Home / Romansa / Pesona Pelayanku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Pesona Pelayanku: Chapter 11 - Chapter 20

60 Chapters

Bagian 11

Mayumi tidak menyangka kalau di rumah ini begitu banyak pelayan. Mungkin ada sekitar lima pelayan Wanita dan dua pelayan pria. Jumlah pelayannya tidak jauh berbeda dari rumah yang pernah Mayumi kunjungi di hutan pinus waktu itu. Mereka sudah dibagi tugas masing-masing sementara Mayumi masih belum tahu harus apa pagi ini karena sejak semalam ia belum bertemu dengan Nyonya Sarah. Mereka orang sibuk yang pastinya akan tidak ada waktu untuk sekedar menyapa pelayan baru. Its okay, itu tidak masalah untuk saat ini, yang terpenting sudah mendapatkan pekerjaan.“Kamu pelayan baru?” tanya seorang Wanita yang baru saja ke luar dari dalam kamar mandi. Wanita itu kemungkinan berumur tiga puluh tahunan. Dua pelayan berada dalam satu kamar dengan Mayumi.Mayumi mengangguk. “Salam kenal.” Kemudian Mayumi membungkukkan badan memberi hormat perkenalan.Dia tersenyum lalu mengulurkan tangan. “Aku Emely. Siapa namamu?”Mayumi tersenyum dan segera membalas jabatan tangan itu. “Aku Mayumi.” Sekali lagi Ma
Read more

Bagian 12

Sampai semuanya berangkat dengan keperluan masing-masing, Frans belum juga datang. Jeff yang mulai kesal hanya bisa berdecak usai menyelesaikan sarapannya.“Anakmu itu memang benar-benar keterlaluan!”Sarah melengos membuang mata jengah. “Dia kan memang begitu. Tenanglah, nanti juga sampai di sini.”“Untuk apa paman memaksa kalau memaksa? Frans itu pria yang susah diatur!” Drako ikut bicara.“Diamlah!” Rachel menyikut lengan putranya itu supaya tidak ikut bicara.Drako langsung mendengkus kemudian meraih tasnya dan menyeret lengan Jessy. Dia pergi begitu saja tanpa pamit. Jessy yang kala itu ingin menghabiskan minumannya jadi urung, untung saja gelas yang sempat ia pegang tidak terjatuh.“Dia juga ingin bicara, kenapa kamu melarangnya,” ucap Johny. “Drako juga bicara sesuai fakta kan? Kalau Frans memang susah diatur.”Jeff meneguk habis minumannya lalu beranjak. Sesungguhnya ia lelah sekali menghadapi iparnya yang tidak tahu diri itu. Dia sudah menumpang, tapi bicara seolah dia tuanny
Read more

Bagian 13

Mayumi masih melongo beberapa detik sebelum kemudian Frans membuatnya terjungkat lagi. Frans menjentikkan dua jarinya tepat di depan wajah Mayumi hingga Mayumi mundur dan bergidik.“Ka-kamu?”“Ambil barang-barang di mobil!” perintahnya sambil melipat kedua tangan di depan dada. Mayumi menaikkan satu bibirnya dan membuang mata jengah. Ia seolah enggan atau menolak perintah dari Frans.“Kamu tuli?” Frans sedikit mencondongkan badan hingga wajahnya begitu dekat dengan wajah Mayumi.Mayumi mengerutkan dahi lalu menarik wajah mundur hingga membuat badannya mencondong ke belakang. “A-aku, aku bekerja untuk Nyonya Sarah di sini. Kamu, ka-kamu tidak berhak memberi perintah.”Tuk!Frans mengetuk ujung kepala Mayumi menggunakan siku jarinya, membuat Mayumi mengaduh.“Apa yang kamu lakukan?” hardik Mayumi dengan wajah merengut.“Aku yang membayar kamu di sini. Sekarang ambilkan barang-barangku di dalam mobil.”Frans tersenyum tipis, tapi wajahnya tampak kesal. Bukan kesal karena marah, tapi ent
Read more

