Semua Bab Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna: Bab 11 - Bab 20

115 Bab

11. Ancaman Secara Langsung

"Baginda Raja, saya akan masuk ke dalam."Karena Melisa tidak mendapatkan balasan, wanita itu langsung membuka pintu kamar suaminya tanpa permisi. Begitu Melisa masuk ke dalam, dia bisa melihat Raja Alexius berbaring di kasurnya dengan wajah yang sangat pucat. Napasnya tersegal-segal. Ketika pria itu melihat Ratu Melisa yang baru masuk ke kamarnya, matanya yang sudah tidak fokus menunjukkan raut wajah yang terlihat sedikit sedih. Sejak awal mereka menikah, Ratu Melisa tidak akan memasuki kamarnya jika dia tidak memiliki urusan yang mendesak. Dan kedatangannya kali ini, Raja Alexius sudah bisa menebaknya secara garis besar. "Baginda, Anda terlihat kurang sehat hari ini."Setelah melihat kondisi buruk suaminya, Ratu Melisa tersenyum ketika dia mengambil tempat di sebelah tubuh suaminya yang bergetar hebat. Tangannya dengan lembut menyapu rambut Raja Alexius yang basah oleh keringat, sebelum dia menarik tangannya lagi dan menatap Alexius dengan tatapan dingin. "Ini yang akan terjadi ji
Baca selengkapnya

12. Pedang Terkuat dari Alison

"Ya ampun ... Nona Aria manis sekali dengan pakaian ini ...."Setelah berhari-hari bersama para pelayannya, Ariana akhirnya mulai terbiasa ketika gadis itu mendengar mereka memuji apa pun yang dia pakai. Ariana mencoba melakukan gerakan-gerakan peregangan dengan pakaian barunya. Gadis itu tidak menyangka. Walaupun bahan dan model pakaiannya masih terlihat cantik, Ariana tetap bisa bergerak dengan bebas ketika dia menggunakan baju latihan baru yang dipesan secara khusus oleh sang Kakek. Awalnya, kakeknya membuatkan Ariana baju itu agar Ariana bisa berlatih berkuda. Namun karena Ariana tidak pernah mau mendengarkan ucapan kakeknya di masa lalu, baju cantik tersebut dibiarkan saja terus berada di lemari pakaian tanpa pernah dipakai sekali pun. Mengingatnya saja sudah cukup membuat Ariana malu. Pantas saja orang-orang menyebutnya Duchess boneka di kehidupan terakhirnya. Ariana yang dulu, benar-benar tidak berguna dan hanya tahu bagaimana cara membahagiakan ratu dan putra mahkota. "Nona
Baca selengkapnya

13. Latihan Pertama

Ketika Ariana sampai ke ruang latihan, dia menemukan bahwa seseorang telah tiba di sana lebih awal dari dirinya sendiri. Di tengah ruang latihan, berdiri seorang pria berusia tiga puluhan dengan zirah bergambar singa yang menjadi simbol keluarga Alison. Di bagian pundak, zirahnya secara khusus memiliki warna hitam, tanda bahwa dia merupakan kapten dari kesatria yang bersumpah untuk melayani keluarga Alison. Melihat sikap pahlawan yang ditunjukan oleh pria itu, Ariana tanpa sadar menunjukan senyum sedihnya. Pria yang mendedikasikan hidupnya untuk keluarga Alison ini harus mati secara tragis karena berusaha memberi keadilan bagi Ariana di kehidupan sebelumnya. Melawan semua peringatan yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya, pria itu terus menyelidiki pelaku yang memberi Ariana racun di hari penobatan Putra Mahkota Emilio. Akhir dari pria yang dipenuhi rasa keadilan sudah bisa ditebak setelah itu. Di suatu malam, rumahnya terbakar dan menewaskan pria itu beserta seluruh keluargan
Baca selengkapnya

