Home / Pernikahan / Aku Istri yang Tidak Dianggap / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Aku Istri yang Tidak Dianggap: Chapter 21 - Chapter 30

106 Chapters

Bab 21 | Membagi Pedih

Kusempatkan untuk menengok ke belakang, melihat rumah yang selama dua tahun ini menjadi tempatku berteduh, walaupun hanya kepahitan yang kualami di sini, namun tetap memberikan kenangan di dalamnya.“Semoga kamu bahagia, Mas!” lirihku, kemudian masuk ke dalam taksi online yang sudah menunggu sejak tadi.==================================================================Taksi membawaku pergi meninggalkan rumah penuh kenangan pahit ini, membawa luka teramat perih yang tidak mungkin akan dapat kusembuhkan dalam waktu yang sebentar. Aku benci pada diriku, yang terlalu lemah saat berhadapan dengan pria bergelar suami itu, benci karena membiarkannya melukai terus menerus tanpa perlawanan.Air mata seakan enggan reda dari pelupuk mataku, deras dan tidak terbendung, aku merasakan kehampaan yang mendalam, entah, apa karena aku mencoba membelot dari perasaanku? Hatiku berkata untuk tetap tinggal dan bertahan, namun logika dan egoku memohon agar aku menyerah.“Maafkan Saf, Pak! Saf gagal mempert
last updateLast Updated : 2022-07-08
Read more

Bab 22 | Kemana Safeea?

Kulihat Tiara terkejut dengan yang baru saja ku ucapkan, kedua tangannya dia gunakan untuk menutupi wajahnya, seperti sedang menahan emosinya agar tidak meledak.“Dia perk*sa, lu? Maksudnya gimana? Dengan ka-sar?” tanyanya untuk meyakinkan dirinya, ku jawab hanya dengan anggukan kepala.“Brengs*k!” umpatnya, ada kemarahan yang kulihat dari binar mata Tiara.==================================================================Air mataku semakin deras, saat melihat Tiara marah-marah dan melontarkan banyak makian kotor, yang dia tujukkan untuk mas Damar. Aku tau, Tiara akan merasakan hal yang sama jika aku tersakiti, itulah mengapa berulang kali dia mengatakan, agar aku segera meninggalkan mas Damar dan mencari kebahagiaanku sendiri.“Ra, sudah! Please jangan kayak gitu, jangan bikin gue jadi takut, Ra! Tenang dulu, tolong!” lirihku, masih berusaha meredam tangisku yang enggan berhenti. Aku terkadang kesal kepada diriku sendiri, mengapa aku mudah sekali menangis, tepatnya, sejak kepergian
last updateLast Updated : 2022-07-09
Read more

Bab 23 | Fakta yang Terungkap

Dadaku berdebar hebat, kala Adelya telah duduk sempurna di sampingku, kami saling memandang dan melempar senyum. Membayangkan hanya ada kebahagiaan yang akan kami lewati setelah ini.“Sudah bisa kita mulai, Pak? Kayaknya sudah enggak tahan nih pengantinnya,” suara penghulu menginterupsiku, membuatku dan Adelya seperti anak kecil yang tertangkap basah makan permen.==================================================================Suasana ballroom menjadi hening, saat prosesi ijab qabul dimulai, penghulu memaparkan pembukaan mengenai persyaratan pernikahan, aku mendengarkannya dengan khidmat, padahal aku sudah pernah melalui prosesi ini saat dengan Safeea dulu, namun saat itu aku tidak memperhatikan apa saja yang dipaparkan, sehingga aku tidak ambil pusing dengan setiap point nya.Aku menjabat erat tangan ayahnya Adelya yang bertindak sebagai wali nikah bagi putri tercintanya, dengan pandangan tajam, Pak Herry Sasmitha memandangku, membuatku gugup dan merasa sedang dikuliti dengan seka
last updateLast Updated : 2022-07-11
Read more

