Home / Romansa / Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam: Chapter 41 - Chapter 50

248 Chapters

41.Dokter Carlos

Carlos adalah seorang pria dengan tinggi seratus delapan puluh sentimeter dengan mengenakan kaos putih dengan jaket jas berwarna merah. Pria itu tidak terlihat seperti dokter yang biasa menangani kejiwaan. Dia terlihat modis seperti model.Pria itu duduk di samping ranjang Max dan mencatat informasi yang didapatkan dari pasiennya. “Jadi seorang kepribadian baru muncul bernama Theo. Dia berusia delapan belas tahun. Tapi kenapa dia ingin bunuh diri?”Max menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu. Saat itu Altherr tidak di sana. Tapi Miss Orly yang menolongku.”“Miss Orly? Siapa dia?” tanya pria berusia tiga puluh delapan tahun itu.“Aku bertemu dengannya beberapa minggu yang lalu. Awalnya aku tidak mengenalnya tapi sepertinya dia mengenalku. Aku berpikir mungkin dia mengenalku karena kepribadian lainnya. Kemudian saat Rey bertemu dengannya, dia tidak muncul lagi sampai kemarin.”Carlos melotot kaget mendengar penjelasan Max. “Rey tidak muncul selama beberapa minggu?”Max menganggukkan k
last updateLast Updated : 2022-08-02
Read more

42.Apa Yang Dirasakan Oleh Orlena

“Jadi hal itu yang membuatmu merenung selama dua hari ini, Orlena?” tanya Aloody.Orlena menatap sahabatnya itu. Kemudian Orlena mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk di atas ranjang. Dia menatap Aloody dan Russel secara bergantian.“Aku takut, Loody, Russel. Aku penasaran dengan apa yang sudah ayahku lakukan pada Max. Tapi di sisi lain, aku juga takut dengan kebenarannya. Bagaimana jika tindakan ayahku jauh lebih mengerikan daripada yang aku pikirkan? Bagaimana jika apa yang Max rasakan jauh lebih menyakitkan dari apa yang aku rasakan? Aku… aku takut mengetahui semua itu.” Orlena tidak bisa menahan air matanya lagi. Bahunya bergetar karena perasaannya mengalir begitu saja.Aloody segera memeluk sahabatnya tu. Russel pun melompat dari kursinya dan menghampiri Orlena. Pria itu juga memeluk Orlena untuk memberikan ketenangan bagi wanita itu.Orlena sudah menahan perasaannya selama dua hari ini. Dan sekarang ketika merasakan perhatian dan kehangatan dari kedua sahabatnya membuat Orl
last updateLast Updated : 2022-08-02
Read more

43.Jujur Atau Tidak?

Orlena duduk di hadapan Carlos. Setelah Orlena setuju untuk berbicara dengan psikiater Max, segera Altherr membuat janji temu dengan dokter itu. Sama halnya seperti Lucas, Dokter Carlos pun terlihat modis dan masih terlihat begitu muda. Namun Orlena tidak memperhatikan dengan seksama penampilan pria itu karena dia terlalu gugup dengan apa yang dibicarakan dengan psikiater itu. "Max sudah memberitahu saya hubungan Anda dengannya, Miss Orly. Jadi saya harap tidak ada informasi yang Anda sembunyikan dariku." Carlos mengatakannya dengan nada serius. Orlena menganggukkan kepalanya. "Baiklah, saya akan berusaha untuk tidak menyembunyikan apapun.""Apakah Anda tidak keberatan jika saya merekam pembicaraan ini, Miss Orly? Rekaman ini tidak akan saya publikasikan. Hanya saja rekaman ini hanya sebagai catatan untuk saya." Carlos meletakkan alat perekam kecil di atas meja. Orlena menggelengkan kepalanya. "Tidak masalah. Sepertinya saya tidak perlu khawatir. Karena apa yang akan kita bicarakan
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

44.Perasaan Apa Ini?

