All Chapters of Kugadai Harta Suami Yang Berselingkuh: Chapter 41 - Chapter 50

137 Chapters

Bab 41

****Aku merogoh ponsel yang kusimpan di tas jinjing yang kubawa untuk melihat jam berapa sekarang ini. Dan ternyata jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Sebentar lagi bus yang kutumpangi akan sampai di terminal. Setelah di terminal, aku tinggal memesan ojek untuk mengantarku sampai ke rumah. Tak jauh. Hanya memerlukan waktu kisaran dua puluh menit saja. Akan tetapi, saat baru saja aku naik ke atas motor, ponsel yang ada di dalam tas berdering. Ada panggilan masuk, dan ternyata panggilan itu berasal dari nomor seseorang yang kuminta membuatkan dua set perhiasan palsu. "Sebentar ya, Bang," ucapku pada tukang ojek, sebab aku ingin mengangkat panggilan itu terlebih dahulu. "Halo ...," ucapku ketika panggilan telah terhubung. "Halo, Mbak Rena. Hanya ingin memberitahukan jika dua set perhiasan yang Mbak Rena pesan sudah jadi. Berhubung Mbak Rena sudah melunasi di awal, Mbak Rena mau pesanan Mbak ini diantarkan oleh tukang ojek online, ekspedisi? Barangkali Mbak Rena sedang
last updateLast Updated : 2022-06-28
Read more

Bab 42

Kedua bola mataku membelalak sempurna saat melihat pemandangan di depan sana. Emosi yang sebelumnya sudah sedikit mereda, kini kembali terasa membara. Bak sebuah api kecil yang disiram oleh cairan berupa bensin. Cepat kuletakkan tas jinjing yang menggantung di tanganku dengan asal, dengan deru napas yang memburu dan emosi yang siap diledakkan, aku melangkah mendekat ke arah mereka.Bagaimana aku tidak emosi? Aku melihat sepasang pengantin baru itu tidur di ranjang milikku, dengan posisi Mutia tidur membelakangi Mas Yoga lalu tangan lelaki itu berada di atas pinggang si Mutia. Tak ada jarak yang memisahkan tubuh mereka. Bahkan, mereka berada di dalam satu selimut. Bukan masalah itu yang membuat emosi terasa begitu membuncah, akan tetapi Mas Yoga yang menggunakan ranjangku untuk tidur bersama gund*knya. Rasanya aku benar-benar dibuat jijik sekali. Aku sudah melarang dengan keras agar mereka tak menempati ranjangku, akan tetapi lelaki itu benar-benar keras kepala. Aku terus melangka
last updateLast Updated : 2022-06-29
Read more

Bab 43

"Kita pergi dari sini," ucap Mas Yoga dengan lirih. Sepersekian detik kemudian, dua insan yang sedang di mabuk asmara itu melenggang pergi. Meninggalkanku yang masih diam terpaku dengan sisa-sisa amarah. Akan tetapi, saat Mutia melewatiku, seketika aku teringat akan ucapan Mas Yoga beberapa hari yang lalu. Soal cincinku yang diminta oleh Mutia. Kedua mataku langsung menatap ke arah jemari milik perempuan itu. Dan terperangahlah aku saat melihat cincin milikku itu melingkar di jari perempuan sialan itu. Cepat aku berjalan ke arah Mutia, kucengkeram lengannya lalu kuputar tubuhnya hingga bisa kulihat bibirnya yang saat ini meringis kesakitan akibat cengkraman tanganku. "Apa-apaan kam ....""Diam kamu, Mas!" pekikku memotong ucapan Mas Yoga. Aku menarik tangan Mutia. Bergegas kupegang kuat-kuat telapak tangan itu, lalu ...."Aduh!" pekik Mutia saat cincin milikku itu kulepas paksa dari jarinya lalu aku berkata,"jangan pernah menyentuh apalagi mengambil sesuatu dariku!" "Sakit, Ma
last updateLast Updated : 2022-06-29
Read more

