Share

Part 34

Author: Sriayu23
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Ibu, Mas Wisnu ... hiks, hiks."

Mbak Elina malah menangis di pelukan Ibu sambil menyebut nama Mas Wisnu. Padahal, ada Mas Alzam.

Mas Alzam nampak kecewa. Dia perlahan menjauh lalu keluar dari kamar. Mbak Elina belum sadar, bahwa saat ini, ada hati Mas Alzam yang harus dijaga sebagai suaminya.

Aku ikuti Mas Alzam. Dia terduduk lesu di dekat bangku panjang yang ada di halaman belakang.

"Mas Alzam."

"Aish. Kamu ngikutin, Mas?"

"Hehehe, iya. Soalnya Aish mau ngomong sama Mas Alzam."

"Ngomong aja, ada apa?"

"Mas jangan kecewa mendengar ucapan Mbak Elina tadi, yah."

"Oh, soal itu. Mas, tidak kecewa Aish. Hanya sedikit cemburu saja. Jadi, sengaja menjauh agar rasa cemburunya tidak semakin besar."

"Aish paham. Itu hal wajar. Namanya juga seorang suami pada istrinya. Tapi Aish yakin, Mbak Elina hanya kaget mendengar kenyataannya."

"Apa Aish sudah tahu sejak lama soal rahasia itu? soalnya, Aish nampak akrab dengan Pak Arka."

"Iya, Aish tahu saat Mbak Elina dan Mas Wisnu resmi bercerai."

"Kala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
mudah2an ketemu y Ais dompet nye jex dn juga bisa ketemu orang nya ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 35

    POV ElinaKebenaran yang dikatakan Aish sangat menohok hati. Gundah gulana begitu terasa. Seharusnya, aku mencari Mas Wisnu saat dia tidak datang ke persidangan. Kenapa aku bisa terjebak dalam permainan Aida? harusnya aku percaya kepada Mas Wisnu. Dia begitu mencintaiku, tak mungkin mengkhianati.Namun, nasi sudah menjadi bubur. Benar apa yang dikatakan Aish, aku harus fokus dengan keluarga baruku. Meskipun, sejujurnya rasa untuk Mas Wisnu masih ada. Selamanya akan terpatri di sanubari. "Masyaallah, Aish jadi bijak sekali," puji Mas Alzma setelah mendengar ceramah Aish.Entah belajar dari mana, Aish memang selalu bijak menyikapi masalah. Dia bahkan menjadi penasihat ulung. Padahal, belum pernah berumah tangga. Lihatlah apa yang dibicarakan, bukan siapa yang berbicara. Itulah prinsip yang diajarkan sayyidina Ali. Aish memang belum berumah tangga, tapi nasihatnya baik. Maka, aku akan selalu mendengarkannya."Iya dong. Kalian, berbahagia saja di sini. Soal Aida yang kaya kuntilanak itu

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 36

    POV Aish"Bapak ini, selalu saja ngomongnya gitu," debat Emak.Gara-gara Mas Alzam, urusannya jadi panjang. Awalnya, aku niat kabur. Namun, kalah cepat bangun dengan Emak. Akhirnya, memikirkan cara lain agar bisa pergi dari sini. Terpaksa aku berbohong, tetapi tetap saja ketahuan."Memang begitu nyatanya, Bu. Anakku ini hebat, meskipun perempuan. Gak kalah kalau bertanding bersama pria. Jadi, Ibu jangan khawatir," ucap Bapak membelaku.Bapak selalu ada paling depan untuk membela. Dia yang paling paham keinginanku. Kami memang satu frekuensi. Karakter bapak yang pemberani, turun padaku. Termasuk, sikap keras kepalanya."Tidak. Emak gak bakal mengizinkan. Kamu tetap di sini.""Ayoklah, Mak. Kali ini saja. Percaya pada Aish. Mas Arka sangat membutuhkan Aish. Kita harus membinasakan kedzaliman dan meluruskan kekeliruan.""Tidak.""Emakmu, memang keras kepala," ucap Bapak kesal. Dia sengaja pergi ke luar rumah, agar tak ada pertengkaran.Emak malah berlalu menuju dapur. Wajahnya geram. Dia

