Share

Bab 20

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 20

Malam itu sekitar pukul satu malam, suasana kompleks perumahan Spring Hills terlihat sepi. Semua penghuninya tampaknya sudah terjerembab dalam bunga tidur.

Hanya terdengar suara hembusan angin yang berdesak-desakan menggoyangkan pohon ketapang-yang sebagian besar menghuni perumahan di sisi kanan dan kiri jalan.

Jarak satu rumah dengan rumah yang lain cukup jauh sehingga andaikata ada orang yang karaoke sekalipun takkan terdengar ke rumah yang lain.

Rumah mewah bergaya mediterania merupakan rumah yang berlokasi paling ujung. Terlihat sepi dan minim penghuni.

Setelah melakukan observasi selama dua minggu, para perampok yang menjadi bromocorah incaran polisi itu kini memutuskan target mereka pada rumah milik Eyang Waluyo, setelah sebelumnya mereka melakukan aksi mereka di perumahan elit lainnya. Mereka melakukannya dengan random, tak bisa ditebak namun dengan pola yang sama.

Komplotan itu bahkan sudah mengetahui seluk beluk rumah itu dari orang dalam yang kemudian diajak kerja sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Camel
next UP cant wait
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 21

    Kraaak, Ranting pohon terinjak oleh sepasang sepatu boots berbahan kulit penuh lumpur. Tangannya yang besar menyingkirkan tanaman pakis hias yang menghalangi jalannya. Pria bertubuh besar itu terus berjalan hingga melintasi curug sembari memanggul karung berisi sosok wanita yang disumpal mulutnya. Setelah tiba di tempat eksekusi, sebuah pondok yang berada di tengah hutan pinus yang menembus langit. Ia pun mengeluarkan wanita itu dan mulai mendudukannya layaknya tahanan. Wanita berparas cantik itu didudukan di atas kursi seperti tahanan psikopat. Tangannya diikat ke belakang kursi dan kakinya juga diikat dengan tali. Ia sudah terlihat lemah karena sudah tiga hari tidak makan dan minum. Tubuhnya nyaris tak bertenaga. Namun wanita itu tetap teguh pada pendiriannya, ia memilih bergeming karena memberontak pun sia-sia. Ia sudah menghabiskan waktunya dengan memukul, menendang hingga mencakar. Namun tetap saja pria itu tak dapat dilawan. Bukan tanding seorang wanita meski wanita itu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 22

    Tubuh yang lemah akibat demam yang naik turun membuat Malati seketika tumbang. Ia pasrah ketika ia harus tidur kembali satu ranjang dengan pria yang kini menjadi suaminya.Suara hembusan angin terasa menggelitik bulu romanya. Pun, sayup-sayup suara merpati yang berdekut tertangkap telinga.Mata Malati terasa berat sekedar terbuka. Sinar matahari dengan lancang menyusup melalui celah jendela balkon dan menggoyangkan tirai vitrase. Menghalau rasa dingin yang menusuk-nusuk, tubuhnya semakin tenggelam ke dalam selimut tebal padahal pendingin ruangan sejak semalam dimatikan.Malati merasa hangat namun ia harus bangun karena teringat ia harus pergi kuliah. Namun kepalanya berat luar biasa dan matanya sulit terbuka.Perlahan mata karamel Malati menyesuaikan dengan cahaya, seketika ia terkesiap ketika ia saat ini berada dalam pelukan pria besar.Aldino entah sejak kapan memeluknya dengan erat. Matanya terpejam rapat dengan suara dengkuran yang halus. Perlahan, Malati menyingkirkan ke dua ta

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 23

    Malati merasa kesal atas perlakuan Aldino yang menahannya pergi kuliah. Atas dasar apa ia mulai mengintervensi urusannya? Mengapa juga menahannya?Malati menyusun rencana, bagaimana jika ia keluar diam-diam menyusup melalui pintu balkon. Ia hanya butuh nekad. Namun segera ia menggelengkan kepalanya cepat. Kamar Aldino berada di lantai dua. Oleh karena itu untuk bisa keluar dari kamar itu, Malati harus meloncat ke bawah.Ide buruk!Malati takut ketinggian dan ia bukanlah ninja yang pandai meloncat dari ketinggian dan memanjat tembok. Jika ia nekad meloncat sudah bisa dipastikan ia bahkan takkan masuk kuliah lagi, berakhir di ruang ICU.Alhasil, Malati akhirnya duduk manis di bangku belajar. Sebentar, ia baru sadar jika sudah ada meja belajar disediakan di sana. Entah sejak kapan.Seingat Malati kamar Aldino yang luas begitu hanya diisi oleh kasur berukuran king size dan meja rias sehingga terlihat luas. Namun sudahlah Malati tak mau ambil pusing. Memikirkan tindak tanduk kepala sekolah