Bab 44

"Ren! Rena ...!"Brok!Brok!Brok!Aku terkejut bukan kepalang saat mendengar suara ketukan pintu dengan begitu kerasnya. Bukan ketukan pintu, melainkan suara gedoran yang begitu memekakkan gendang telinga. Apalagi gedoran itu juga diiringi suara Mas Yoga memanggil namaku. Aku berdecak kesal, sebab teriakan itu mengganggu tidur siangku. "Ren!""Ya. Bentar!" jawabku dengan nada lemas. Aku pun bergegas mengubah posisiku, dari telentang menjadi duduk. Setelahnya kuturunkan kedua kakiku dari atas ranjang lalu aku melangkah menuju ke arah pintu. Aku meraih gagang pintu lalu kubukalah daun pintu tersebut sebatas bahu. "Kenapa?" tanyaku. "Aku tunggu di ruang keluarga," ucap Mas Yoga dengan nada datar. Mungkin ia masih kesal atas sikapku padanya tadi. Yaitu menjejakkan kakiku ke tubuhnya, hingga membuat dua tubuh yang saling berpelukan itu terjatuh dari atas ranjang."Tak usah banyak tanya. Aku tunggu." Setelah berucap, Mas Yoga pun langsung berlalu pergi, meninggalkan aku yang masih b
last updateLast Updated : 2022-06-30
Read more

Bab 45

"Toh kamu nggak ada kesibukan lain, kan? Udah terbiasa juga mengerjakan semua pekerjaan rumah. Jadi, kamu tak akan merasa keberatan. Kamu tinggal memasak lebih banyak aja porsinya. Untuk uang belanja, akan kutambah," ucap Mas Yoga dengan begitu entengnya. Apa dia pikir aku akan mau dijadikan pembantu untuk melayani dirinya dan istri keduanya? Ogah banget!"Kalau aku tak mau?" ucapku setenang mungkin, akan tetapi rahang itu terlihat mengeras. "Ren! Seharusnya kamu itu tahu diri! Masih untung kamu tidak kuceraikan karena mand*l! Sudah berkali-kali pula aku mengingatkan kamu, aku sudah membayar izinmu dengan sejumlah uang yang begitu banyaknya. Kau pikir tiga ratus juta itu sedikit?!" pekik Mas Yoga yang sepertinya sudah mulai tersulut oleh emosi. Sempat aku menangkap saat Mutia tersenyum sinis ke arahku. Mungkin ia merasa bangga dan menang karena Mas Yoga lebih berpihak kepada dirinya dibandingkan padaku. "Kenapa kamu membahas soal itu, Mas? Kenapa sekarang kamu seolah-olah keberata
last updateLast Updated : 2022-06-30
Read more

Bab 46

"Wahai Rena Maulia Rizkia, dengan keadaan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun, aku talak kamu, aku talak kamu, aku talak kamu! Mulai detik ini, kau bukan istriku lagi, dan silahkan angkat kaki dari rumah ini ...!"Sedikit tersentak dada ini saat mendengar kalimat itu. Aku tahu, jika memang kata talak itu lah yang kuharapkan. Akan tetapi, saat mendengarnya secara langsung menimbulkan sedikit rasa nyeri di dalam sini. Ya, wajar saja menurutku. Sebab, bagaimanapun juga sosok Mas Yoga pernah singgah di dalam hatiku. Nama lelaki itu sempat bertahta di kerajaan hatiku. Aku meraup udara dalam-dalam. Berharap segera bisa menguasai diriku sendiri dan menetralkan degup jantung yang terasa berdetak lebih kencang. "Terima kasih atas talak yang kamu ucapkan, Mas. Dan ... aku menerima talak darimu," ucapku dengan nada setenang mungkin. Mendengar kalimat itu, Mas Yoga langsung mengalihkan pandangannya dariku. Entah perasaan apa yang ia rasa saat ini, aku tak tahu. Lega? Bahagia? Atau ... men
last updateLast Updated : 2022-07-01
Read more

Bab 47

"Ini barang-barang milikku, Mas! Di dalamnya hanya berisi helaian baju-bajuku! Jika aku tak membawanya, apa Mutia akan memakai baju-bajuku?" tanyaku sedikit terperangah. Sebab, aku merasa tak percaya jika Mas Yoga akan benar-benar melakukan hal itu. Melarangku membawa apapun dari rumah ini jika ia menceraikan aku. "Idih! Ogah banget! Siapa yang sudi memakai baju bekasmu! Jangankan aku, kuberikan baju-bajumu ke pemulung pun belum tentu mereka mau!" celetuk Mutia tak suka. "Lalu untuk apa?" "Bukan urusan kamu, Ren. Entah baju itu akan kubakar atau kubuang sekali pun, itu sesuka aku. Baju-baju itu dibeli dari uangku, maka aku akan mengambilnya kembali."Jujur ... jij!k sekali aku melihat Mas Yoga yang bersikap seperti ini. "Lah, daripada kalian bakar, mending aku bawa baju ini, Mas." "Ambil barang-barang itu," perintah Mas Yoga pada sang permaisuri. Mutia pun bergegas merebut tas dan juga koper yang ada di tanganku. Aku berusaha mempertahankan barang itu, akan tetapi Mutia merebut
last updateLast Updated : 2022-07-01
Read more