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 37

    "Mau ke mana, Aish!" Teriaknya aku abaikan."Aish mau ke mana?" tanyanya lagi. Denis lelet. Banyak tanya. Aku sudah bilang, bahwa malam ini, kita akan mengintai Jex. Lebih cepat, maka lebih baik."Ayok, berangkat.""Berangkat ke mana Aish?""Diskotik Alexander.""Harus sekarang?""Nanti, lebaran gajah. Ya sekarang. Kita harus lihat situasi di Sana. Barulah memikirkan cara menculik Jex.""Baiklah. Kita berangkat."Denis tancap gas. Suasana mulai menjelang malam. Lokasi diskotik ini ada di pusat kota. Dari luar, nampak kecil dan biasa saja. Entahlah, jika masuk ke dalam."Menurutmu, kita tunggu di parkiran atau langsung masuk?""Tunggu di sini. Jex pasti ke sini dulu sebelum masuk diskotik." Denis hanya mengangguk patuh.Aku sengaja menyuruhnya parkir di dekat pintu masuk. Jadi, mudah terlihat jika Jex datang. Hampir dua jam kami menunggu. Namun, tak ada tanda-tanda kedatangannya. Aku sudah kesal. Denis, malah ngorok. Mungkin dia lelah, karena menyetir sendiri dari Jakarta ke Bandung.

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 38

    "Denis!" teriakku panik. Peluru itu, berhasil menembus kaki kiri Denis.Darah mengalir deras. Bercucuran sampai ke lantai. Tubuhku gemetar menyaksikannya. Kenapa aku bisa ceroboh. Keselamtanku dan Denis terancam."Aish, kabur dari sini. Biar aku berusaha menghadapi, Jex. Cepat pergi!" ucap Denis sambil menahan sakit."Ti-tidak. Aku tak akan membiarkanmu mati konyol di sini. Kita akan pergi bersama. Biar aku hadapi pria ini."Aku bediri dan mengambil pistol yang tergeletak tak jauh dari Denis. Mengacungkan pistol dengan tangan gemetar. Jantungku, bagai terkena setrum tegangan tinggi. Kejang-kejang tak karuan."Ja-jagan sakiti kami, atau aku akan mengirimmu ke neraka.""Hahaha, pegang pistol saja gak becus. Mana bisa bunuh orang sepertiku."Aku berjalan mendekat ke arah Jex. Dia nampak tenang. Duduk santai memandangku. Pistol miliknya dia simpan di saku jas. Dia sangat yakin, kalau aku tidak bisa menembaknya. Meskipun, kenyataannya memang demikian. Baru pertama kali, aku memegang senj

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 39

    POV Ibu AnnaAku sangat panik ketika mengetahui cucuku di culik. Masalah Wisnu belum selesai. Sekarang datang lagi masalah lainnya. Kenapa keluargaku jadi berantakan seperti ini? apa ini karma karena telah menyakiti mantan menantuku--Elina. Tidak, tidak mungkin. Semua hanya ujian. Bukan karma."Aida, apa cucu Ibu sudah ketemu?""Belum Bu. Aida bingung harus bagaiamana lagi. Semua karena Mas Wisnu. Coba dia tidak gila. Hidupku dan anaknya tak akan malang seperti sekarang. Baru beberapa hari lahiran, harus mondar mandir sendirian mencari bayiku.""Apa maksud kamu Aida? kenapa kamu malah menyalahkan Wisnu. Semua ini salahmu. Ibu sudah bilang, segera lapor polisi.""Tak semudah itu Bu. Mas Wisnu juga memang salah. Seharusnya dia tetap waras. Bukan gila seperti sekarang."Plak!"Jaga mulutmu, Aida. Anakku tidak gila. Dia hanya butuh perawatan saja."Rasa kesal begitu membabi buta. Aku tak menyangka menantu yang sangat dibela malah melukai hati dengan ucapannya. Dia tega menghina suaminya s