14. Pembicaraan Cucu dan Kakek

"Nona Muda, tolong jangan berlari terlalu jauh dari kami!"Mengabaikan teriakan pelayan dan kesatria yang bertugas untuk menjaganya, Ariana berjalan cepat di lingkungan istana yang sangat luas. Kaki kecilnya membelah pepohonan besar yang mengelilingi istana. Layaknya seorang putri, Ariana memang sangat hafal tentang seluk beluk istana. Dia sengaja membuat pelayan dan kesatria kesulitan untuk mengejarnya, dan menyelinap untuk tiba di kastil besar yang tersembunyi di tengah rimbunnya pepohonan. "Tuan Peri, aku datang untuk menemuimu lagi hari ini!"Dengan susah payah, Ariana mencoba mengetuk pintu kastil yang terlalu besar untuk dirinya sendiri. Walaupun dia tidak langsung mendapat jawaban atas panggilannya, gadis itu tidak berhenti memanggil sambil mengetuk pintu besar tersebut. Ariana memanggil sampai beberapa kali, sebelum seorang anak lelaki keluar dari kastil besar tersebut. "Kamu datang lagi."Ariana tersenyum lebar saat dia melihat sosok anak laki-laki yang ada di hadapannya. Ke
Baca selengkapnya

15. Surat dari Istana

Suara pedang yang beradu terdengar dari dalam ruang latihan khusus tempat Ariana dan Valencia tengah berlatih. Walaupun Ariana masih kesulitan mengimbangi latihan Albert yang tidak memberikan gadis itu sedikit pun kelonggaran, setidaknya dia sudah bisa mengayunkan pedangnya dengan benar setelah beberapa minggu latihan keras. Pelajarannya di bidang akademik juga tidak kalah lancarnya. Ariana banyak belajar ketika dia ingin menjadi ratu yang baik di masa lalu. Mempelajari ulang semuanya sekarang, hanya seperti mengulas kembali apa yang telah Ariana pahami selama ini. "Berhenti!"Pedang Valencia berhenti tepat di dekat leher Ariana ketika gadis itu lengah. Keduanya kembali menurunkan pedang mereka setelah mendengar intruksi dari Albert. Ariana terengah-engah ketika dia selesai, tetapi Valencia hanya membuang napas panjang sebelum berdiri tegak seakan dia sama sekali tidak lelah setelah berlatih melawan Ariana selama beberapa kali. "Dilihat dari mana pun, sepertinya kamu memang lebih pa
Baca selengkapnya

16. Perjalanan ke Istana

Sejak pagi-pagi sekali, Ariana sudah bangun untuk didandani di hari ulang tahun Putra Mahkota Emilio. Di tahun-tahun sebelumnya, Ariana selalu menjadi gadis paling repot karena dia menyiapkan banyak hadiah untuk tunangannya itu. Namun kali ini, Ariana bahkan tidak mau repot-repot melihat hadiah yang telah dipilih oleh James dengan hati-hati. Dia memberi hadiah hanya sebagai formalitas. Karena aslinya, Ariana berusaha tidak lagi menaruh sedikit pun kepedulian pada mantan tunangannya itu. Ketika Ariana menatap pantulan dirinya di cermin, gadis itu akhirnya paham mengapa kakeknya sampai harus memesan pakaian baru untuk pesta ulang tahun kali ini. Tidak seperti gaun cantik yang biasa Ariana pakai untuk mengunjungi pesta, gadis itu kini menggunakan pakaian cantik dengan celana sebagai bawahannya. Ariana sudah bisa membayangkan akan seheboh apa pesta nanti karena kedatangannya. Namun memang itu yang dia harapkan. Semakin banyak orang yang menganggapnya gila dan tidak masuk akal, semakin ba
Baca selengkapnya

17. Pesta Ulang Tahun

"Duke Andrew dan Nona Ariana dari keluarga Alison memasuki ruangan!"Ketika seseorang mengumumkan kedatangan mereka, perhatian orang-orang di dalam hampir semua langsung tersorot pada pintu masuk ke aula istana putra mahkota. Belum cukup sampai di sana, suara bisikan-bisikan langsung terdengar saat mereka melihat Ariana datang menggunakan celana dan bukan gaun seperti biasanya. Tatapan orang-orang seakan mencemooh Ariana yang benar-benar sudah dianggap gila. Namun di bawah pengawasan sang Kakek, tidak ada orang yang cukup gila sampai berani mencemooh gadis itu secara langsung. Dengan kepercayaan diri yang berhasil dipupuknya selama hidup di lingkungan istana, Ariana berjalan dengan anggun dan percaya diri untuk menghampiri Ratu Melisa dan Putra Mahkota Emilio yang menjadi pusat perhatian dari acara kali ini. Ariana menunduk dengan hormat di depan keduanya. Gayanya yang anggun benar-benar tidak cocok, dengan tampilannya yang bisa disebut tidak pantas untuk gadis muda sepertinya. "Duk
Baca selengkapnya