Bab 48

"Cukup bubuhkan tandatanganmu di atas materai. Kertas ini hanya berisi jika setelah perceraian kalian tak akan mengusikku. Jika terjadi apa-apa di antara kalian, kalian tak akan melibatkan aku. Entah untuk urusan apapun itu. Dan di sini juga tertulis, setelah hakim mengesahkan perceraian di antara kita, maka urusan kita benar-benar bersih dan selesai ....""Ha ha ha, timbang gitu doang pakek surat perjanjian? Percaya diri sekali kamu, Ren, jika Mas Yoga akan mencarimu. Bahkan kau khawatir jika Mas Yoga akan mengusikmu," ucap Mutia sembari memasang wajah angkuh dan menatapku dengan sorot mata yang meremehkan. Tidak tahukah dirinya jika sebentar lagi kehancuran akan menimpa dirinya?Pandangan Rena beralih pada Mas Yoga yang saat ini sedang membaca secarik kertas tersebut. "Sudahlah, Mas ... tandatangani saja. Biar benalu itu pergi secepatnya dari sini! Perutku terasa mual jika terlalu menatap wajah kampungan itu," celetuk Mutia. Perempuan itu menyenderkan kepalanya di lengan kokoh mil
last updateLast Updated : 2022-07-02
Read more

Bab 49

"Ada apa, Ren? Sepertinya ada sesuatu yang sangat penting," ucap Indah dengan kening yang berkerut tajam. "Aku ke sini mau pamit sama kamu.""Pamit? Memang kamu mau ke mana?" "Aku mau pulang ke rumah orangtuaku." Singkat cerita perihal keretakan rumah tanggaku mengalir dari bibirku. Terlihat gurat kesedihan pada wajah ayu itu. "Yaudah, aku pergi dulu, ya. Semoga saja, di lain waktu kita bisa bertemu kembali," ucapku lalu menarik kedua sudut bibirku ke atas. Aku tersenyum. Dengan cepat, Indah pun langsung memeluk tubuhku. Terasa telapak tangan itu menepuk halus punggungku. "Sabar, ya. Semoga saja setelah ini kebahagiaan akan menyapamu. Yang ikhlas ya. Mereka pasti akan mendapatkan karma yang jauh lebih menyakitkan, melebihi rasa sakit yang kamu rasakan," ucap Indah setelah perempuan yang masih nyaman dengan status lajangnya itu mengurai pelukannya. "Iya. Makasih, ya ...," ucapku. "Tentu saja mereka akan mendapatkan karma yang jauh lebih menyakitkan, Ndah .... Sebab, harta yang
last updateLast Updated : 2022-07-02
Read more

Bab 50

Pov Yoga**Aku tak menyangka jika Rena akan pergi dari rumah ini secepat itu. Di sini, entah aku harus bahagia atau sedih. Di satu sisi aku bisa hidup berdua dengan bahagia bersama orang yang aku cinta, dan di sisi lain aku kehilangan sosok perempuan yang telah menemaniku selama lima tahunnya. Akan tetapi, keinginanku untuk hidup bersama Mutiara jauh lebih besar. Dan aku pun lebih memilih untuk melepaskan Rena.Tak banyak yang dia tuntut atas perpisahan ini, dia hanya memintaku untuk membubuhkan tandatangan di atas secarik kertas yang berisi perjanjian kalau aku tak akan mengusik kehidupannya kelak. Dan yang lebih bahagianya, Rena sosok manusia yang tahu diri. Dia mengerti, semua harta kuhasilkan murni dari keringatku. Oleh sebab itu, kularang dia untuk menggugat yang namanya harta gono-gini.Kini ... semua harta itu sudah berada di genggamanku. Dan dengan harta ini, aku akan membahagiakan istri baruku. Mutiara."Yeay .... Sekarang kamu menjadi satu-satunya milikku! Kamu bahagia,
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status