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 40

    POV Elina "Mas Wisnu?" Hatiku bagai tercabik-cabik menyaksikan kondisi Mas Wisnu. Tubuhnya mulai kurus. Rambut awut-awutan. Wajah tak karuan. Sungguh, memprihatinkan. "Elina." Mas Wisnu langsung memelukku. Aku tak kuasa menolaknya. Pelukannya sangat hangat. Sama seperti dulu. Meskipun saat ini, dia hanya membisu. Namun, aku bisa merasakan cintanya yang luar biasa. "Mas, kenapa kamu jadi begini?" tanyaku yang masih dalam pelukannya. Mas Wisnu tak menjawab. Aku rasakan, bagian pundak terkena air matanya. Merembas sampai kulitku. Begitu pula denganku. Bulir bening bergulir di pipi. Kami bagai dua sejoli yang sudah lama berpisah, lalu di pertemukan kembali. Ada kehangatan yang menyeruak di sanubari. Aku tepis dengan paksa. Melepas pelukannya. Ada hati lain yang harus di jaga. "Elina," ucap Mas Wisnu menatapku. Dia meraba area wajahku. Memandanginya terus menerus. Bibirnya merekah menampilkan senyuman. "Mas, cepat sembuh. Kasihan Ibu. Dia ikut tersiksa melihat kondisimu. Begitu

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 41

    POV Aish"Mas, udah balik?"Baru tadi siang Mas Alzam berangkat. Aku pikir dia akan menginap di Bandung. Ternyata, selepas isya sudah kembali bersama motornya."Mau ke mana lagi, Mas?" Mas Alzam membawa pakaiannya dan Bilqis ke dalam tas. Wajahnya nampak kesal. Ada apa gerangan?"Mas izin pergi ke rumah saudara dulu, Aish.""Abi, Iqis mau di sini.""Kita harus pergi, Nak. Ayok.""Ada apa ini Mas?""Tanyakan saja pada kakakmu. Saya pamit.""Abi, Iqis gak mau pergi," rengek Bilqis.Mas Alzam memaksa Bilqis. Tak perduli anaknya menangis. Dia berlalu begitu saja menggunakan motornya. Aku hanya melongo menyaksikan perubahan sikapnya yang aneh."Aneh. Ada apa sebenarnya?"Dua jam kemudian, Mbak Elina datang. Wajahnya nampak cemas. Panik tak karuan. "Aish, di mana Mas Alzam?""Pergi.""Pergi ke mana?" Mbak Elina menggoyangkan pundakku. Menatap penuh kecemasan. Dia menggangguku yang sedang santai main Mobile legend."Jawab Aish!""Argh! kalah 'kan? Mbak ngeselin, sih.""Aish, tolong serius

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 42

    "Mari pak Arka, Anda harus segera di bawa ke kantor polisi."Aku berhasil mengalahkan Arka. Tidak sia-sia mengintainya berhari-hari. Meskipun, awalnya aku tak mau melibatkan polisi. Takut Arka balik melaporkanku. Namun, tak ada cara lain. Tak akan aku biarkan Arka menguasai anakku.Elina pingsan mendengar kebenaran dari mulut Arka. Biarlah, harus terbongkar. Aku senang jika Elina menyesal, lalu depresi. Dia tak akan bisa kembali bersama Mas Wisnu. Karena sudah menikah lagi. Bagus, perlahan hidupnya akan menderita. Suatu saat, aku akan beri pembalasan yang lebih menyakitkan. Untuk saat ini, anakku dulu yang harus diamankan."Anak Mamah. Tenang yah, Sayang. Mamah akan selalu bersamamu."Aku cium dahi bayi kecilku. Hati rasanya tentram. Wajah polosnya membuatku sejenak berisitirahat dari kegilaan dunia ini. Arga, terima kasih telah memberi kenang-kenangan terindah. Maaf, dulu aku terpaksa mengirimmu ke alam kubur. Mulanya, aku berpikir mas Wisnu dapat membahagiakanku dan anak ini. Nyata

