Home / Romansa / Taaruf dengan Anak Wanita Malam / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Taaruf dengan Anak Wanita Malam: Chapter 31 - Chapter 40

250 Chapters

31. Kedatangan dr Andra

“Andra?” ucap Fadel saat melihat Mahendra yang ternyata temannya sewaktu kuliah.“Bang Fadel?”Mereka bersitatap beberapa detik.“Astaga! Aku kira kamu siapa?” sahut Andra dengan membulatkan kedua matanya. Mereka pun berpelukan.“Abah, ini adik juniorku waktu di fakultas kedokteran,” ucap Fadel menepuk bahu Mahendra. “Andra ngambil spesialis bedah,”“Wah kebetulan sekali kalian dipertemukan di sini. Masyallah rangkaian peristiwa itu selalu ada hikmahnya,” ucap Ustaz Bashor.“Iya, Abah, eh, Pak Ustaz,” ucap Mahendra pada Ustaz Bashor. “Ustaz, ini Bang Fadel mahasiswa populer di kampus, galak tapi cool, banyak anak mahasiswi junior yang naksir,”Hawa tersenyum getir mendengar ucapan Mahendra lalu melotot pada suaminya.“Eh, lupa ada istrinya, maaf, Bu dokter, itu dulu, sekarang Bang Fadel terlihat berwibawa …” ucap Mahendra dengan tersenyum pada Hawa.“Eh, temu kangennya ditunda dulu, saya mau periksa Adam,”Mahendra mendekati Adam dan memeriksanya.“Adam, sudah mulai baikkan,” ucap Mah
Read more

32. Niat terselubung

"Dr Andra?" tanya Ummi Sarah.“Iya, Ummi, saya dokter Andra. Terima kasih masih mengenal saya,”Mahendra tersenyum lebar dan melepaskan kacamatanya. “Maaf, Ummi pasti kaget melihat kedatangan saya kemari. Saya ingin menjenguk Adam. Kebetulan saya juga baru pulang penyuluhan,”“Masyaallah, Ummi kira siapa,”Ummi Sarah baru sadar, jika Mahendra memanggilnya dengan sebutan Ummi padahal sebelumnya dia memanggilnya Ustazah. “Makasih dok sudah berkenan kemari. Alhamdulillah Adam sudah membaik. Sekarang Adam sedang istirahat efek obat tidur kayaknya mengantuk. Mari silahkan duduk!” tawar Ummi Sarah mempersilakan Mahendra duduk di kursi teras. Mahendra pun duduk lalu dia menyuruh supir pribadinya untuk membawa sekeranjang buah-buahan untuk Adam.“Ini Bu Ustazah,” ujar supir Mahendra dengan sedikit membungkuk.“Jazakallah, dokter …” ucap Ummi Sarah. “Maaf ya, tunggu sebentar Ustaz Bashor sedang mengisi tausiyah,”“Gak apa-apa Ummi, santai saja,”Mahendra dengan tenang bersedia menunggu Ustaz
Read more

33. Rencana dr Andra

Mahendra teringat perkataan Fadel bahwa jika mendekati Ustaz Bashor harus sedikit bersabar. Dia seorang ustaz yang senantiasa berusaha menjalankan apa yang didakwahkannya, syariat Islam. Tak mudah, tetapi Ustaz Bashor akan menerima seseorang yang ingin memperbaiki ilmu agama, berhijrah bersama-sama.Memang benar Fadel bersungguh-sungguh memperdalam ilmu agama saat mendekati Hawa dan itu pun berlangsung hingga sekarang meskipun untuk menjalankannya masih belum seutuhnya karena sikap Fadel yang asli muncul saat telah menjalani pernikahan. Dia suami posesif dan patriarkis. Untuk hal tersebut jauh dari apa yang diajarkan rasulullah. Namun cinta Hawa yang membuat rumah tangganya masih bertahan utuh hingga sekarang.Di dalam rumah, Selina bertanya pada sang ibu.“Ummi, ngapain dokter Andra datang ke sini? Perasaan setahuku jarang ada dokter yang sengaja datang menjenguk pasiennya yang entah dari mana asalnya, baru pertama kali bertemu lagi …”Selina masih tak percaya dengan datangnya Mahen
Read more

