Semua Bab Kami Bisa Tanpamu Mas: Bab 51 - Bab 60

106 Bab

Bab 51 | Tawaran

“Nanti sore bikinin saya kopi susu, ya! Saya mau minum kopi susu sambil nikmatin ombak,”“Kok kopi susu, bukannya enakan minum air kelapa muda kalau di pantai gini?”“Boleh aja, sih, tapi kamu temenin, yah!”“Emooohh!!”“Ha ha ha,”=====================================================Gianira keluar cottage untuk memanggil Rosmalia dan anak-anak serta cucunya, untuk segera makan siang karena makanan sudah tersedia di atas meja makan. Lagi-lagi senyum Gianira berkembang lebar, dadanya sesak penuh haru saat melihat kebahagiaan yang tengah anak-anaknya rasakan.Pasalnya ini adalah pertama kalinya Langit dan Bumi pergi berlibur, bukan hanya ke pantai, namun juga untuk berlibur, karena selama ini uang yang ayahnya berikan kepada Gianira hanya cukup untuk makan dan membayar kontrakan saja, sehingga jangankan liburan jauh, bahkan untuk sekedar ke pasar malampun mereka belum pernah.Kini, saat melihat kedua putranya berlari berkerjaran dengan gembira bersama Riza dan Rima, membuatnya bersyuku
Baca selengkapnya

Bab 52 | Truth or Dare

“Berarti kalau proses cerainya sudah selesai mau dong suka-sukaan? Maunya sama mas Dhanis apa mas Riza?”“Ah mbak Rima ngaco aja, siapa juga yang mau sama janda miskin kayak saya, Mbak, punya anak dua lagi,” sahutku mencoba untuk menghentikan pembicaraan yang kurang nyaman ini.“Kalau saya mau gimana, Gi?” tiba-tiba sebuah suara terdengar yakin hingga membuatku terkejut.=====================================================Aku dan Rima terkejut saat mendengar suara, yang mengatakan jika dirinya bersedia untuk menikahiku, setelah proses cerai dan masa iddahku selesai. Sebuah suara baritone yang beberapa hari ini cukup akrab di telingaku. Seorang pria yang ku ketahui selain sebagai seorang pengacara, juga berprofesi sebagai seorang dosen di kampus tempat Rima mengajar.Mas Adhanis, pria yang baru tiga hari ini hadir dalam kehidupanku, karena dia yang akan menggantikan mas Riza dalam membantu mendampingiku selama proses perceraian. Pria cerdas, humoris nan santun namun bergaya seperti
Baca selengkapnya

Bab 53 | Truth or Dare 2

Air mata berlinang keluar dari wajah sendu milik Gianira, tidak menyangka jika putra sulungnya akan mengingat semua peristiwa pahit yang mereka alami. Kembali terbayang, saat kedua putranya diteriaki maling karena kedapatan mengambil sebuah roti seharga dua ribu rupiah.Dua anak kecil yang tengah kelaparan harus menanggung makian dari orang-orang dewasa yang seharusnya bisa memberikan mereka perlindungan. Dirinya sungguh takut, jika kedua putranya akan hidup dengan bayang-bayang masa lalu yang kelam.=====================================================Selepas ini Gianira berjanji akan kerja lebih keras lagi agar bisa memenuhi semua kebutuhan kedua putranya. Dia tidak lagi menginginkan jika Langit dan Bumi kekurangan hiduonya, terlebih sampai kelaparan dan tidak ada makanan.Gianira juga bertekad akan selalu membahagiakan anak-anaknya agar bisa menghapus memori kelam dalam ingatan mereka. Karena sungguh, anak-anak yang tumbuh dewasa dalam bayang-bayang masalalu yang menyakitkan, akan
Baca selengkapnya