18. Pangeran Raoul

"Raoul menyapa Baginda Ratu, dan Yang Mulia Putra Mahkota."Ariana terdiam saat dia menyaksikan pangeran tertua itu menundukan badannya tanpa malu sedikit pun. Walaupun Emilio merupakan adiknya dalam segi umur, perbedaan status mereka membuat Raoul terpaksa menundukan kepala pada adiknya sendiri. Suara bisikan terdengar di mana-mana. Dibandingkan Ariana yang datang dengan celana, orang-orang lebih berani menghina pangeran yang tidak memiliki kekuatan apa pun di istana. "Terima kasih karena kamu sudah bersedia datang sekalipun kesehatanmu tidak baik. Sebagai saudara, kehadiranmu sendiri saja sudah cukup sebagai hadiah untuk Putra Mahkota Emilio."Bukan hanya Ariana, bahkan Andrew sedikit mengerutkan keningnya saat Ratu Melisa secara terang-terangan menghina Pangeran Raoul. Karena pangeran sakit-sakitan itu jarang menerima kasih sayang dari orang-orang di istana, Raoul tampaknya terpaksa datang tanpa membawa hadiah apa pun. Pakaiannya juga terlalu sederhana walaupun dia merupakan seor
Baca selengkapnya

19. Konspirasi

Ketika Ariana hendak kembali ke istana putra mahkota untuk menemui kakeknya, gadis itu kebetulan melihat arak-arakan raja yang datang dengan pelayan dan pengawalnya. Melihat rombongan itu, Ariana dengan ragu berhenti. Menghadapi ratu dan putra mahkota saja sudah cukup melelahkan. Ariana takut dia hanya akan membuat situasi canggung jika dia bertemu Raja Alexius tanpa didampingi oleh kakeknya. Niatnya, Ariana akan berpura-pura dia tidak ada di sana sampai Raja Alexius masuk ke dalam ruangan. Gadis itu menyelinap di antara pepohonan istana. James juga ditariknya untuk melakukan hal yang sama. Keduanya bersembunyi dengan James yang menatap bingung Ariana, sampai suara derap kaki terdengar semakin mendekati mereka. "Senang melihatmu sehat, Ariana."Ariana mendongkak untuk melihat Raja Alexius yang menatapnya dengan senyuman samar. Untuk sementara waktu, Ariana terkejut ketika dia melihat ekspresi baru di wajah raja muda tersebut. Di masa lalu, pria yang menjadi raja sebelum Emilio itu t
Baca selengkapnya

20. Keteguhan Hati

Ariana kembali bangun saat pelayan di kediaman Alison membangunkannya di pagi hari. Saat gadis itu bangkit dari posisi tidurnya, Ariana tanpa sadar segera memijat hidungnya dengan sedikit frustrasi. Kemarin adalah hari yang cukup gila bagi Ariana. Ariana kini tahu dia mengenal Pangeran Raoul di masa lalu, dan Raja Alexius kemungkinan besar meninggal secara tidak normal di masa depan. Mungkin karena ini adalah kehidupan keduanya, dia diberi kesempatan untuk mengetahui lebih banyak hal sekarang. Istana yang selalu dianggap tempat teraman ternyata menjadi medan perang yang berbahaya di kerajaan yang damai. Ariana termenung dengan wajah serius, sampai pelayan yang bertugas membangunkannya tidak berani menganggu gadis itu sedikit saja. Bibir dan kuku yang sedikit menghitam. Jika Ariana tidak meminum racun yang sama di masa lalu, dia mungkin tidak akan menyadari perubahan kecil yang terjadi pada Raja Alexius. Racun yang perlahan akan mengambil kemampuan bergerak korbannya itu merupakan ra
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status