Home / Lain / Cinta dan Dendam / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Cinta dan Dendam: Chapter 11 - Chapter 20

73 Chapters

Chapter 11

Suara derap langkah terdengar keras, pertanda pemilik kaki tengah terburu-buru. Kaki pria itu berhenti tepat di depan sebuah pintu. Tanpa mengetuknya, ia segera memutar gagang pintu dan berjalan masuk ke dalam ruangan.“Apa maksudmu tadi berkata pembunuh sepupumu tengah mengincar keluarga istriku?” tanya pria itu tanpa berbasa-basi.“Selamat siang, Tuan Deonartus Surbakti,” Dalbert Gene menyapa Bos Tuannya sembari membungkukkan tubuhnya dengan sopan.Kepala Deon mengangguk membalas sapaan Dalbert. Ia langsung membatalkan pertemuan penting bersama kolega bisnisnya ketika mendapat kabar penting dari sahabatnya, Leonel, dan bergegas datang ke markas Eagle.Leonel memberi kode kepada Dalbert untuk menjelaskan semuanya.“Beberapa waktu yang lalu, ada sebuah virus mencoba menyerang sistem database kita, Tuan Deonartus. Karena kita menggunakan pelindung yang kuat, virus itu tidak berhasil menginfeksi dan merusak jaringan sehingga data-data penting di sistem kita tidak megalami kerusakan. Pad
Read more

Chapter 12

“Kau sudah mengutus anak buah kita untuk menjaga Maylin selama di sana?” bisik Leonel pada Dalbert. Ia tidak mau sahabatnya mendengar ucapannya tadi, lalu memberinya petuah yang sedikit panjang.Semenjak Deon menjadi kakak ipar Maylin, sahabatnya itu menjadi sangat protektif dalam menjaga satu-satunya adik ipar. Terlebih setelah Deon mengetahui tentang perjodohan yang diatur oleh kedua orang tua Leonel, membuat Deon acapkali memberi peringatan padanya untuk menjauhi adik iparnya itu.“Semua telah diatur, Tuan,” jawab Dalbert.“Bagu—” ucapan Leonel terhenti tatkala Deon berdiri di hadapannya dengan ponsel terulur ke arahnya. Leonel mengernyit menatap sahabatnya.“Aku tidak percaya sekretaris yang kupekerjakan malah mengkhianatiku dengan memberi laporan kepada Rayla bahwa aku membatalkan pertemuan penting dan entah pergi ke mana. Sekarang Rayla mau berbicara denganmu. Dia tidak percaya kalau aku sedang bersamamu.” Suara Deon terdengar frustrasi saat mengucapkannya.Gelak tawa keras dari
Read more

Chapter 13

Britania, London Setelah menghabiskan waktu selama belasan jam, akhirnya terdengar announcement dari kapten pilot menyatakan bahwa pesawat telah memasuki area Britania dan sebentar lagi akan melakukan landing di salah satu bandara terbesar dan tersibuk di Inggris. Setelah pesawat berhasil melakukan pendaratan dengan aman dan lancar, Maylin dan Elian berderap keluar dari pesawat. Di depan pintu gate, tampak beberapa pria berjas hitam dan berkacamata gelap tengah berbaris rapi. Maylin mengernyit tatkala melihat beberapa pria berjas hitam itu membungkuk memberi hormat kepada Elian. Rentetan pertanyaan langsung muncul dalam kepalanya. Apakah mereka adalah Bodyguard-nya Elian? Apa tidak berlebihan dikawal Bodyguard sebanyak ini? Batinnya. “Sir Carter telah menunggu Anda di kediamannya. Kami sudah menyiapkan dua buah mobil, Sir,” lapor seorang Pengawal yang berdiri di sebelah kanan Elian, berbicara dalam bahasa Italia sehingga Maylin tidak mengerti sama sekali. Helaan napas lelah terde
Read more