Seperti yang Anda jelaskan pada saya, Miss Orly jika Rey menyesali perbuatannya. Aku yakin kemunculan Theo ini berhubungan dengan penyesalan Rey. Dia tidak mampu mengendalikan emosinya sehingga bagian penyesalan ini berubah menjadi kepribadian bernama Theo. Orlena yang sedang berjalan menyusuri lorong rumah sakit masih mengingat penjelasan dokter Carlos. Dia berpikir jika alasan kepribadian Theo ini muncul adalah karena Rey bertemu dengannya. Apakah sebegitu besar penyesalan Rey? Seharusnya tidak seperti ini. Bagaimana aku bisa membencinya jika seperti ini? tanya Orlena dalam hati. “Kamu yakin tidak ingin makan lagi?” Mendengar suara yang pernah didengarnya membuat Orlena berhenti melangkah. Tatapan wanita itu tertuju pada pintu kamar di mana Max dirawat. Pintu itu sedikit terbuka sehingga suara yang ada di dalam kamar itu bisa terdengar sampai keluar. Orlena melangkah menghampiri pintu itu. Langkahnya terhenti saat berhasil mendekati pintu itu. Manik mata Orlena bisa menangkap
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

45.Bersama Altherr

Altherr mengajak Orlena mengunjungi restoran Thailand yang dekat dengan rumah sakit. Bahkan mereka hanya membutuhkan waktu lima menit berjalan untuk mencapai restoran ini. Restoran bernama Chiang Mai Thai ini bukanlah restoran yang mewah. Namun bagian dalam restoran sangatlah bersih. Dan yang paling unik adalah kursi dan meja yang digunakan berasal dari kayu mentahan yang belum dipoles menjadi kursi pada umumnya. Sehingga membuat suasananya terasa alami.“Apakah kamu menyukainya, Miss Orly?” tanya Altherr yang sedang menikmati Khao Pad, nasi goreng khas Thailand yang dicampur dengan telur, bawang putih, saus tiram, garam, gula, serta saus kecap. Ditambahkan dengan potongan-potongan udang di bagian atasnya.Orlena menganggukkan kepalanya. “Ya, aku menyukainya. Som tam ini hampir mirip dengan salad sayur yang terkadang aku makan. Jadi masih sesuai dengan seleraku.”“Senang mendengarnya, Miss Orly.” Pria itu semakin bersemangat menyantap makanannya.“Sebenarnya aku sudah tahu tamu yang s
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

46.Apa Yang Diinginkan Max?

Orlena terkejut saat melihat Max menariknya masuk ke dalam rumah sakit. Pria itu bahkan masih mengenakan piyama rumah sakit. “Tunggu dulu, Max! Bagaimana dengan Altherr?” Orlena menoleh ke belakang di mana pria yang disebutkan oleh Orlena masih berdiri di tempatnya. Pria itu bahkan hanya melambaikan tangannya dan menyunggingkan senyuman.“Altherr bukan anak kecil lagi. Dia bisa mengurus dirinya sendiri,” jawab Max dengan suara dingin. Orlena hanya bisa menghela nafas berat melihat tingkah Max. Kemudian dia menoleh sekitarnya dan melihat banyak orang yang melihat ke arah mereka. Pasalnya apa yang baru saja terjadi sama seperti drama yang selalu dilihat oleh Aloody. Mereka berpikir jika pemeran utama prianya, yaitu Max, cemburu pada pemeran pembantu pria yang diperankan oleh Altherr. Orlena hanya bisa menahan tawanya. Pasalnya apa yang terlihat tidak seperti yang dipikirkan oleh orang-orang.“Max, apakah kamu menyadari jika kita sedang dilihat banyak orang? Aku sih tidak mempermasalah
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more

47.Perbedaan Sikap

Besoknya setelah Dokter memeriksa kondisi Max, dia memperbolehkan pria itu untuk pulang karena tidak ada lagi yang perlu dicemaskan. Karena Max tidak berubah menjadi kepribadian lain, maka di meminta Altherr untuk menghubungi Esmee. Mengingat istrinya itu ingin sekali mengantarkan Max pulang. Tidak butuh waktu lama bagi Esmee untuk datang ke rumah sakit. Wanita yang terlihat cantik mengenakan celana jeans biru serta blouse cream itu segera masuk ke dalam kamar rawat Max dengan senyuman mengembang di wajahnya.“Apa yang dikatakan oleh Dokter? Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Esmee yang sudah duduk di kursi yang ada di samping ranjang. Max yang masih duduk di atas ranjangnya itu menganggukkan kepalanya. “Ya, aku baik-baik saja. Dokter mengatakan jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan.” Max masih ingat ucapan dokter beberapa saat yang lalu.Esmee menyunggingkan senyuman senang. “Syukurlah. Aku lega mendengarnya. Apakah aku boleh mengantarkanmu sampai ke apartemenmu?“Aku tidak kemba
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more