Latest chapter

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Tamat

    POV AishApa kira-kira tugas terkahir Jex sebagai mafia? sepanjang perjalanan Jakarta - Bandung aku terus berpikir keras. "Sayang, apa sebenernya yang harus diselesaikan? kamu tidak berniat membunuh seseorang 'kan?""Tidak, istriku. Ada wasiat dari Ayah. Setelah itu, hidupku akan bebas.""Apa?""Nanti aku beritahu, lebih baik kamu tidur. Kamu pasti lelah.""Baiklah."Jex bukan orang yang bisa dipaksa untuk bicara. Maka aku ikuti saja keinginannya. Yang terpenting, dia sudah tidak terobsesi lagi oleh dendam. Aku hanya ingin kami bisa hidup bahagia tanpa di bayang-bayangi kecemasan. Ternyata hidup menjadi bagian dari seorang mafia sangat tidak nyaman. Meskipun uang berserakan di mana-mana. ****Satu bulan berlalu, Perlahan Jex menyelesaikan tugas terakhirnya. Dia menyerahkan semua saham perusahaan Sagar Buana pada Denis. Dengan rasa tak percaya, Denis mau menerimanya. Jex hanya akan mengambil sedikit harta untuk membeli tanah dan modal untuk memulai hidup baru di desa emak dan bapakku

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 61

    POV JexMataku membeliak kaget. Kamar berantakan. Baju-baju Aish sudah berkurang dari lemari. Aku pikir dia hanya marah biasa. Ternyata, Aish nekat pergi dari rumah ini. Hampir 5 jam aku melupakannya setelah pertengkaran yang terjadi di antara kami. Aku terlalu sibuk dengan dunia kesedihanku. Sampai tidak sadar Aish meninggalkanku."Ke mana istriku pergi?" tanyaku penuh amarah kepada penjaga."Ta-tadi nyonya naik taksi online sambil membawa koper, Tuan. Saya pikir sudah izin sama Tuan.""Bodoh!"Bugh. Aku pukuli para penjaga satu persatu. Dasar manusia berotot yang tidak bisa diandalkan. Mana mungkin aku membiarkan Aish keluar sendirian tanpa penjagaan anak buahku. Kenapa mereka begitu bodoh, sampai tidak bisa melarang kepergian istriku? Amarah aku luapakan secara brutal. Semua anak buahku menjadi pelampiasan emosi. Mereka semua babak belur. Darah mengucur di bagian bibir. Aku berubah seperti Jex yang dulu. Menjadi brutal dan ganas. Bagaikan singa hitam. Aku segera menuju rumah Mb

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 60

    POV Aish "Ayah!" teriak suamiku diiringi isak tangis.Persendian lemas. Aku tersungkur di lantai. Menunduk sambil mengeluarkan air mata. Tak sanggup memandang wajah ayah yang sudah penuh darah. Sedangkan suamiku terus meraung mengeluarkan kesedihan. Dia memeluk dan mencoba membangunkan ayahnya. Namun, semua itu percuma. Ayah sudah kembali ke alam keabadian. Dia meninggal karena memilih menyelamatkanku dan cucunya. Tak gentar menghadapi ajal. Pengorbanannya untukku dan Jex begitu luar biasa. Namamu akan tersimpan baik di hatiku ayah.Maafkan aku tak bisa menyelamatkanmu. Terima kasih telah mengorbankan nyawa demi aku. Kau bagai malaikat penolongku. Jujur, sesak di dada begitu menghimpit. Oksigen seakan tak mau masuk ke rongga paru-paruku. Rumah yang penuh canda tawa dan ketenangan ini, mendadak gelap. Seiring dengan kepergianmu. "Ayah ... maafkan aku. Ayah ... bangunlah, Arrgh!"Jex mencengkram pundak ayah. Menggoyangkan tubuhnya. Mengaggap ayah hanya sedang tertidur pulas. Suamiku