Chapter 14

Wangi maskulin yang kental dengan aroma spicy yang segar dari parfum Giorgio armani, menguar hingga ke sekeliling ruangan. Tanpa perlu menoleh, Maylin tahu siapakah pemilik parfum itu. Keakraban mereka dalam beberapa tahun belakangan ini, membuat Maylin mulai tahu kebiasaan Elian. Dua tahun lebih memang bukan kurun waktu yang panjang. Namun, cukup untuk saling mengenal satu sama lain. Kedua alis Elian bertaut tatkala melihat Maylin tengah memasukkan potongan bacon ke dalam mulutnya. “Mengapa tidak menungguku makan bersama?” “Dari sekian banyak tugas-tugas Sekretaris, apakah sarapan pagi bersama Bos juga termasuk di dalamnya?” Maylin bertanya balik tanpa mengalihkan pandangan pada makanan yang tersaji di depan matanya. Elian menggeser kursi, lantas duduk di sana dan memulai sarapannya. “Mulai hari ini, membuatkan sarapan pagi, makan siang dan makan malam untuk kita santap bersama adalah tugasmu. Hanya pada saat hari kerja saja, kau cukup siapkan sarapan pagi.” Maylin tidak menginda
Read more

Chapter 15

“Apa yang baru saja kau katakan?” Tangan Elian terhenti di udara tatkala hendak memasukkan potongan roti ke dalam mulutnya.“Bantu aku cari kontrakan dengan harga sesuai kemampuanku,” ucap Maylin dengan suara lebih keras agar kali ini Elian dapat mendengar lebih jelas.Sesuai atas perintah pria itu, Maylin menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua. Hari ini adalah hari pertama dirinya akan mulai bekerja di kantor utama Carter Corporation.“Kenapa?”“Kenapa?” Maylin berbalik tanya sembari mendelik kasar, menatap Elian yang juga tengah memandangnya dengan tatapan heran. Pria itu mendadak bodoh atau merendahkan dirinya?“Tentu saja karena gajiku tidak cukup menyewa sebuah flat. Biaya hidup di sini pasti mahal,” sinis Maylin.“Bukan itu yang kutanyakan. Maksudku, untuk apa mengontrak kalau tinggal di penthouse ini terasa jauh lebih nyaman?”“Apakah kau lupa ingatan, Mr. Elian? Seorang pria dan wanita yang tidak memiliki hubungan apa-apa selain berteman, tidak baik tinggal seatap,” tukas
Read more

Chapter 16

Sebuah mobil sedan putih berhenti di depan gedung pencakar langit yang terletak di perkotaan London. Gedung yang sangat tinggi dengan memiliki 180 meter dan berlantai 40 sehingga menjadikannya gedung tertinggi kedua di perkotaan London.Elian dan Maylin segera turun dari mobil setelah Pengawal membukakan pintu mobil untuk mereka. Maylin menatap takjub gedung tinggi di hadapannya.Penampilan fisik gedung yang menawan mampu menjadi faktor penentu kesuksesan dalam suatu perusahaan. Kini Maylin mengerti bahwa perusahaan Carter Corporation termasuk salah satu perusahaan terbesar di negara ini.“Good Morning, Sir.” Satu per satu pegawai yang berpapasan dengan Elian, menyapa pria itu dengan sopan.Elian melangkah perlahan dengan acuh tak acuh melewati pegawainya begitu saja. Wajahnya datar tanpa ekspresi serta tatapan tajam dari sepasang netranya.Maylin memperhatikan sikap Elian yang sungguh berbanding terbalik saat pria itu masih berada di kotanya. Perubahan sikap itu mengundang banyak tan
Read more

Chapter 17

“Sekarang hanya tersisa dirimu ….” Sang pemimpin beralih ke satu-satunya tahanan yang tersisa ternyata adalah seorang wanita.Seluruh tubuh wanita itu tampak gemetar ketakutan setelah menyaksikan semua itu.“Katakan padaku, siapakah pemimpin mafia Crusio?” bisik sang pemimpin di telinga wanita itu.Wanita itu terpojok pada situasi sulit yang mengharuskan dirinya menentukan pilihan antara dua hal yang sama-sama tidak menguntungkan untuknya. Sial! Setelah ia berpikir matang-matang, mendahulukan nyawanya kini yang terpenting.Ketika wanita itu membisikkan sebuah nama ke telinga pemimpin kelompok yang menyekapnya, suara tawa yang keluar dari mulut pemimpin itu terdengar membahana ke seluruh sudut ruangan. Membuat suasana gedung semakin mencekam.“Kau memang wanita yang cerdas, tetapi keserakahanmu telah menggali lubang kubur sendiri.” Tatkala pemimpin itu berucap, tangannya bergerak melepaskan topeng di wajahnya.Jantung wanita itu seketika terasa berhenti berdetak. Mulutnya bergerak terb
Read more