Bab 24 | Surat Cerai

Drrtt . . .drrtt . . .drrrttPanggilan masuk dari Tiara, aku segera menjawabnya.“Ya, Ra,” sahutku pelan, saat menerima panggilannya.“Lemes amat, Bu Dokter! Gimana? Sudah lihat chat dari gue, kan?”“Hu’um,”“Sabar, ya! Mulai sekarang lu lupain dia! Jangan diinget-inget lagi! Gue juga sudah ngirimin surat panggilan sidang perceraian kalian ke rumahnya, tinggal nunggu responnya kayak gimana nanti,” tutur Tiara menjelaskan, setelah itu aku langsung menutup panggilannya.Ya, sepertinya jodohku dengan mas Damar memang harus berakhir sampai di sini.==================================================================Selepas menerima telpon dari Tiara, aku tidak dapat melanjutkan makan siangku lagi, rasanya nafsu makanku hilang begitu saja. Memikirkan bagaimana bisa, mas Damar tetap melangsungkan pernikahan di saat aku tidak hadir ke sana, bahkan dirinya sudah merasakan jika aku bukanlah wanita murahan seperti yang dia tuduhkan, aku masih virgin dan dirinya yang pertama kali menjamahku.Juju
last updateLast Updated : 2022-07-12
Read more

Bab 25 | Mencari Safeea

Mataku membulat sempurna, tidak percaya jika ternyata Safeea benar-benar menggugat cerai diriku. Seharusnya aku bersorak gembira, karena hal inilah yang aku inginkan sejak dua tahun lalu, tapi, entah mengapa, seperti ada yang mencubit hatiku, hingga aku merasakan nyeri yang teramat.Sekali lagi aku membacanya, berharap tadi aku salah membaca informasi yang disampaikan, namun sayang, berulang kali kubaca, berulang kali juga aku merasakan sakit yang sama, saat mata ini dengan jelas memindai nama penggugat adalah Safeea Azzahra Kalyani dan Damar Pramudya Bayanaka sebagai tergugat.==================================================================Aku masih terus memandang surat gugatan cerai yang Safeea kirimkan untukku, masih berusaha mencari celah di sana, mengenai kemungkinan jika yang tertulis di dalamnya adalah tidak benar, bukan sebuah kenyataan yang harus kuterima. Namun, keinginan hanya tinggal harapan, nyatanya semua yang tertulis di sana benar adanya.Ku ambil ponsel yang ter
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

Bab 26 | Sebuah Kebenaran

“Maksudmu apa?”“Safeea terluka bukan karena ulahku, tapi karena ulah orang jahat yang ingin memperkos*anya, beruntung dia berhasil kabur dan menghubungiku, kalau tidak, mungkin dirinya tinggal nama saja,” ungkapnya jelas, kulihat matanya berkaca-kaca saat mengatakannya. Apa yang dia katakan benar? Kalau malam itu Safeea hampir menjadi korban pemerkos*an? Kalau benar. Mengapa dia tidak menghubungiku? Dan yang parahnya, aku malah memperkos*anya di rumah. Bodoh kau, Mar!==================================================================Seperti ada batu besar yang menghantam dadaku, rasanya sakit dan juga sesak, membayangkan Safeea ketakutan karena ulah orang jahat yang ingin menodainya, namun, bayangan wajah Safeea menangis dan enggan melihat wajahku saat aku menggaulinya ternyata lebih menyakitkan, aku suaminya, yang seharusnya melindungi justru malah yang paling sering menyakitinya.Adriyan sudah pergi meninggalkanku yang masih tidak berdaya, terduduk lemas di atas kursi kantin rumah
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

Bab 27 | Dilema

Kufikir selama ini dia yang tidak pantas bersanding denganku, namun nyatanya, akulah yang tidak pantas mendampinginya selama ini. Aku akan mencari Safeea, akan kuperbaiki segela kerusakan yang sudah kuperbuat kepadanya, tidak akan kubiarkan dirinya lepas dariku dalam keadaan terluka. Aku menginginkannya, memeluknya erat seperti malam kemarin, membisikkan permintaan maaf seraya mengecup punggungnya polos.==================================================================“Lebih baik sekarang kamu pulang, Mar! Adelya pasti mencarimu, cukup Safeea yang kau telantarkan perasaannya, jangan buat wanita yang sangat kau cintai itupun menanggung pahitnya diabaikan oleh suaminya sendiri,” tandas Om Farhan menyindirku, aku ingin marah, namun apa yang dia katakan adalah benar. Aku memang terlalu lama menelantarkan dan mengabaikan perasaan Safeea.Tanpa membantah aku pergi meninggalkan kantor om Farhan, membawa kenyataan pahit dan rasa bersalah yang menggebu. Selama ini aku bersalah pada bapak dan
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