48.Tidak Mau Mengakui

Sialnya, sepanjang hari ini Max tidak bisa konsentrasi bekerja. Dia merasa terusik dengan sikap Orlena. Wanita itu memperlakukannya dengan begitu sopan. Dia tidak mengeluarkan sisi jahil dan menggodanya di hadapan Max seperti yang biasa dia lakukan. Wanita itu bahkan terkesan seperti karyawan biasa seperti yang diinginkan oleh Max sebelumnya. Tapi kenapa pria itu merasa tidak rela dengan perubahan sikap itu. Sebuah ketukan di pintu terdengar. Max meminta seseorang dibalik pintu itu untuk masuk. Terlihat pintu itu terbuka dan Altherr berjalan masuk. Pria itu menghampiri meja Max. Langkahnya terhenti tepat di depan meja Max. "Max, aku sudah memesankan tiket pesawat menuju Paris untukmu, aku dan Miss Orly. Tapi aku belum memberitahu Miss Orly perihal kepergian kita. Apakah kamu yang ingin memberitahunya atau aku?” Altherr memberikan pilihan pada pria itu.“Kamu saja yang memberitahu dia.” Jawab Max dengan ketus.Altherr menghela nafas berat. “Jadi kamu marah padaku karena aku kejadian
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more

49.Membuntuti

Altherr mengetuk pintu ruangan Max sebelum akhirnya pria itu membukanya. Dia menjulurkan kepalanya masuk ke dalam untuk mengintip bagian dalam ruangan itu. Altherr bisa melihat Max sedang mengenakan jasnya.“Apakah kamu sudah siap, Max? Aku akan mengantarkanmu pulang,” ucap Altherr.Max menggelengkan kepalanya. “Tidak perlu, Altherr. Hari ini aku akan pulang sendiri.”Altherr memicingkan matanya mendengar jawaban Max. “Kamu pulang sendiri? Apakah kamu yakin?”Max menganggukkan kepalanya. “Ya, tenang saja. Aku akan naik taksi. Aku hanya ingin pergi mengunjungi sebuah tempat sendirian.”Awalnya Altherr tampak bingung karena Max tidak biasanya pulang sendiri. Tapi tidak semuanya menjadi urusan Altherr, Karena itu dia tidak perlu tahu tempat yang ingin dikunjungi oleh pria itu.“Baiklah kalau begitu. Kamu bisa menghubungiku jika kamu merasa tubuhmu ingin berubah menjadi kepribaidan lainnya.” Altherr mengingatkan pria itu.Max menganggukkan kepalanya. “Ya, aku tahu. Terima kasih untuk hari
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more

50.Bantuan Kecil

Orlena berjalan menyusuri lobi perusahaan Kimo. Dia menatap layar ponselnya di mana terlihat taksi yang dipesannya akan segera sampai. Setelah keluar dari gedung perusahaan itu Orlena berhenti di tepi jalan untuk menantikan taksi yang dipesannya melalui aplikasi online.Saat sedang menunggu, Orlena bisa merasakan seseorang tengah menatapnya di belakang. Tanpa menoleh ke belakang, Orlena sangat yakin jika itu adalah Max. Kemudian mobil berwarna silver berhenti di depannya. Pintu jendela terbuka sehingga memperlihatkan sang sopir yang tampak masih mudah.“Miss Orly?” tanya pria itu.Orlena menganggukkan kepalanya. “Ya, itu benar aku.” Setelah itu, Orlena masuk ke dalam mobil itu dan duduk di kursi belakang. Kemudian sang sopir mengendarai mobil itu menyusuri jalanan di Zürich. Orlena mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Lucas.“Ya, Orlena?” suara Lucas menyapa wanita itu.“Lucas, bisakah kita mengubah lokasi ketemuan kita?”“Aku pikir bisa. Karena saat ini aku baru akan berangkat.
last updateLast Updated : 2022-08-06
Read more
PREV
1
...
34567
...
25
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status