"Lis, kok malah nangis?" Saat mungkin menyadari ada air mata yang menetes di pipiku, Evi buru-buru menyodorkan selembar tissue padaku.Mendengar teguran Evi, aku memilih diam."Maaf, ya. Sepertinya ucapanku tadi ... jadi bikin kamu sakit hati. Maaf." Evi memegang tanganku dengan raut wajah bersalah saat menatap wajahku. Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum getir. Tak merasa seharusnya Evi meminta maaf seperti itu."Enggak juga, Vi. Ucapanmu ada benarnya, kok. Mungkin, aku yang terlalu cepat mengambil keputusan, tapi semuanya sudah terlambat, Vi. Proses perceraian kami sudah berjalan cukup jauh," ucapku setengah menyalahkan diri sendiri."Aku, sih, nggak ada buat hak ikut campur, Lis. Cuma, aku sarankan sebaiknya kamu shalat Istikharah dulu, deh, mendingan. Buat minta petunjuk, karena yang aku lihat, kamu seperti masih ragu-ragu sekarang, Lis. Jika sekali belum mantap, lakukan lagi sampai kamu benar-benar menemukan pilihan yang membuatmu merasa mantap." Evi memberikan saran dan n
Last Updated : 2022-09-06 Read more