Bab 28 | Kejutan

“Enggak sih, tapi agak pusing, eh sebentar!” kataku memotong pembicaraan, karena tiba-tiba ada dorongan kuat dari perutku untuk segera di keluarkan.Seingatku semalam aku tidak salah makan, tapi mengapa pagi ini aku bisa sampai memuntahkan makanan yang ku santap tadi malam? Atau ini efek kecapean? Aku mencuci wajah dan mulutku di wastafel, dari pantulan kaca aku melihat Tiara berdiri di belakangku, memandangku dengan pandangan yang sulit kugambarkan, ada apa sebenarnya dengan dirinya? Seperti melihat hantu saja.==================================================================Aku sudah berada di dalam mobil milik dokter Fadly, yang akan mengantarkan kami ke lokasi acara donor darah yang diadakan dalam rangka reuni akbar alumni Universitas Pelita Cemerlang, di mana tempat dokter Fadly menimba ilmu kedokterannya. Setelah memuntahkan makananku tadi pagi, saat ini kondisiku sudah lebih baik dari sebelumnya, Tiara masih tutup mulut mengenai ekpresinya tadi saat melihatku muntah-muntah.
last updateLast Updated : 2022-07-17
Read more

Bab 29 | Tuduhan Jahat

“Peserta atas nama Sinta, Toni, Desta, Adelya, dan Damar silahkan masuk ke ruangan donor!” suara salah satu panitia menginfokan. Aku berjalan beriringan dengan Adelya, memasuki ruangan aula, cukup terkejut karena jumlah tenaga medis yang menurutku kurang banyak, dibandingkan jumlah peserta yang menunggu di luar. Aku menoleh saat tiba-tiba tangan Adelya mencubit kecil lenganku, kemudian berbisik pelan.“Mar, itu Safeea, kan?”==================================================================Ada getar yang tidak bisa kujelaskan, ada rindu yang membuncah untuk segera di salurkan, akhirnya, dewi fortuna datang kepadaku. Berhari-hari aku mencarinya, namun takdir membawanya sendiri kepadaku, Safeea kembali, dia ada tepat di depan mataku sekarang. Menggunakan blazer putih khas seorang dokter yang dipadukan dengan celana bahan sedikit ketat berwarna coklat dan atasan kemeja berwarna senada dengan motif bunga-bunga, Safeea tampil cantik di tengah para peserta donor darah. Rambutnya yang hit
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

Bab 30 | Penghinaan

“Maaf, mbak Adelya, sampai kapanpun, saya tidak pernah bermaksud untuk menjadi duri dalam daging di rumah tangga orang lain, jika saat ini akhirnya saya memilih mundur, hal itu bukan karena saya menyerah, tapi lebih kepada akhirnya saya sadar, jika tidak ada yang bisa diharapkan dari pria yang kini sudah resmi menjadi suami mbak Adelya. Tidak ada sedikitpun niat saya untuk mencari perhatian dari mas Damar, jadi mbak Adel dapat bernafas lega sekarang, karena sebentar lagi mas Damar resmi hanya menjadi milikmu, permisi!” tandasku mengakhiri percakapan yang hanya membuang-buang waktu dan energiku saja.==================================================================Aku meninggalkan Adelya sendiri di toilet, kembali ke dalam aula dan melanjutkan tugasku untuk kegiatan donor darah ini. Rasanya aku tidak habis fikir dengan jalan fikiran Adelya, dulu, ku kira dia wanita yang baik, ya walaupun tidak ada wanita baik, yang mau menjadi perusak rumah tangga orang lain, tapi setidaknya dulu kul
last updateLast Updated : 2022-07-19
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status