POV Aish"Bapak ini, selalu saja ngomongnya gitu," debat Emak.Gara-gara Mas Alzam, urusannya jadi panjang. Awalnya, aku niat kabur. Namun, kalah cepat bangun dengan Emak. Akhirnya, memikirkan cara lain agar bisa pergi dari sini. Terpaksa aku berbohong, tetapi tetap saja ketahuan."Memang begitu nyatanya, Bu. Anakku ini hebat, meskipun perempuan. Gak kalah kalau bertanding bersama pria. Jadi, Ibu jangan khawatir," ucap Bapak membelaku.Bapak selalu ada paling depan untuk membela. Dia yang paling paham keinginanku. Kami memang satu frekuensi. Karakter bapak yang pemberani, turun padaku. Termasuk, sikap keras kepalanya."Tidak. Emak gak bakal mengizinkan. Kamu tetap di sini.""Ayoklah, Mak. Kali ini saja. Percaya pada Aish. Mas Arka sangat membutuhkan Aish. Kita harus membinasakan kedzaliman dan meluruskan kekeliruan.""Tidak.""Emakmu, memang keras kepala," ucap Bapak kesal. Dia sengaja pergi ke luar rumah, agar tak ada pertengkaran.Emak malah berlalu menuju dapur. Wajahnya geram. Dia
Read more