Bagian 14

Mayumi tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di hari berikutnya. Ini baru satu hari, dan Mayumi sudah merasa benar-benar dipermaikan oleh majikannya. Sepanjang jalan menuju kamarnya, Mayumi terus saja gedumel tidak jelas. Dia tidak habis pikir kenapa ada pria yang sifatnya begitu menyebalkan seperti Frans.“Ada apa denganmu?” tanya Juy yang baru saja ke luar drai ruang laundry. Ada setumpuk baju dalam keranjang yang ia bawa.Mayumi tersenyum tipis. “Tidak apa-apa, aku hanya kesal.”“Kamu sudah tidak ada kerajaan kan?” tanyanya lagi.Mayumi menggeleng.“Kalau begitu bantu Mareta menata pakaian.”Mayumi mengangguk. “Aku akan menelepon ibuku dulu, hanya sebentar.”“Hem.”Mayumi berjalan lurus masuk ke Lorong sempit di mana kamarnya dan para pelayan lain berada. Sampai di kamarnya, dia langsung mengambil ponselnya dan menghubungi ibunya. Sejak mulai bermalam di sini, Mayumi belum sempat menelepon ibunya.“Halo, Sayang. Bagaimana kabar kamu? Apa sudah mulai bekerja?”Suara sapaan s
Read more

Bagian 15

Tentang wasiat yang ditinggalkan oleh Jacob menjadi hal serius untuk Rachel dan sang suami. Biar bagaimana pun juga, ia harus mendapatkan warisan itu sebelum jatuh pada Frans yang notabenenya cucu pertama dari putra pertama. “Ada perlu apa ibu memintaku bertemu di sini?” tanya Drako. Ia menarik satu kursi lalu mendudukinya.Drako menyapu pandangan sebelum mulai duduk tenang menghadap ke arah ibunya. “Sepertinya salon sedang sepi,” ucapnya.Rachel menghela napas dan angkat bahu. “Tidak juga, ada belasan orang yang datang pagi tadi.”“Baguslah,” ucap Drako. “Ada apa ibu memintaku datang, aku bahkan baru saja menyelesaikan meetingku.”“Oh, iya, bagaimana dengan proyekmu?” Rachel bertanya dengan nada antusias. Untuk sesaat dia lupa tujuannya meminta putranya datang kesini.Wajah Drako yang datar kini perlahan menyungging senyum, ia kemudian meraih kedua tangan ibunya. “Tentu saja berhasil. Proyek pantai itu aku yang pegang sekarang.”Melihat antusias sang putra, Rachel ikut tersenyum Bah
Read more

Bagian 16

Sekitar pukul enam malam, semua para pelayan sibuk di dapur. Mereka saling membantu menyiapkan makan malam. Mayumi yang masih bingung harus apa, dia memilih mengelap peralatan makan yang akan di letakkan di atas meja. Dalam suasana ini, Mayumi merasa kalau pelayan lain sedari tadi diam-diam meliriknya, seperti ada tatapan aneh. Mayumi juga melihat mereka berbisik-bisik dan saling menyikut.“Apa mereka sedang menggunjingku?” batin Mayumi usai menengok ke belakang.Secepat Mayumi menoleh, secepat itu mereka berpaling. Mayumi jadi mulai merasa tidak nyaman. Dia meletakkan piring di atas meja lalu menyampirkan lap putih di pundaknya lantas mendekati Emely.“Apa ada yang salah denganku?” tanyanya sambil mengamati mereka bergantian.Dua koki membuang muka seolah tidak mendengar, sementara Juy dan Mareta mereka juga tampak acuh tapi sempat menoleh membalas tatapan Mayumi. Karena tidak mendapat jawaban, Mayumi mendesah lalu putar pandangan menatap Emely dalam-dalam.“Apa ada yang salah dengan
Read more

Bagian 17

Mayumi membelalak sempurna begitu memasuki kamar Frans. Dua matanya terbuka tanpa berkedip sementara mulutnya melompong menahan syok.“Apa-apaan ini?” ucapnya tidak percaya. “Apa semalam baru saja ada badai?”Kamar yang semalam terlihat tertata rapi, kini tampak seperti kapal pecah yang hancur menabrak karang seperti dalam film Titanic. Selimut melambung entah ke mana, dua bantal jatuh di atas lantai, lalu ada barang-barang lain yang berserakan. Sepertinya orang gila itu baru saja membongkar lemarinya.“Dasar gila!” celetuknya dengan kedua tangan mengepal kuat.“Siapa yang gila?”Eh! Mayumi spontan menjerit kecil dan berjinjit. Mayumi langsung menunduk dan meringis sambil menyingkir.“Itu … aku, aku tadi melihat orang gila,” jawab Mayumi asal.Mayumi membuang muka sambil menggigit bibir, berharap Frans tidak memarahinya apa lagi sampai mengancam akan memecatnya.Frans melenggak menuju pintu kamar mandi. Sebelum masuk, ia kembali menoleh ke arah Mayumi yang masih berdiri terbengong.“B
Read more