Chapter 18

Satu bulan telah berlalu. Maylin masih sedikit mengalami kesulitan dalam mengerjakan pekerjaannya. Banyak sekali dokumen-dokumen yang harus ia simpan di dalam memori otaknya.Ternyata bekerja di kantor pusat tidak sesederhana yang dipikirkannya. Entah apakah ia harus menyesali atau tidak atas keputusannya mengajukan diri agar dimutasikan ke kantor ini.“Hey, Maymay!”“Berhentilah memanggil namaku seperti itu, Brianna!” Maylin mencebikkan bibirnya tidak suka mendengar namanya diganti seenaknya oleh teman barunya itu. Sudah kesekian kalinya Maylin menengur wanita itu. Namun, tegurannya hanya dianggap angin lalu oleh Brianna.“Maymay lebih mudah diingat daripada May … apa nama lengkapmu?”“Maylin Pramanta!” sentak Maylin kesal.“Ah ya, namamu terlalu Asia. Sulit menghapalnya. Maymay lebih mudah diingat. Dari kata May yang berarti bulan Mei. Tidak memerlukan banyak tenaga dan pikiran untuk mengingatnya.” Brianna terkikik geli tatkala melihat bibir Maylin makin maju lima senti mendengar al
Read more

Chapter 19

Sial! Sial! Sial! Mengapa aku tidak langsung mengenalinya? Dasar otak bodoh! Umpat Maylin dalam hati.Valo tersenyum puas melihat reaksi wanita yang membuatnya tertarik atas ketegasan sikap yang dimiliki wanita itu. Sepertinya ia akan mendapatkan mainan baru.Ia menatap menyelisik penampilan wanita di hadapannya dari atas sampai bawah. Wajahnya cukup cantik dengan berambut panjang sedikit oval dan berwarna cokelat. “Tadi kau berkata bahwa kau adalah Sekretaris baru Elian?” tanyanya.Maylin segera memasang wajah datarnya demi menutupi rasa gugup yang tengah menyerang dirinya. Ia tidak memprediksikan pertemuan mereka akan terjadi secepat ini dan di tempat ini.“Benar, Sir. Maafkan atas sikap ketidaksopanan saya tadi. Saya tidak tahu Anda adalah Direksi perusahaan ini.” Maylin membungkukkan tubuhnya dalam-dalam sembari meminta maaf.“Hmm ….” Valo masih terus menatap menelisik Maylin. Sampai beberapa detik yang lalu, wanita itu menatapnya dengan terkejut, tetapi kini ekspresi wajahnya ber
Read more

Chapter 20

Elian mengerti betul bengkak pada bibir Maylin adalah hasil dari percumbuan. Ia seorang pria normal, tentu saja memiliki kebutuhan biologis yang harus dipenuhi.Beberapa dari wanita kencannya pernah mendapat perlakuan yang sama ketika gairahnya tak tertahankan. Namun, saat dirinya melakukan percumbuan dengan wanita-wanita itu, wajah Maylin senantiasa menjadi bayangannya.Maylin tampak dilanda kebimbangan antara memberi tahu Elian atau tidak tentang perbuatan Valo padanya. Ia masih ragu ketika suara seseorang menginterupsi mereka berdua.“Anda sudah kembali, Sir Elian!”Refleks kepala Elian bergerak menoleh dan terkejut melihat pria yang barusan menyapanya. “Riccardo? Kapan kalian kembali dari Moskow?”“Tadi pagi, Sir,” jawab Riccardo sembari menganggukkan kepalanya ke arah Marco yang sedikit membungkuk untuk menyapanya.Riccardo telah lama bekerja di bawah kepemimpinan Valo. Oleh sebab itu, banyak karyawan lain begitu menyeganinya.“Kak Valo berada di dalam?” Elian mencoba menahan emo
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status