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 24

    Malam yang kelam tanpa gemintang. Dersik angin menyapu dedaunan kerontang hingga kenangan.Wanita itu merintih kesakitan. Berupaya keras mengeluarkan suaranya meskipun senantiasa gagal. Hanya pita suaranya saja yang bergetar dan tatapan merana penuh asa.“Kau siapa?” tanya Malati pada sosok wanita yang mirip dengannya, Xie Mei Ling.Wanita yang tengah duduk di atas kursi hukuman itu hanya mencongak dan menyematkan senyuman tipis meskipun mulutnya disumpal. Wajahnya samar. Hanya terlihat matanya segaris menyipit pertanda ia tersenyum dalam deritanya.Secarik kertas terbang begitu saja, menyentuh wajah Malati sebelum dirinya tiba di hadapan Xie Mei Ling.Malati menemukan sebuah nama yang tertera di ujung kertas itu. Maya.Penasaran, Malati mendekatinya dan berusaha melepaskan ikatan tangan dan kakinya, ingin bertanya siapakah orang yang bernama Maya?Malangnya, sebelum Malati mendekati wanita berwajah oriental itu, pria berwajah sangar menghadangnya dan melemparkan senyum smirk pada ga

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 25

    Ali mendekati Aldino dengan melayangkan tatapan yang menghunus tajam. Sementara itu Aldino syok akan kehadiran Ali. Mengapa bisa bertemu di tempat itu? Padahal restoran itu cukup dekat dengan rumah yang ditinggali-tempat yang dianggap paling aman membawa Malati. Dengan pertimbangan tempat itu private.Aldino berusaha tenang dan memasang wajah minim ekspresi.“Hai, Ali! Kebetulan kita bertemu di sini,” ucap Aldino tanpa merasa terintimidasi.Saat Ali menyapa Aldino, Malati tengah memunggunginya sehingga tak terlihat wajah Malati. Ali hanya melihat Aldino duduk berdua di sana bersama seorang wanita berhijab.Malati yang baru sadar dengan apa yang ia dengar, menaruh kembali menu masakan di atas meja. Lantas, ia berkata pada Aldino dan mengabaikan Ali yang berdiri di belakangnya.“Pak Aldino, terima kasih lowongan kerjanya. Sepertinya tamu Bapak sudah datang. Saya terima surat perjanjian kontrak mengajar Matematika adik kelas. Tapi, saya tidak bisa mengajar Fisika. Assalamualaikum?!” uca

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 26

    “Apa kau tak perhatikan? Ada yang aneh dengan Pak Aldino dan istrinya?” ucap salah satu ART di ruang tamu. Seorang wanita sepantaran Mbok Darmi yang sedang mengepel lantai.“Emang ada yang aneh apa?” tanya ART yang berusia sepantaran Malati.“Saya lihat kok cara jalannya Mbak Malati biasa aja? Sejak pertama datang ke sini. Um, biasanya kan kalau habis malam pertama jalannya agak ngangkang begitu. Apalagi, Pak Aldino bertubuh tinggi besar pasti anunya juga besar! Tapi … Mbak Malati biasa aja ya?” sewot wanita itu dengan terkikik geli.“Teh Lilis, kotor ih pikirannya,” jawab Lina-ArT yang bertugas membersihkan furniture.“Bukan kotor! Tapi agak kotor,” sahutnya dengan terkekeh lagi. “Neng Lina mah masih perawan jadi gak bakalan ngerasain sakit sekaligus nikmatnya malam pertama. Apa jangan-jangan mereka belum melakukan malam pertama ya?”Lilis mengetuk-mengetuk jarinya di keningnya.“Hus! Jangan ngomong sembarangan! Ya, mungkin tiap perempuan beda-beda.”Lina kembali mengelap meja denga

