Semua Bab Aku Mengalah: Bab 61 - Bab 70
123 Bab
Kehilangan
Afi merasa bingung, ia mondar mandir di dalam apartemennya dengan sesekali menggigit kukunya karena ia merasa tak bisa mengambil keputusan. Di samping ia enggan jika bertemu Mami ia juga malas bertemu Aldo, mantan suaminya.Afi mengambil ponselnya hendak bertanya saran pada Rendra, siapa tahu di punya solusi atas kebimbangannya kali ini. Walau terkadang omongannya menyebalkan, namun solusinya terkadang sangat berguna untuk di pertimbangkan.Panggilan berdering, dan suara khas Rendra terdengar sangat datar di telinga Afi. Biasa, Rendra memang begitu karakternya. Afi tak terlalu takut jika mendengar ucapannya kini, karena ia sudah terbiasa."Assalamualaikum," salam Afi gugup."Waalaikumsalam," jawab Rendra."Lagi ngapain, Bang?" tanya Afi basa-basi. Ia takut jika Rendra sedang sibuk dan mengganggu pekerjaannya."Kenapa?""Sibuk nggak?"tanya Afi kesal. Bukannya menjawab pertanyaan nya malah ia balik bertanya."Kalau hanya bertanya aku sedang apa, sudah makan belum, lagi sama siapa, aku s
Baca selengkapnya
pemulihan
Saat menuju rumah sakit Afi melupakan ponselnya yang masih ia charge di kamar, ia akan putar balik untuk mengambil ponsel yang tertinggal."Pak, Rumah Sakit Bunga Harapan masih jauh nggak dari sini?" tanya Afi pada supir taksi yang ia tumpangi."Itu di depan, Neng, kita sudah sampai! Kenapa, Neng? Ada yang ketinggalan?" tanya supir itu."Ponsel saya yang tertinggal, Pak! Tapi karena sudah di depan, baik kita nggak usah balik. Tadi nya kalau jauh aku mau ambil, sekarang sudah sampai. Aku turun di sini saja," ucap Afi ramah."Baik, Non!" Afi menyerahkan uang pembayaran taksi dan turun di depan rumah sakit tempat Papi dirawat. Afi mampir di sebuah toko buah dan bubur di sekitar sana untuk ia bawa menuju rumah sakit.Afi mengatur nafasnya yang mulai tak beraturan, ia berharap tak ada kejadian buruk yang terjadi di sana.Kaki melangkah menuju ruang informasi dan menanyakan kamar tempat Papi dirawat. Setelah mengetahuinya Afi berjalan menuju kamar mertuanya. Langkahnya terhenti saat sudah d
Baca selengkapnya
Rasa
Afi memilih pulang ke Surabaya sendiri. Tadinya Aldo memaksanya untuk ikut dengannya pulang, Tapi Afi menolak dengan alasan malas bertemu Alin. Suasana sedang berduka membuat Afi tak ingin berdebat dengan Aldo dan berjanji akan menemuinya nanti saat pemakaman Papi di Surabaya. Afi sebenarnya hanya menghindar membicarakan perihal pribadi dahulu karena merasa tak enak dengan Mami.Sejak kedatangan Afi, Mami sama sekali tak berbicara dengannya. Mungkin ia benar-benar terluka akibat semua peristiwa yang terjadi begitu cepat. Jika semua bisa di putar kembali, Mami sama sekali tak akan meminta Papi untuk memilih karena sudah pasti Papi akan memilih dirinya. Papi sudah pernah berjanji tak akan meninggalkannya apapun itu.Sari, istri pertama Papi yang meninggalkannya karena waktu itu kondisi ekonomi Papi yang tidak mennentu. Mami adalah istri ketiga setelah istri kedua meninggal akibat kecelakaan yang menimpanya. Trauma kehilangan dua istrinya membuat Papi sangat menyayangi Mami, bagaimana pu
Baca selengkapnya
Khawatir