Bagian 18

“Kenapa kamu tidak meneleponku sejak kemarin?” tanya Jessi dengan nada merengek.Pagi sekali, Wanita itu sudah duduk di ruang kerja milik Drako. Jessy bahkan acuh saat tadi sempat ditanyai ayah Frans karena pagi sekali sudah berada di gedung kantor ini.Drako meletakkan tas kerjanya lalu duduk di kursi putarnya. Jessy yang semula duduk dengan kaki menyilang di atas sofa, lantas beranjak dan langsung bergelayut manja menghampiri Drako.“Kenapa kamu diam saja?” desah Jessy lagi. “Kamu sudah membicarakan rencana pernikahan kita dengan kedua orang tuamu kan?”Drako diam saja saat Jessy dengan santainya duduk di atas pangkuannya.“Aku masih belum sempat. Kamu tahu kan kalau aku sedang mengurus proyek besar? Aku akan membahasnya kalau sudah beres.”Saat itu juga Jessy mendengkus kesal. Ia memutar badan masih dengan posisi duduk miring di atas pangkuan Drako lalu kedua tangannya merangkul pada leher Drako.“Kamu tahu kalau aku tidak bisa jauh darimu kan? Aku bahkan ingin selalu tidur denganm
Read more

Bagian 19

Mereka berdua masuk ke sebuah restoran berlantai dua. Frans sudah duduk, sementara Mayumi pergi menuju meja samping kasir untuk memesan makanan. Stelah itu, Mayumi duduk di depan Frans.Tidak ada yang bicara saat ini. Mayumi duduk sambil memangku kedua tangannya, sementara pandangannya mengarah ke dinding kaca di mana ia bisa melihat pemandangan ke luar sana. Di hadapan Mayumi, Frans masih saja sibuk dengan ponselnya.Sepuluh menit mereka menunggu, makan siang pun datang. Semua menu yang dipesan sudah mendarat di atas meja. Sebenarnya ini bukan lagi makan siang, tapi lebih tepatnya makan menjelang sore. Seharian ini Mayumi harus ikut ke mana kaki panjang Frans melangkah.“Sepertinya sangat enak,” celetuk Mayumi dengan mata berbinar.Tanpa menunggu lagi, Mayumi langsung menyantap pasta itu dengan lahap. Ia tidak peduli jika cara makannya saat ini kelihatan sangat norak. Mayumi Sudah terlalu lapar dan tidka mau menyia-nyiakan makanannya.“Apa kamu tidak pernah makan makanan mewah?” cibi
Read more

Bagian 20

Drako membawa kekasihnya ke dalam kamar. Sementara Drako sedang memeriksa laporan yang dikirim bawahannya melalui email, Jessy memilih duduk sambil menyilang kaki. Ia bersandar santai, tapi hatinya tampak sedikit dongkol.“Mau sampai kapan kamu mengacuhkanku?”Drako mematikan ponselnya dan meletakannya di atas nakas. Ia kemudian menghampiri Jessy. “Maaf, bukan begitu, kamu kan tahu saat ini aku benar-benar sibuk. Bahkan aku kadang sampai lupa mengurus diriku.”Jessy merengut, tapi tetap menjatuhkan diri dalam pelukan Drako. “Kamu juga harus mengerti kalau aku merindukanmu.”Satu kecupan mendarat di bibir Jessy. “Baiklah aku minta maaf. Malam ini kita bisa bersama sampai pagi.”Senyum Jessy melebar kemudian bergelayut semakin dalam.Seperempat jam berlalu, Drako memakai pakaiannya kembali. Meski singkat, tampaknya membuat Jessy terkapar di atas ranjang. Wanita itu sepertinya sudah terlelap.“Aku bahkan hanya melakukan dengan waktu sangat singkat, tapi kenapa dia bisa sampai lemas begi
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status