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 27

    Malati merasa iba setelah mendengar pengakuan Lina yang mengatakan bahwa dirinya ‘orang dalam’ yang bekerjasama dengan perampok. Lina mengaku orang yang membocorkan informasi soal rumah Aldino termasuk orang yang berperan dalam melumpuhkan CCTV. Mudah bagi seseorang yang pandai mengoperasikan komputer untuk memanipulasi kamera pengintai CCTV. Motifnya jelas, Lina sedang mengalami kesulitan finansial. Neneknya di kampung butuh uang banyak untuk berobat. Oleh karena itu ia nekad mau diajak kerjasama oleh salah satu anggota kawanan perampok. “Maaf, Lina. Kau seharusnya meminta maaf pada Mas Aldino! Bukan pada saya,” seru Malati menyingkirkan pelan ke dua tangan Lina yang memeluk betisnya. Lina bergerak mundur masih dalam keadaan bersimpuh dan kepala merunduk bagai bunga yang layu. Sungguh, dalam hati Malati merasa iba pada gadis itu. Namun cara ia memutuskan sesuatu sangatlah tidak tepat. Mengapa ia tidak meminjam uang saja pada Aldino. Beres! Urusan selesai! Tunggu dulu, Aldino buk

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 28

    “Sedang menunggu antrian?”Aldino bertanya pada wanita yang duduk di sampingnya. Malati yang tak lain istri rahasianya.Oh, dunia begitu sempit, hanya selebar daun kelor. Malati mengerjapkan matanya ketika mendengar Aldino menyapanya. Namun ia segera berusaha mengendalikan rasa gugupnya. Beruntung dia melakukan penyamaran sebagai salah satu hal wajib yang dilakukan oleh seorang detektif ketika melakukan tugas spionase.Malati kini memakai pakaian syar'i lengkap dengan burqa. Hanya terlihat matanya yang sipit.Malati hanya mengangguk pelan sebagai respon dari pertanyaan Aldino tanpa memandangnya.Aldino menaikan sebelah alisnya yang tebal. Namun ia tak mempermasalahkan respon super singkat dari wanita itu. Mungkin, ia memang seorang wanita yang membuat batasan dengan lawan jenis.Aldino beringsut kemudian berdiri ketika rekan kerjanya, Guru BK, Linda mendatanginya.“Pak Al, kita pulang sekarang!” katanya pada Aldino. “Anak itu akan dibawa ke RSJ mendapat konseling dari psikiater!”“Ba

Bab terbaru

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Extra Bab 1

    Di tempat berbeda, kini pasangan lain pun tengah diberkati kebahagiaan yang luar biasa. Akhirnya setelah hampir setahun lamanya, Aldino kini bisa kembali berjalan. Setelah mengikuti terapi dan pengobatan hingga berbulan-bulan lamanya di Singapura, pria berwajah tampan dan bertubuh bak binaragawan itu akhirnya bisa berjalan normal kembali. Ia sangat bekerja keras selama berada di Singapura.Ia akan pulang dengan memberikan kejutan pada istri tercinta dan putra tampannya yang kini sudah berusia setahun.Hari itu, Malati tengah mengasuh Manggala bermain di ruang bermain yang dibuat khusus, di ruang keluarga kediaman Eyang Waluyo. Cicit tersayang selalu mendapat perhatian lebih dari Eyang buyutnya. Malati dan putra tampannya mendapatkan privilege luar biasa dari Eyang Waluyo hingga keluarga besar lainnya.“Gala! Sini Nak!”Kakek tua yang masih berdiri tegap itu memanggil cicitnya. Meskipun Manggala baru berusia setahun namun anak itu sangat cerdas. Ia sudah bisa berjalan dengan baik dan bi

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 300 (Happy Ending)

    Ali pun menarik handle pintu kamar pengàntin hingga terbuka. Sulis langsung antusias melihat untuk pertama kali kamar pengàntin yang sangat indah karena dihias sedemikian rupa. “Aa, bagus banget!” Sulis mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar berukuran presidential suit tersebut. Kamarnya didominasi warna putih dan warna-warna pastel sesuai keinginannya. Matanya berbinar mengamati setiap detail hiasan bebungaan yang berada di atas ranjang. Seketika ia tertawa melihat ada dua ekor angsa yang tergolek di atas ranjang. Angsa yang dibentuk dari selimut berwarna putih. Tangannya terulur mengusap angsa tersebut. “Lucunya! Aku mau foto dulu,”Seketika Sulis mengambil ponselnya lalu memotret ranjang pengàntin yang begitu indah itu dengan senyum yang berseri-seri.“Sini, Aa yang fotoin!” imbuh Ali dari belakang tubuh gadis itu. Sulis mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia senang mendengar usulan Ali. Sulis pun duduk dengan posisi anggun di atas ranjang. Ali pun mengambil ponsel is

