek Perumahan Spring Hills.Rumah terlihat sepi setiba mereka menginjakkan kaki di sana. Malati baru teringat jika Eyang Waluyo dan Bude Ratna menginap di kediaman Dirgantara, anak angkatnya Eyang Waluyo.Mereka memasuki rumah tanpa basa-basi. Namun Malati teringat soal belanjaannya yang ditaruh di bagasi mobil. Lekas ia menghampiri Aldino yang sudah berjalan lebih dulu menaiki anak tangga menuju kamar.“Pak, eh, Mas, pinjam kunci mobil. Aku mau bawa belanjaanku di dalam bagasi.”Malati mengatakan itu dengan sungkan. Di dalam rumah ia harus memanggil Mas dan di luar r
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Bab 19

Eyang Waluyo lebih banyak diam ketika berada di dalam pesawat. Tatapannya kosong, padahal ke dua netra yang sudah lamur itu terpancang pada layar persegi yang menayangkan acara favoritnya: berita harian market, saham dan investasi.“Mau minum?” Di sampingnya Bude Ratna terus mengawasi gerak-gerik ayahnya. Karena usia ayahnya yang sudah terlampau tua, ia menjadi lebih waspada dan memberikan perhatian yang lebih padanya.Eyang Waluyo masih bergeming. Jika demikian, ia sedang berpikir keras. Di antaranya pemicu bisa dari masalah perusahaan dan cucu kesayangannya.Bude Ratna dengan sigap menyematkan selimut pada ayahnya yang terlihat ingin tidur beberapa detik kemudian. Eyang Waluyo masih tetap bergeming. Hingga guncangan turbulensi di atas lapisan stratosfer, tepatnya 35000 kaki di atas bumi mengusik lamunannya.Beberapa penumpang pesawat menjerit ketakutan dan sisanya berdzikir mengingat Tuhan. Ya, terkadang saat-saat genting dan darurat menyebut namaNya.Beruntung mereka berada di kel
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Bab 20

Bab 20Malam itu sekitar pukul satu malam, suasana kompleks perumahan Spring Hills terlihat sepi. Semua penghuninya tampaknya sudah terjerembab dalam bunga tidur.Hanya terdengar suara hembusan angin yang berdesak-desakan menggoyangkan pohon ketapang-yang sebagian besar menghuni perumahan di sisi kanan dan kiri jalan.Jarak satu rumah dengan rumah yang lain cukup jauh sehingga andaikata ada orang yang karaoke sekalipun takkan terdengar ke rumah yang lain.Rumah mewah bergaya mediterania merupakan rumah yang berlokasi paling ujung. Terlihat sepi dan minim penghuni. Setelah melakukan observasi selama dua minggu, para perampok yang menjadi bromocorah incaran polisi itu kini memutuskan target mereka pada rumah milik Eyang Waluyo, setelah sebelumnya mereka melakukan aksi mereka di perumahan elit lainnya. Mereka melakukannya dengan random, tak bisa ditebak namun dengan pola yang sama.Komplotan itu bahkan sudah mengetahui seluk beluk rumah itu dari orang dalam yang kemudian diajak kerja sa
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more
PREV
123456
...
31
DMCA.com Protection Status