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 59

    POV AraavSialan. Pria tua seperti Sagara bisa memporak porandakan bisnisku dalam hitungan hari. Di tambah lagi kecerobohan Arka dan anak buahnya. Mereka memang tidak bisa diandalkan. Lengah meninggalkan jejak ketika membakar ruko. Arka juga dituduh melakukan penculikan karena bertingkah gegabah. Aku sudah bilang, jangan bertindak sembarangan. Rusak sudah rencanaku. Jex dan Sagara bersekongkol menghancurkanku. Dia membuatku masuk penjara. Semua karena penghianatan manusia busuk seperti Arka. Dia dijebloskan terlebih dahulu ke penjara, dan sengaja menyeret namaku ikut dengannya. Dasar manusia sialan. "Aku sudah bilang, kau ini bodoh. Kau pintar bercuap-cuap, tapi selalu salah bertindak," hardik Gisel.Adik sialan yang merasa paling hebat. Beruntung aku berhutang pertolongan kepadanya. Kalau bukan karena dia aku masih mendekam di penjara. Ruangan yang mirip tempat pembuangan sampah. Mimpi buruk berada di sana. Hanya dalam hitungan hari saja, membuatku trauma. Aku bersumpah akan mengh

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 58

    POV Tuan Sagara"Tu-tuan, jangan emosi dong. 'Kan bukan aku yang seperti iblis."Perempuan bodoh kesayangan Jex ketakutan. Dia tak setangguh yang aku pikir. Awalnya, aku mengira dia perempuan tangguh, karena berani melawanku pada waktu itu. Namun, tetap saja seorang perempuan sesuai kodratnya. Hatinya lembut. Lebih tepatnya dinamakan lemah."Jangan cengeng. Baru seperti itu saja ketakutan. Kamu sedang mendengar aku bercerita, bukan menonton arena gulat.""Hihihi, Tuan tetep serem walaupun sedang curhat."Anak ingusan ini malah mengejekku. Kalau bukan istri dari putra angkatku, sudah aku tampar dia. Tak sopan bersikap demikian di hadapanku. Berani meledek mafia paling hebat se-Asia. Sebenernya, dia orang kedua. Maria sudah terlebih dahulu bersikap konyol begitu ketika bersamaku. "Cepat bereskan dapur ini. Jangan sampai ada debu sedikit pun. Kau terlalu lancang menyuruhku banyak bicara.""Maaf, Tuan. Aku tidak menyuruh. Hanya saja, Tuan yang bercerita duluan. Tapi, tak apa. Sebagai me

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 57

    "Buburnya sudah siap, Ayah.""Hahaha, aku suka panggilan itu, Lion.""Ternyata kau membawa pujaan hatimu, hahaha. Kita tidak sedarah, tapi tingkahmu mirip denganku," sambungnya ketika menyadari kehadiranku.Sungguh aneh. Tuan Sagara yang ada di hadapanku saat ini, sangat berbeda dengan sosok Tuan Sagara saat kami pertama berjumpa. Dia kelihatan seperti orang tua pada umumnya. Dengan rambut yang beruban, dan kesehatan yang mulai memburuk. Apa memang begini kehidupan seorang mafia? mereka bisa menyesuaikan diri dengan sesuka hati. Tergantung tempat dan kepentingan. "Aish sudah membuat bubur. Silakan di makan, Ayah. Setelah itu, minumlah obat.""Berikan buburnya, jika tidak enak, istri cantikmu ini tak akan selamat, hahaha.""Ih, serem, Jex," bisikku panik. Baru saja pria tua ini aku puji, karena bersikap normal. Sekarang dia malah berani mengancamku. Padahal aku tidak melakukan kesalahan ."Tak usah takut, hanya bercanda.""Bercanda dari Hongkong. Orang mukanya serem gitu," bisikku kes