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 299

    Ali berusaha menormalkan perasaannya dalam menyikapi Sulis. Sulis memàng sedang sakit, penyakitnya yang dideritanya juga tidak main-main. Oleh karena itu mungkin ia mulai merasa frustasi.Sulis tidak menyadari jika calon suaminya bertopeng dingin dari luar, padahal hatinya begitu hangat. Pada adiknya saja Ali begitu mengkhawatirkannya saat ia sakit. Tak jauh berbeda pada kekasih hatinya, ia merasakan kekhawatiran yang sama. “Sulis, stop overthinking! Kita akan tetap pada rencana awal kita. Kita akan menikah! Kau juga akan ikut pengobatan.”Ali berbicara tegas. Ia tidak suka sikap Sulis yang mendadak melankolis.Sulis terdiam dengan isak yang tertahan dan menggigit bibir bawahnya, “Ali, aku takut gak bisa hamil! Aku perokok berat. Argh, Shit! Aku mungkin tak subur!”Kini Sulis berkata hal lain yang malah memperkeruh suasana. Ali semakin jengkel mendengarnya, “Terus kau mau hubungan kita berakhir begitu saja? Kita batalkan tunangan begitu?”Sulis mengangguk dengan air mata yang bercucu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 298

    Ali tertegun saat mendengar kabar dari dokter bahwa kekasihnya harus menjalani beberapa tes kesehatan di antaranya tes darah dan rontgen. Sebelum jatuh pingsan Sulis sempat muntah darah penyebabnya. Kesimpulannya ada bagian organ dalamnya yang terluka dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.Ali merasa bersalah, telah mengabaikan kekasihnya karena masalah sepele. Sederhananya, mungkin jika tidak ada drama cemburu tadi sore mungkin Sulis akan baik-baik saja. Sungguh, Ali menyesali sikapnya yang tidak dewasa. “Argh, maafkan aku Sulis. Aku kadang egois.”Ali bergumam dengan helaan nafas berat. Pria itu berjalan lesu dari ruangan dokter dan pergi menuju ruangan di mana kekasihnya dirawat malam itu. Perlahan Ali membuka pintu ruang rawat inap gadis itu. Tampak Sulis sedang tertidur pulas mungkin karena pengaruh obat. Untuk sementara ia dirawat karena kurang darah. Namun penyebab yang lebih serius belum diketahui. Ali berjalan mendekati kekasihnya. Ia berdiri di depan ranjang hidrolik s

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 297

    Dua orang pemuda tampan tengah menahan kesal menunggu kekasih mereka yang sibuk memilih gaun. Sudah lebih dari dua jam lamanya mereka berusaha memanjangkan sumbu kesabaran. Rasa panas menjalari punggung mereka karena terlalu lama duduk di sofa.Meskipun pelayan butik itu melayani mereka dengan istimewa, memberikan minuman hingga camilan, tetap saja tak bisa mengusir rasa jenuh mereka. Mereka bahkan sudah memainkan ponsel masing-masing, men scroll media sosial tak jelas untuk membunuh waktu. Nihil! “Lama banget! Mereka ngapain aja sih?” ucap pemuda berhidung bangir yang tak lain Mustafa Ali Basalamah pada pemuda tampan bermata sipit yang tengah duduk di sampingnya, dr Zain. Ali beringsut berdiri lalu merenggangkan tubuhnya beberapa saat karena rasa pegal akibat duduk lumayan lama di sofa berbentuk letter U. Ia pun memutar lehernya hingga menimbulkan bunyi kretek yang membuat dr Zain meringis mendengarnya. dr Zain hanya mendesah pelan mendengar keluhan calon iparnya. Dokter muda itu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 296

