All Chapters of Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh: Chapter 11 - Chapter 20

137 Chapters

Bab 11

Akhirnya aku pun mengenakan sabuk pengaman, pun juga yang dilakukan oleh Maya. Hingga beberapa menit kemudian, mobil mulai keluar dari halaman cafe dan melesat membelah jalan raya. "Kamu tahu kalau mertua kamu ada di sini?" tanya Maya yang saat aku menolehkan kepala ke arahnya, pandangannya lurus ke depan menatap jalan raya. "Aku nggak tahu. Entah sejak kapan Ibu ada di sini. Bisa jadi hari ini dia baru datang.""Kok bisa sama selingkuhan suami kamu ya? Apa mereka sudah saling mengenal dan Ibu mertua kamu pun tahu soal hubungan gelap mereka? Dan ya, apalagi mertua kamu bilang soal cucu. Bukankah itu artinya ....""Ya, itulah yang juga aku pikirkan saat ini. Mungkin Ibu mertua sudah mengetahui dan mendukung perselingkuhan yang dilakukan oleh putranya, bahkan sampai mendukung ke jenjang pernikahan," jawabku dengan cepat saat kurasa Maya sengaja menggantung ucapannya. Mungkin ia tak enak jika ingin melanjutkan apa yang ingin ia katakan itu. "Kebangetan itu kalau sampai-sampai emaknya
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Bab 12

Saat baru saja pintu itu terbuka terlihatlah tiga seseorang yang saat ini berdiri di hadapanku. Seseorang yang seakan-akan mampu membuat dekap jantung ini seketika seperti berhenti berdetak. Bagaimana tidak, aku melihat Mas Yoga, ibu mertua dan juga selingkuhan suamiku datang ke rumah ini. Aku tidak terkejut jika Mas Yoga membawa ibunya akan tetapi berani sekali dia membawa gundiknya itu untuk datang ke sini. "Assalamualaikum, Ren."Aku tersentak dari lamunanku saat Mas Yoga mengucapkan salam. Aku mengerjapkan kedua mataku. "Waalaikumsalam, Mas," ucapku. Bergegas aku meraih punggung tangan Mas Yoga lalu mencium punggung tangan lelaki itu, setelahnya aku pun mencium punggung tangan ibu mertua. "Ibu datang ke sini, Ren. Baru saja tiba," ucap Mas Yoga yang tentu saja adalah sebuah kebohongan, Padahal jelas-jelas tadi siang aku melihat ibu bersama gundiknya itu. Akan tetapi Mas juga mengatakan jika Ibu baru saja tiba."Dia siapa Mas?" tanyaku pura-pura tidak tahu."Oh dia, namanya muti
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Bab 13

"Mas, makanannya habis?" "Iya Ibu dan mutiara lahap sekali makan masakan kamu, katanya enak," ucap Mas Yoga tanpa sedikitpun merasa bersalah. Bahkan lelaki itu masih dengan lahapnya memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya. "Ya Mbak, masakan kamu enak sekali. Bolehlah nanti selama saya tinggal di sini, Mbak mengajari saya masak. Biar suami saya nanti betah makan di rumah dan tidak jajan di luar," ucap Mutia menimpali sembari melempar senyum. Senyum yang menurutku terlihat begitu memuakkan.Aku hanya melirik sinis ke arah perempuan itu pandanganku kembali tertuju pada Mas Yoga yang masih dengan lahapnya menyantap makanan itu. "Tapi aku sama sekali belum makan loh, Mas. Kok kalian enak sekali langsung menghabiskan makanan ini?" Mendengar suaraku yang mulai meninggi kepala Mas Yoga langsung terangkat pandangan itu langsung menatapku. "Kamu belum makan? Maaf ya, Mas, kira kamu sudah makan. Makanya Mas langsung ajak Mutia dan ibu untuk makan duluan. Mas bener-bener nggak tau," ucap
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Bab 14