34. Wanita misterius

Di tempat yang berbeda, sebuah hotel di Jakarta Pusat“Wah, Mas begitu semangat sekali pagi ini,” ucap Shiza yang bahkan masih memakai piyama tidurnya. Mereka menginap di kamar hotel yang memiliki connecting door sehingga Shiza bisa masuk leluasa ke kamar sang kakak. Beberapa hari mereka tinggal di sana untuk bertemu dengan investor asing.“Mas hari ini sangat bersemangat sekali karena ada masa depan yang Mas nanti …”Aqsa membetulkan dasinya. Dia tersenyum di depan cermin besar di hadapannya. Dia mengambil sisir dan menyisir rambutnya dengan pelan. Rambutnya mulai memanjang hingga ke telinga.“Masa depan yang cerah ya Mas?” goda Shiza. “Selina …”Shiza menatap punggung sang kakak lekat.“Iya, siapa lagi, dia mau menunggu Mas,”Senyum Aqsa makin merekah.“Kalau masa depanku bagaimana ya Mas?”Shiza menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur king size kakaknya. Lalu dia merebahkan tubuhnya dan menggerakan tangan dan kakinya seirama seperti orang yang sedang berenang.“Sedang menantimu juga …”
Read more

35. Kabar tentang Zahrana

Shiza membuka dompet itu dan melihat isinya di dalamnya, barangkali ada kartu identitas pemiliknya. Seketika dia terperangah karena melihat foto yang empunya KTP yang tak lain seorang wanita yang sempat dia tabrak saat pagi tadi.Seingatnya wanita itu jatuh karena dirinya tak sengaja dia tabrak. Wanita itu penghuni kamar hotel paling ujung. Shiza berniat akan mengembalikan dompet itu pada wanita itu. Tentu, tidak malam itu karena malam sudah larut. Mungkin wanita itu sudah tertidur pulas. Rasanya tak enak jika dia harus mengganggu tidurnya.‘Anterin enggak? Anterin? Enggak? Kalau anterin sekarang pasti mengganggu waktu istirahatnya. Tapi kalau tidak dianterin bagaimana kalau dia keburu check out? Pasti dia mencari purse-nya yang hilang entah di mana,’(Purse: dompet)Shiza mengambil keputusan. Dia akan mengembalikan dompet wanita itu keesokan harinya karena dia akan check out hotel besok.Shiza mandi air hangat dan memakai piyama tidur favoritnya. Dia pun memejamkan matanya tak selan
Read more

36. Dipanggil Wijaya

“Kecelakaan?” seru Selina terhenyak. Karena sewaktu dia di Purwakarta dia bahkan sempat mengirim pesan pada sahabatnya itu untuk mencarikan donor darah untuk sang kakak. “Inalillahi, seriuss?”“Ckck! Masa Besti tidak tahu?”Winda bertopang dagu.“Aku memang sibuk mengurus Aa Adam, Bu Win …”“Ah, iya lupa. Bu Zahrana keserempet motor. Dia sampai mengalami luka yang cukup parah dan harus dijahit. Lukanya juga infeksi jadi dia malah dilarikan ke rumah sakit,”“Ya ampun, aku gak tahu …”“Para guru sudah membesuknya kemarin. Alhamdulillah sudah kembali ke rumah, sudah pulih kelihatannya,”“Syukurlah, mungkin sepulang sekolah aku akan ke sana menjenguknya,”Selina menghela nafas panjang. Dia merasa sedih mendengar kabar tentang Zahrana sahabat karibnya sesama guru di sana. Dia berencana akan menjenguknya sepulang sekolah. Zahrana begitu baik sampai-sampai menyembunyikan rasa sakitnya dan masih meladeninya mencarikan donor darah meskipun tidak dapat, pikirnya.“Bu Selina, ngomong-ngomong, Pak
Read more

37. Menjenguk Zahrana

Selina melangkahkan kakinya menuju tempat parkir. Setelah kabar taaruf menyebar di sekolah dia tak lagi menjadi bahan incaran para guru muda yang lajang. Dia merasa lebih tenang karena tak ada yang menggodanya meskipun mereka tidak tahu jika proses taaruf itu gagal. Mungkin belum tahu, karena sebentar lagi kabar tentang Selina yang gagal taaruf dan bukan putri kandung Ustaz Bashor dan Ummi Sarah akan segera menyeruak.Dia menjalankan motor maticnya dan pergi menuju rumah Zahrana. Rumah Zahrana berada di daerah Gadung. Dia hanya butuh waktu kurang lebih lima belas menit dari Joglo, sekolah di mana dia mengajar jika jalanan lengang.“Assalamualaikum!” seru Selina di depan garasi mewah rumah Zahrana. Dia mengucap salam sembari menekan bell. Kedua orang tua Zahrana pengusaha. Ayahnya seorang pengusaha bahan bangunan sedangkan ibunya pengusaha baju muslim. Oleh karena itu tak asing jika rumah yang Zahrana diami cukup mewah untuk sebuah rumah di kota kecil.Tak ada yang menyahut lalu Selina
Read more