    “Mala, sini Bude yang gendong Gala!”Bude Ratna menghampiri Malati yang baru saja menyusui bayi tampannya. Malati gegas mengancingkan kancing bajunya kemudian melepas apron menyusui saat Gala terlihat sudah kenyang menyusu. Biasanya bayi yang memiliki garis wajah mirip sekali ayahnya itu tertidur saat merasa perutnya penuh, namun kali ini ia terjaga seakan ingin bermain dengan neneknya.Malati pun menyerahkan Gala pada pangkuan Bude Ratna. Bayi itu tersenyum dan menatap neneknya dengan mata yang bening. Sungguh terlihat menggemaskan.Bude Ratna menyematkan senyuman yang lebar menatap cucunya itu dengan penuh haru. Bukan tanpa alasan, Gala terlahir saat ke dua orang tuanya mengalami kecelakaan yang mengerikan.Atas kehendakNya, mereka semua selamat kendati ayahnya kini harus menjalani pengobatan di luar negeri. Seminggu sudah kepergian Aldino ke Singapura. Terpaksa, Malati mengikhlaskan kepergian suaminya bersama Bude Gendhis, suaminya dan beberapa pengawal pribadi utusan Eyang Waluyo.

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 295

    “Bulan depan!”Ali menjawab dengan penuh keyakinan pertanyaan ayah Sulis. Setelah acara lamaran selesai, Hendi-Ayah Sulis bertanya pada Ali tentang hubungan putrinya dan Ali sudah sampai sejauh mana. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab Hendi mengira jika kedatangan keluarga Basalamah itu untuk acara pertunangan. Bukan lamaran menuju pernikahan.Nyatanya, sebelum mereka benar-benar pergi dari kediaman Sulis, Ali memberanikan dirinya, secara langsung ia mengungkapkan rencananya ingin menikahi Sulis sesegera mungkin. Ali berusaha bernegosiasi dengan calon ayah mertuanya, bahwasanya meskipun hubungan mereka belum lama, namun mereka sudah bisa saling memahami karakter masing-masing sehingga ingin segera melangsungkan hubungan mereka ke arah yang serius. Terlebih usia ke duanya telah matang. Sudah sama-sama dewasa.Hendi menatap Sulis sejenak kemudian kembali menggerakan bibirnya. “Nak Ali, Bapak sebagai orang tua sangat bahagia mendengar rencana baik Nak Ali dengan melamar Sulis untuk d

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 294

    “Ali, kenapa kau belum datang juga? Kenapa juga kau tidak mengangkat telepon dariku? Argh, awas kalau kabur dari acara pertunangan! Aku tak segan memberi perhitungan padamu!” gumam Sulis dengan perasaan yang teramat gelisah. Saat ini Sulis berada di rumahnya di kota Bandung.Hari itu adalah hari bersejarah baginya. Akhirnya Sulis akan dilamar oleh pria tampan dan kaya raya seperti angan-angannya selama ini. Gadis bertubuh jangkung itu berdiri mematung di taman depan rumahnya, menunggu detik-detik kehadiran Ali bersama keluarga besarnya.Ternyata Ali tidak main-main dengan hubungan yang terjalin di antara mereka. Ia serius ingin meminang Sulis. Lamaran Ali sebetulnya ialah waktu yang tepat untuk menentukan kapan waktu pernikahan mereka akan berlangsung. Sebaliknya, Sulis hanya mengira jika lamaran Ali hanyalah pengikat atau tanda keseriusan Ali atas hubungan percintaan mereka. Atau pertunangan biasa.“Sulis, diam bisa gak?” Dari dalam rumah, sang Ibu memanggil putrinya itu dengan suar

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 293

    Aldino hanya menghela nafas pelan. Ia sebetulnya tak tega jika harus meninggalkan istri dan bayi tampannya yang baru lahir. Namun niatnya sudah bulat. Ia ingin segera sembuh dan tak ingin merepotkan istrinya atau siapapun. Aldino yakin pengobatan medis di luar negeri lebih baik. Oleh karena itu ia menyetujui usulan Eyang Waluyo untuk berobat di Singapura. Aldino akan mengikuti prosedur operasi di sana dan mengikuti terapi hingga kakinya sembuh seperti sedia kala.“Sayang, udah dong! Ini demi kebaikan kita semua.”Aldino mengusap-usap punggung istrinya yang tenggelam di balik dada bidangnya. Mendengar Aldino akan pergi jauh, Putri Melati terlihat murung. Bahkan ia menangis tersedu sedan.Malati bukan tidak ingin suaminya mengikuti pengobatan di rumah sakit luar negeri. Namun ia ingin ikut bersamanya ke negeri yang terkenal dengan patung Merlionnya.Malati dan baby Gala belum bisa berangkat mengingat usia bayi mereka masih belum siap untuk berpergian jauh. Begitupula dengan Malati yang

DMCA.com Protection Status