[Kamu siapa?][Kenapa anda pakai foto profil dengan foto wajah saya?][Woy, katakan siapa kamu! Apa maksudmu membuat akun dengan fotoku seperti itu? Apa tujuan kamu?!][Woy, katakan siapa kamu!]Begitulah rentetan pesan yang kubaca. Ada pesan yang lainnya sebenarnya, tapi isinya sama. Tentang Mas Yoga yang penasaran siapa aku. Aku hanya terkikik, bahkan ada riwayat panggilan masuk pada akun fake milikku itu. Saat aku ingin membalas pesan tersebut, tiba-tiba terdengar seperti suara seseorang yang tengah membuka pintu kamar. Cepat kukeluarkan akun tersebut lalu masuk dengan akun milikku sendiri saat melihat Mas Yoga sedang berjalan ke arahku. "Ren ...."Aku tak menghiraukan panggilan Mas Yoga, aku sibuk menjelajahi sosial media berwarna biru itu. Mas Yoga mendaratkan tubuhnya di bibir ranjang sembari menatapku saat aku meliriknya sekilas lalu membuang pandang kembali ke arah layar ponsel. "Ren, jangan bersikap seperti itu di depan ibuku. Kamu tahu sendiri kan ibu seperti apa orangnya
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Bab 15

"Wah, gurame bakar dan sate ayam kesukaan ibu itu. Nah gitu dong, jadi menantu itu yang pengertian. Ada mertua datang disambut dengan baik. Disiapin makanan yang enak-enak, jangan hanya sayur sama sambel aja."Seketika gerakan tanganku saat ingin memasukkan suapan yang ke sekian terhenti saat mendengar suara itu. Terlihat Ibu langsung menghenyakkan tubuhnya di kursi yang ada di sampingku."Mana buat ibu, Ren?" tanya ibu mertua saat aku melanjutkan makan malamku tanpa memperdulikan kehadirannya. Sungguh, sebenarnya aku bukanlah sosok menantu yang begitu buruk. Hanya saja, rasa hormatku pada Ibu juga hilang saat tahu kalau ibu mendukung perselingkuhan putranya. "Rena cuma pesan satu, Bu," jawabku dengan enteng. Kuambil satu tusuk sate, lalu langsung melahapnya. Mendengar penuturanku, secepat kilat Ibu langsung berdiri dari tempat duduknya. Menatapku dengan sorot mata penuh api. "Cuma pesan satu?! Ibu, Mutia dan juga suamimu nggak kamu belikan?"Aku menggelengkan kepala. Memasang rau
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Bab 16

Aku mengerjapkan kedua netraku saat sayup-sayup aku mendengar suara adzan yang berkumandang. Sejenak aku merenggangkan otot-otot di tubuhku. Saat aku membalikkan tubuh, ternyata Mas Yoga sudah tertidur di sampingku. Entah jam berapa semalam ia pulang, terlalu nyenyak aku tertidur hingga tak menyadari kepulangannya. Aku pun beranjak dari pembaringan, bergegas berjalan menuju ke arah kamar mandi setelah menyambar handuk yang menggantung di tempatnya. Setelah mandi pun bergegas kuselesaikan ritual mandiku. Aku melipat mukena berikut dengan sajadahnya lalu kuletakkan di tempat semula. Sekilas aku melirik ke arah jarum jam, ternyata sudah menunjukkan pukul hampir lima pagi. Kubangunkan Mas Yoga dan memintanya untuk segera menunaikan sholat dua rakaatnya. Aku berjalan keluar kamar, langkahku langsung tertuju ke arah dapur. Hal yang pertama aku lakukan setiap hari adalah memasak untuk menu sarapan pagi. "Nanti pokoknya bilang saja kalau semua ini hasil masakan kamu. Biar si mand*l itu n
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Bab 17

Saat aku ingin beranjak dari tepi ranjang, tiba-tiba sebelah kakiku merasakan ada sesuatu yang kuinjak. Dan ternyata benar saja, dompet Mas Yoga terjatuh di bawahnya. Dengan sedikit berjongkok, aku pun meraih benda persegi berwarna hitam itu. Niat hati ingin meletakkan dompet milik Mas yoga di atas nakas, akan tetapi entah kenapa hati kecilku meminta agar membuka benda persegi berlipat itu. Sejenak aku melirikkan kedua netraku ke arah Mas Yoga. Tentu untuk memastikan kalau lelaki itu masih terlelap dalam tidurnya. Setelahnya aku pun lantas membuka benda berlipat itu.Sesuatu yang langsung tertangkap dalam pandanganku adalah lembaran-lembaran merah yang berjejer dengan rapi di dalam sana. Tanganku beralih pada bagian tempat penyimpanan kartu. Mengernyitlah dahiku saat melihat ada dua buah kartu Atm dari bank yang berbeda. Aku mengeluarkan dua kartu tersebut, menatapnya dengan perasaan penuh tanya. Sebab seingatku, Mas Yoga hanya memegang satu kartu dari bank B*a, akan tetapi di dala
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Bab 18