Bab 54 | Strategi Kotor

“So, jadi pilih apa, Bro?””Truth,” sahut Riza pelan.“Riza, jawab pertanyaan ibu, kemarin malam jadinya kamu sama Gianira tidur di mana?” seketika mata Riza membulat saat mendengar pertanyaan dari ibunya tersebut, feelingnya sudah tidak enak sejak awal Dhanis meminta bermain permainan ini, dan sekarang terbukti, hal sulit yang kemarin dia bisa lewati ternyata terulang kembali.=====================================================POV RizaDadaku berdebum begitu hebat, mengalahkan suara debur ombak yang memecah kerasnya batu karang. Bagaimana bisa ibu kembali mengulang pertanyaan yang ku anggap sudah dia lupakan. Ibuku memang sangat gigih dalam mengorek informasi apapun dari kedua anak-anaknya.Sejak ayah meninggal, ibu memiliki peran ganda dalam membesarkan aku dan juga Rima, beliau bekerja keras seperti ayah, namun juga tetap bersikap perhatian penuh kasih sayang selaiknya seorang ibu pada umumnya. Setiap harinya, ibu akan mengajak ngobrol kami berdua sebelum tidur, menanyakan apa
Baca selengkapnya

Bab 55 | Kenyataan

“So, jadi pilih apa, Bro?”Gianira membawa ibuku masuk ke kamar, saat aku ingin mengikutinya, lagi-lagi ibu melarangnya. Sungguh besar pengorbanan yang harus kulakukan untuk mendapatkan seorang sespesial Gianira.“Gue tau lu bohong, kan? Ngaku! Lu cemburu gue deketin Gianira, hah?” cecar Dhanis, saat ibuku dan Gianira sudah masuk ke dalam, menyisakan hanya kami berdua.“Buat apa gue bohong? Lu tau sendiri gue enggak akan melakukan hal yang membuat ibu gue kecewa,” elakku.“Terus apa yang lu lakuin ini, hah? Tol*l!!”“Menurut lu, cowok mana yang enggak akan tergoda kalau mendapat serangan dari cewek, hah?”“Brengs3k!!” lagi-lagi Dhanis menyerangku dengan bogemnya, ah, sakit sekali! “Pukul gue terus, Bro, sampai lu puas, tapi hal itu enggak akan merubah apapun yang sudah terjadi!”“Mas Dhanis! Tolong ibu, Mas!” Astaga, ada apa ini?=====================================================Aku dan Dhanis berlari menuju sumber suara yang berasal dari teriakan Gianira, namun karena tidak hat
Baca selengkapnya

Bab 56 | Kehadiran Jazirah

Saat itu aku memang hanya tinggal berdua dengan kakek, karena nenekku sudah lebih dahulu pergi menghadap ke Allah setahun yang lalu, karena sakit liver. Hingga akhirnya aku dibawa ke sebuah panti asuhan dan tinggal hingga dewasa di sana.“Nih,” sebuah suara menyadarkan lamunanku, Mas Riza, dia memberikan sebuah sapu tangan ke arahku.“Pakai aja!” katanya lagi,“Terima kasih,” aku mengambil sapu tangan yang Mas Riza julurkan, kemudian menghapus butiran bening yang lolos begitu saja dari mataku. =====================================================Kami hanya duduk saling diam hingga hampir setengah jam lamanya, tidak ada yang mau memulai percakapan, hati dan fikiranku masih terlalu penuh akan kenangan masa lalu dengan kakek dan nenekku ketika aku masih kecil.Hingga dari ufuk timur terlihat semburat kemerahan yang semakin meninggi dan menunjukan kemegahan cahayanya. Suara deburan ombak masih terus terdengar saling berkejaran, menciptakan harmoni menenangkan sebagai pengobat rindu.“Te
Baca selengkapnya

Bab 57 | Ancam Jazirah

“Maaf pak hakim ketua, saya menolak saran mediasi yang ketua sampaikan, keputusan saya sudah bulat, untuk tidak lagi kembali menjalin hubungan pernikahan dengan saudara Jazirah, terima kasih,” ujar Gianira menolak mentah-mentah arahan untuk rujuk.“Baiklah kalau begitu, Bu, bagaimana pak Jazirah? Bapak sudah mendengar sendiri jika bu Gianira ingin melanjutkan proses perceraiannya,”“Maaf hakim ketua, saya menolak dilanjutkannya proses cerai dan menginginkan rujuk kembali dengan istri saya,” pongah Jazirah berujar, membuat Gianira terkejut setengah mati.Benar dugaan kedua pengacara Gianira, jika Jazirah tidak akan melepaskan Gianira begitu saja.=====================================================Gianira terlihat gugup dengan keputusan yang diucapkan Jazirah barusan, jantungnya berdebar begitu kencang, egonya berkata untuk bangkit dan menampar wajah laki-laki yang sudah memberikannya dua anak tersebut, namun akal sehatnya masih bekerja, dirinya bahkan jijik jika kulitnya harus berse
Baca selengkapnya