"Ayo, jangan lama! Bukankah kau tidak ingin terlambat? Kita bisa beristirahat sebelum besok menghadiri pemakaman Papimu." Afi menghapus air matanya dan beranjak dari tempatnya untuk berkemas pulang.Afi lega Rendra tak jadi memarahinya karena lupa tak memberi kabar kepergiannya. Afi tak tahu kenapa ia harus menuruti ucapannya, hati kecilnya mengatakan jika Rendra tulus ingin membantunya saat ini dan ia melakukan ini semua karena ia menganggapnya sebagai adiknya. Mengingat Nissa adalah adik yang sangat ia sayangi. Pasti Nissa menghubungi Rendra karena merasa khawatir ponselnya tak dapat di hubungi. Afi tidak pernah berfikir jika Rendra menaruh hati padanya, ia belum berpikir sejauh itu karena dirinya masih dalam masa iddah dan juga belum membuka hatinya untuk siapapun.Masa iddah merupakan waktu tunggu untuk perempuan sebelum menikah lagi. Artinya dalam masa iddah tersebut dilarang menikah kembali hingga masa tersebut selesai. Masa iddah wanita yang tidak hamil dan ditinggal mati sua
Baca selengkapnya
kehilangan
Aldo membawa jenazah Papi pulang ke Surabaya. Perasaannya benar-benar terpukul, melihat sosok panutan yang selama ini selalu menasehatinya sudah pergi untuk selamanya. Aldo melihat Mami yang sempat pingsan karena begitu shock dan juga Afi yang sama terpukulnya dengan dirinya. Kehilangan seseorang yang baik merupakan pukulan telak bagi orang-orang di sekitarnya.Aldo meminta Afi untuk pulang bersamanya mengantarkan jenazah Papi ke Surabaya, tapi dia menolak. Aldo merasa kecewa tadinya, namun ia berjanji akan menyusulnya ke pemakaman nanti. Akhirnya dengan berat hati Aldo mengiyakan keinginan Afi. Aldo tahu itu bukan waktunya ia berdebat dengan Afi karena suasana yang sedang berkabung. Biarlah nanti ia akan berbicara pada Afi selepas semuanya selesai.Aldo menelpon Alin mengabarkan bahwa Papi meninggal, dia pun sama terkejutnya dengan Aldo. Aldo meminta Alin menguruskan persiapan di sana menyambut jenazah Papi yang sebentar lagi akan tiba di rumahnya.Sepanjang perjalanan Aldo selalu me
Baca selengkapnya
semua
"Bukan begitu, seharusnya kamu bilang sama Mas dulu. Biar_" "Biar apa? Biar kamu bisa rujuk terus pamer sama aku, mesra-mesra sama dia di depan aku, begitu? Kamu kenapa sih, Yank? Selalu segitunya banget sama Mbak Afi. Bukannya dari jauh dan lama nggak ketemu aku kamu nanyain gimana kabar aku, bayi aku, pekerjaanku, ini malah yang ditanyakan Mbak Afi!" Alin hendak keluar meninggalkan kamar namun Aldo menarik tangannya dan memeluknya."Maafkan, Mas ya! Mas sangat syok mendengar kabar perpisahan Mas dengan Afi. Kamu nggak usah marah begitu. Lalu bagaimana keadaanmu, pekerjaan kamu, dan kabar anak kita?" tanya Aldo."Basi! Pasti kamu menyesal dengan perpisahan dengan wanita yang kamu cintai itu," ucap Alin sebal."Menyesali yang sudah terjadi tak ada gunanya! Baiklah. Mas minta Maaf, ya, jangan marah-marah nanti cantiknya hilang! Ayo kita temui jamaah yang akan baca yasin buat Almarhum Papi. Kamu ganti pakaianmu, Mas tunggu di depan." Alin tersenyum mengangguk dan Aldo keluar kamar untu
Baca selengkapnya
lah
Setelah dua bulan meninggalnya Papi Cahyo, Mami berubah menjadi pemurung. Ia tak pernah lagi keluar rumah hanya sekedar fitnes dan arisan seperti biasanya. Sepertinya Mami sengaja melakukan ucapannya saat Papi hendak meninggal agar menjadi wanita yang lebih baik. Sekarang Mami tinggal bersama di rumah Aldo, karena Mami tak mau tinggal sendiri di rumah peninggalan Papi. Kandungan Alin yang semakin membesar dan memasuki usia tujuh bulan berniat mengadakan acara syukuran di rumahnya. Ia ingin mengundang beberapa anak yatim dan juga tetangga sekitar."Mi, kita buat syukuran meriah buat menanti kelahiran cucu Mami. Alin pengin undang anak-anak panti dan teman serta tetangga kita. Mami mau buat konsepnya bagimana? Biar nanti aku dan Aldo usahakan!" tanya Alin pada Mami yang sedang menyulam sebuah kain flanel."Kamu atur saja sesukamu. Mami ikut saja, yang penting anakmu bisa lahir dengan sehat dan selamat." Mami berbicara pelan dan lembut membuat Alin kesal karena merasa mertua nya seperti
Baca selengkapnya
Baru tahu?