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 56

    "Om, Om, mukanya ko, serem," ledek Bilqis malu-malu.Anak itu memang begitu. Meskipun kelihatan ketakutan, tapi suka jahil. Salah satunya senang berceloteh. Terlalu jujur. Aku peluk dia sambil tertawa. Sedangkan Jex tampak tak terima dikatakan demikian. "Santai dong, Om Jex tampan. Bilqis bicara seperti itu karena dia ingin PDKT sama kamu. Peka dong.""Aku tak paham caranya mendekati anak kecil," jawab Jex tanpa dosa.Dia tenang saja duduk di sampingku. Tanpa niatan ingin mengajak Bilqis bermain. Aku punya ide supaya suasana di rumah ini tidak kaku. "Iqis, suka main kuda gak?""Suka dong, Tante. Tapi ayah sedang masak. Jadi, Iqis gak bisa main kuda-kudaan.""Nah, Tante punya teman baru untuk Aish main kuda-kudaan.""Serius Tante? mana temannya.""Nih, di samping Tante.""Aku maksudnya?" tanya Jex kaget. Dia tampak tak terima dengan usulanku."Ya iyalah, suamiku sayang. Siapa lagi? kamu tega istrimu jadi kuda? hi, dasar.""Aish, jangan begitu," tegur Mbak Elina.Kakakku membawa dua

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 55

    POV AishHari ini semuanya berubah. Aku bisa merasakan pancaran kebahagian. Jex begitu menikmati sarapan bersama kami, dan Mbak Elina. Benar kata kakakku, suamiku butuh perhatian. Aku harus berdamai dengan takdir dan menerima semuanya. Rido terhadap ketentuan Gusti Allah. Awal mula perubahan sikapku, karena nasihat Mbak Elina dini hari tadi. Saat aku terbangun pukul 03.00 dini hari, aku melihat Jex tertidur sambil memelukku. Dengan kondisi kepalaku yang sudah tidak mengenakan hijab. Rasa kesal sempat menghampiri. Tak terima dengan sikap Jex yang lancang. Seenaknya dia melihat rambutku. Namun, perlahan emosiku reda. Ketika mendengarnya mengigau."Jangan ... jangan ambil Aish dariku. Aku mohon ...." Tampaknya Jex bermimpi buruk. Air mata menetes begitu saja. Padahal, matanya terpejam. Dari situ, hatiku sedikit tersentuh. Bertanya-tanya dalam diri ini. Apa sebesar itu cinta Jex padaku? sampai dalam tidurnya saja, dia tak mau kehilanganku.Aku berusaha mengingat-ingat lagi, apa yang su

  • Mempermalukan Suamiku Di Resepsi Pernikahanya   Part 54

    POV JexMalam ini aku ceritakan semuanya pada Aish. Mulai dari kisah hidupku semasa kecil. Sampai konflik yang terjadi antara Tuan Nicolas dan adiknya, Tuan Sagara. Sepengetahuanku, Tuan Nicolas yang mempunyai sifat tamak. Ingin merebut semua yang menjadi milik adiknya. Sama halnya dengan Araav. Darah haus kekuasaan mengalir kental pada anak pertama Tuan Nicolas. Aish sangat antusias mendengarkan ceritaku. Meskipun, wajahnya seketika murung saat aku memberi tahu kebusukan Arka. Istriku harus tau. Walaupun, dia tak mungkin 100% percaya padaku. Namun, setidaknya Aish bisa berhati-hati. Jika sewaktu-waktu Arka mengganggunya. Baru saja mau merebahkan tubuh di kasur, tiba-tiba ada panggilan dari orang kepercayaan yang memegang bisnis ruko. Dia mengabarkan kalau Ruko habis terbakar. Sampai merembet ke perumahan milik Sagara Buana."Jex, mau ke mana?""Ada masalah, Aish. Kemungkinan besar, Araav dan Arka sedang membuat perhitungan padaku.""Maksudnya bagaimana?" "Aku sudah mengacaukan mar

DMCA.com Protection Status