Aku melangkah menuju ke meja makan saat sayup-sayup aku mendengar denting sendok yang mulai beradu."Sarapan dulu, Mbak," ucap Mutia yang sepertinya sedang berusaha sok manis padaku. "Iya, makasih," jawabku. Lantas aku pun menghenyakkan tubuhku di kursi yang biasa aku tempati saat makan. Saat kedua netraku menyusuri isi meja, di sana hanya terhidang satu mangkok kecil yang berisi dua potong ayam. Mangkok yang berbeda dengan mangkok yang digunakan oleh Ibu mertua untuk menaruh potongan-potongan ayam yang terbilang banyak itu. Aku yakin, ini adalah ayam yang sudah kutukar tadi. Di samping olahan ayam itu ada piring yang berisi olahan sayur bayam."Kenapa dilihatin aja? Nggak doyan sama masakan ibu?!" ketus Ibu mertua sembari melerikku tak suka. "Makanlah, Ren," ucap Mas Yoga. Lantas aku pun mulai memindahkan secentong nasi ke piringku lalu mengambil satu potong ayam. Sengaja aku tak mengambil sayur bening, sebab aku khawatir jika sayuran itu sudah dibubuhkan serbuk pencahar perut.
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Bab 19

Beberapa kali Mas Yoga keluar masuk ke kamar mandi, ada rasa kasihan sebenarnya, akan tetapi lebih baik mereka lah yang merasakan sakit perut daripada aku yang terkena jebakan mereka. "Ren, kamu ada obat mules? Perutku rasanya seperti dikuras habis-habisan. Baru juga keluar, ini rasanya udah melilit lagi," ucap Mas Yoga dengan wajah pucatnya. "Nggak ada, Mas. Mau aku belikan?" "Boleh. Buruan ya. Mas udah nggak tahan."Belum sempat aku bangkit dari tempat dudukku, Mas Yoga pun langsung berlari kembali masuk ke dalam kamar mandi. Aku pun bergegas keluar dari kamar. Saat baru saja sampai di ruang tamu, tiba-tiba suara ibu memanggilku. "Ren, kamu baik-baik saja?" tanya Ibu yang disampingnya berdiri seorang Mutia. "Seperti yang ibu lihat, Rena baik-baik saja," ucapku sesantai mungkin. Dua orang perempuan beda usia itu lantas saling berpandangan. Saling melempar pertanyaan melalui sorot matanya. "Rena mau belikan Mas Yoga obat sakit perut, Bu. Rena pergi dulu." "Eh, tunggu!""Kenapa
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Bab 20

Pov Yoga**"Mas, kapan kamu akan mengatakan semuanya pada Mbak Rena kalau kamu akan menikahiku secara resmi?" tanya Mutiara yang saat ini sedang menemuiku di rumah makan milikku. Aku mengusap tengkuk leherku. Meskipun tanggal yang sudah kami sepakati untuk melangsungkan acara pernikahan sudah semakin dekat, aku tak kunjung mendapatkan keberanian untuk mengatakannya pada Rena– istriku. Novita Mutiara Absari– sosok perempuan yang merupakan cinta pertamaku. Sosok perempuan yang membuatku mengenal artinya cinta. Sosok perempuan yang sempat terpisah karena takdir yang tak berpihak pada kami. Ya, bertahun-tahun aku menjalin hubungan dengan Mutiara. Bahkan sejak sekolah SMA, hingga suatu ketika Mutiara dijodohkan oleh kedua orangtuanya dengan sosok lelaki kaya yang ternyata tak mampu membahagiakan Mutiara. Jangankan membahagiakan, lelaki tak bisa memperlakukan Mutia dengan selayaknya. Dia sosok lelaki yang kasar, perhitungan dan tempramental. Aku tahu semuanya. Dan Mutia lah yang mence
last updateLast Updated : 2022-06-20
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status