38. Melawan ego

“Untuk apa Selin?” tanya Zahrana dengan segudang penasaran. Zahrana tahu betul ekspresi yang Selina sembunyikan. Selina sedang menutupi sesuatu. Namun sesuatu itu masih rahasia. Selina belum membuka hati sepenuhnya untuk Zahrana sebagai sahabatnya.“Biasa, mampir, Shiza kalau punya waktu kosong suka main ke Cianjur,” dusta Selina. “Ya, Mas Aqsa yang nganterinnya,”“Oh! Mas Aqsa sudah ganteng, baik pula,” celetuk Zahrana dengan jujur.“Hem?”Selina terkesiap dengan perkataan Zahrana.“Iya, definisi pria idaman. Kamu beruntung Selin,”“Masa iya?”Selina tersipu malu mendengar ucapan Zahrana tentang dirinya beruntung bisa mendapatkan Aqsa. Dia berpikir jika Zahrana sedang menggodanya.“Andai kamu gak mau sama Mas Aqsa, aku mau kok ridho lillahi taala,” ucap Zahrana terkekeh dengan membekap mulutnya. Sungguh, dia berkata jujur.“Ap-pa?”“Kamu budeg ya? Andai kamu gak cinta sama Mas Aqsa, aku mau kok gantiin kamu …”Selina tak percaya apa yang Zahrana katakan padanya.“Ah, iya, iya, boleh,
Read more

39. Info tentang sang ibu

Semua yang berada di dalam ruangan menjawab salam sebagai bentuk adab dan menoleh pada sumber suara. Seketika netra orang tua Ruri menatap Selina dengan lekat. Selina merasa terintimidasi oleh tatapan kedua orang tua Ruri. Namun tatapan ayah dan ibu Ruri rupanya tak sama. Ibunda Ruri menatap Selina dengan bengis dan tajam ibarat seekor elang yang akan menerkam seekor ayam. Sementara itu ayah Ruri menatap Selina dengan takjub.Selina berwajah cantik maka siapapun akan terpesona melihatnya untuk pertama kalinya. Ayah Ruri menelan saliva susah payah melihat Selina seperti melihat bidadari yang tersesat ke bumi. Ibunda Ruri yang baru sadar melihat kelakuan sang suami langsung mencubit pahanya.‘Dasar pria jelalatan! Lihat gadis bening sedikit saja langsung cengo!’ umpat ibunya Ruri. Padahal dia juga tak kalah cantik hanya saja usianya terpaut jauh dari Selina.“Duduklah Bu Selina!” ucap kepala sekolah mempersilakan Selina ikut duduk di sebuah sofa berbentuk huruf L. Kepala sekolah dan ked
Read more

40. Curhat Zahrana

[Iya, halo! Ini siapa?]Selina berusaha menelepon seseorang yang mengirimi pesan bahwa dia sudah menemukan jejak ibunya, Dewi Rahma.[Saya Siska Sis! Lady escort night club Blue Seventh,][Anda tahu nomor saya dari siapa?][Ckck! Om Rian Sis,][Okay, jadi Anda sudah dapat info tentang Bu Dewi Rahma?][Saya sudah sebar orang-orang saya ke Kramat tunggal, Tanjung Priok termasuk Kalibata][Sudah ketemu?]Selina tak sabar ingin segera menemukan sang ibu. Dia menghentikan mencari Sukaesih dan Endang, mereka entah terdampar di mana. Dia berinisiatif mencari Dewi Rahma langsung di media sosial. Dia juga memiliki kenalan salah satu saudara keluarga santri ada yang kerja di salah satu pengusaha di Jakarta Pusat. Dia bernama Rian, dia menjadi supir pribadi dan selalu diajak majikannya menemaninya ke night club di sana meskipun dia tidak ikut minum ataupun jajan bersama bosnya.[Saya hanya ingin membicarakan fee? Berapa fee yang saya dapat untuk mencari wanita itu?]‘Ya ampun dikira udah ketemu,
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status