"Kau yakin, Raras? atas keputusanmu?' kata Wisnu sekali lagi kepada istrinya itu, bagaimana Raras mudah simpati kepada wanita asing yang bahkan tidak mereka kenal sebelumnya.Wanita cantik itu menggangguk dengan mantap."Aku bisa merasakan, bagaimana menjadi dirinya, terdampar ke tempat asing tanpa bisa kembali ke asalnya sendiri.""Tapi aku rasa, mempercayakan dia begitu cepat adalah tindakan yang gegabah, Raras."Raras tetap saja pada pendiriannya, kemudian dia mendekati Wisnu dan mengusap lengan kekar pria itu sekilas sambil meyakinkan."Aku kasihan dengannya, aku mohon, kita mungkin bisa membantunya dengan memberi dia pekerjaan, lagi pula, kita memang membutuhkan karyawan karena kewalahan melayani para pelanggan di cafe kita." Raras tetap saja gigih."Aku setuju kamu memperkerjakannya, tapi untuk tinggal bersama dalam satu atap adalah ide yang sangat tidak bagus." Pendengar itu wajah Raras sedikit cemberut."Aku butuh teman, Wisnu. Please!""Tetap saja tidak boleh percaya begitu
Read more