"Assalamualaikum, Dek! Kamu di mana?" tanya Aldo cemas."Waalaikumsalam, aku lagi di Mall, Yank. Kenapa? Apa kamu sudah pulang ke rumah?""Iya, dan kamu cepat pulang. Jangan lama-lama di luar, kamu sedang hamil besar. Tak baik pergi lama seorang diri," ucap Aldo."Nanggung, Yank. Ini lagi beli beberapa perlengkapan baby kita. Kita belum ada persiapan," jawabnya santai.Aldo tak tahu harus berbicara bagaimana lagi dengan Alin. Ia sudah menjelaskan jika keuangan sedang tak baik, tapi Alin tak dapat mengaturnya dan selalu menggunakan uang dengan seenaknya."Kenapa tak tunggu Mas dulu perginya? Aku sudah bilang kalau_" Panggilan Alin tutup sepihak, membuat Aldo merasa jika Alin benar-benar berubah.Aldo keluar dari kamarnya dan melangkah menuju dapur untuk makan. Di sana sudah ada Mami yang menyiapkan makannanya."Al, ini sudah Mami siapkan. Ayo, makan!" ajaknya."Ayo, Mami sekalian ya," bujuk Aldo. Mami mengangguk dan mengambil sepiring nasi dan sayur lodeh serta gorengan untuk ia makan
Baca selengkapnya
Gombalan Haris
"Fi, kamu di apartemen?" tanya Nissa lewat telpon."Aku lagi di Grarendra Group, kakakmu sudah memintaku bekerja di kantor agar aku tak bosan." "Iyakah? Bagus donk, jadi kamu bisa sekalian cuci mata di situ!" ucap Nissa."Kerja, bukan mencari kesenangan sementara! Kamu ini ada-ada saja. Kenapa memang, Nis?" tanya Afi diiringi tawa dari Nissa."Tadinya mau ngajakin kamu nge-mall, tapi berhubung kamu sibuk, baik nanti malam saja!" ucapnya."Kamu nggak kerja?" "Aku shift pagi, jadi sore ini aku free … Niatnya pengen traktir kamu cari baju daster buat di rumah. Biar dede utun nggak kesulitan bernafas karena ibunya memakai kaos terus," jawab Nisa menyindir Afi yang sangat suka memakai pakaian pres body ketika di dalam apartemen."Asik, mau nraktir! Ada yang lagi gajian, nih?" celetuk Afi."Iya, dong! Aku habis dapat bonus prestasi dari rumah sakit," ungkapnya senang."Baiklah kalau begitu, nanti jam lima kita ketemuan di Mall Puri Elite, Oke?" imbuh Afi."Oke, see you letter!""Bye, wass
Baca selengkapnya
Jangan
Haris melihat jam di tangannya, hari ini ia ada janji dengan Aldo untuk membahas tentang masalah di proyeknya. Tentu saja ia tahu, jika pasti Aldo akan mencarinya dan meminta bantuannya. Rendra memang cerdas, ia tepat sasaran membuat Aldo benar-benar terpuruk."Ren, jadi ikut ke Mitra Cahaya Group? Katanya ingin berkenalan lebih lanjut dengan mantan suami kekasihmu itu?" ledek Haris pada Rendra. Hari ini Rendra memang sedang di Horison property, karena ia sedang membahas hal yang penting mengenai bisnisnya di luar negeri."Apa perlu saya turun tangan untuk hal seremeh itu? Saya kira kamu lebih cerdas dari yang aku duga. Lakukan pekerjaanmu dengan apik, dan pastikan Aldo menyesal telah menyia nyiakan Afi, jangan seret aku ke dalam hal yang masih bisa kamu selesaikan sendiri tanpa bantuanku," paparnya.Haris menatap sahabatnya datar."Yakin, akan kamu habiskan semuanya milik Aldo?" tanya Haris meyakinkan sahabatnya."Jangan tunggu sampai aku yang ikut menanganinya. Jika iya, Dia bisa ha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status