"Apa kamu tahu rumah Mbok Nur, Mas?" tanyaku padanya. "Aku nggak tahu, saat itu umurku masih terlalu kecil. Tapi, aku tahu Mbok Nur sering main ke rumah tetangga di sini, persisnya seorang ibu rumah tangga juga, namanya Mbok Marni, ia masih kerja di rumah Bu Ines, pokoknya besok kita ke sana," ucap Mas Arlan dengan antusias, ia sangat bersemangat setelah menemukan satu jalan keluar.Ia menyuruhku tidur dengan menarik selimut yang sudah turun ke kaki. Lalu memejamkan mata sambil berpelukan. Posisi tidurnya berada tepat di bahuku.Kukecup pipinya sebelum ia terlelap, ada senyum yang ia sunggingkan ketika aku menciumnya. "Bukannya lagi haid, ya?" tanya Mas Arlan yang tiba-tiba membuka matanya."Iya, barusan keluar haid pas ke kamar mandi, memang kenapa, Mas?" tanyaku."Iya, tadi Mas lihat di kamar mandi ada pembalut," jawabnya membuatku mengerutkan dahi."Terus kenapa tanya lagi?" tanyaku balik."Barusan kamu cium aku, Sayang, jadi kupikir ngajakin," timpalnya membuatku tertawa lepas sa
Read more