Bab 58 | Teror Pertama

“Sudah bisa pulang berarti kita?”“Sudah, yuk! Maaf ya, mas Dhanis nungguin lama,”“Enggak apa-apa, yang penting kamu sudah lega, ya?”“Hu’um,”Gianira dan Adhanis meninggalkan ruang persidangan menuju ke parkiran di mana mobil mereka di parkir tadi pagi, namun, alangkah terkejutnya mereka berdua saat mendapati ada sebuah kertas hvs yang tercetak foto mereka saat liburan ke pantai kemarin, dengan tulisan ancaman menggunakan spidol merah di bawahnya.“Gue akan bikin hidup kalian semua seperti di neraka!!”=====================================================Geram Dhanis membaca surat ancaman yang diletakkan diatas kaca depan mobilnya, tanpa fikir panjang dia mempotretnya menggunakan fitur kamera yang ada ponselnya, kemudian mengirimkannya kepada Riza melalui pesan whatsapp.Dhanis maupun Gianira yakin jika yang mengirimkan surat ancaman ini sudah pasti adalah Jazira, dia menggunakan cara-cara kotor untuk menekan Gianira agar mau membatalkan proses perceraian mereka.“Hallo, iya, Bu, a
Baca selengkapnya

Bab 59 | Masih Berlanjut

Aku memeluk erat tubuh gempal wanita luar biasa di hadapanku ini, memberikannya kekuatan lewat pelukanku, jika semua akan baik-baik saja. Ku rasakan sesak yang teramat saat membayangkan jika tidak ada lagi sosok penuh wibawanya dalam kehidupanku, bagaimanapun, Bu Rosmalia adalah orang yang sangat baik, dia yang mengulirkan tangannya untuk menolong serta menampungku dan anak-anak..Aku tidak akan menyerah dengan ancaman mas Jazirah, aku harus kuat, demi anak-anakku dan juga Bu Rosmalia, aku akan melawan, berdiri tegak apapun yang dia coba lakukan, aku bukanlah Gianira lemah yang selama ini dia kenal, aku akan menunjukan pada laki-laki brengs3k itu siapa Gianira sebenarnya.“Gi, ada berita bagus!” suara Mas Dhanis membuatku dan Bu Rosmalia saling pandang.=====================================================Aku melepaskan pelukanku dari tubuh Bu Rosmalia, kemudian memandang fokus ke arah Mas Dhanis yang masuk ke rumah dengan wajah sumringah. Dia menjelaskan jika sudah memiliki bukti
Baca selengkapnya

Bab 60 | Mengharap Pertolongan Allah

Kriingg . . .Terdengar suara dering telpon rumah milik Bu Rosmalia, aku segera mengurai pelukanku dari Tiara dan menuju tempat di mana telpon diletakan. Ku angkat gagang telpon, namun baru saja akan mengucapkan salam, orang di sebrang sana sudah lebih dulu mengatakan hal yang di luar perkiraanku.“Batalkan proses perceraian atau kamu akan menyesal?!” suara ancaman itu aku sangat kenal, suara milik ayah dari kedua orang putraku.=====================================================Aku menutup telpon dengan kasar, membuat mereka semua menatapku dengan pandangan bertanya, namun aku putuskan untuk tutup mulut terlebih dahulu hingga anak-anak tertidur. Ku ajak anak-anak masuk ke dalam kamar tamu, membacakan mereka cerita mengenai kisah sahabat bernama Abu Mi’laq yang ditolong malaikat penghuni langit keempat berkat doanya.Dalam kisah tersebut di ceritakan jika Abu Mi’laq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasal dari kalangan Ansor. Dia dikenal sebagai orang yang taat ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status