All Chapters of Hinaan Mertua yang Tiada Berujung : Chapter 1 - Chapter 10

16 Chapters

Episode 1/ Talak Istri Kampungan Kamu Itu.

Tidak ada yang tidak ingin sebuah pernikahan itu terus hingga menua bersama, tapi bagaimana tanpa angin tanpa hujan, badai besar akan menerpa rumah tangga bahagia tersebut. Dibenci oleh mertua hanya karena belum dapat memberikan keturunan dan sebuah kebiasaan yang lebih menyukai memakai daster, membuat Mama Dikta begitu membenci menantunya. Mama Dikta seperti sedang menunggu seseorang di cafe bintang lima sekarang. "Aku tidak dapat membiarkan harus memiliki menantu kampungan seperti dia! Apalagi jika harus memiliki cucu dari wanita sampah seperti itu!" gumam kesal Mama Dikta pada Rahayu. "Kamu harus ingat Dikta, Mama tidak pernah bercanda akan semua ucapan yang sudah Mama ucapkan. Jika kamu masih bersikeras untuk mempertahankan pernikahan kamu dengan gadis kampungan itu, Mama tidak akan pernah tinggal diam sekarang!" "Kamu itu pantas bersanding dengan wanita yang cantik, wanita yang sexy. Bukan seperti istri kamu yang kerjaannya hanya menggunakan daster rumahan terus!" kekesalan
Read more

Episode 2/ Rencana Jahat Mama.

Dikta mengepalkan tangannya. "Huhhhhh," Dikta menghela nafas. "Maafkan Mama, Sayang. Maafkan semua ucapan Mama," kata Dikta menatap Rahayu. "Rahayu tidak pernah dendam dengan Mama, Mas. Rahayu tahu jika Mama begitu mendambakan seorang cucu," balas Rahayu. Dikta tersenyum walaupun hatinya tahu bahwa Rahayu pasti sudah begitu terluka oleh ucapan Mamanya. "Lebih baik kamu kejar Mama, Mas. Pasti Mama masih ada di luar sekarang," saran Rahayu. "Mengejar Mama! Tidak perlu!" kata Dikta. "Mas, itu Mama kandung kamu. Seorang ibu yang sudah melahirkan kamu dan merawat kamu hingga seperti ini, mau bagaimanapun, se kesal apapun kamu dengan Mama. Itu tetap Mama kamu, seorang wanita yang harus kamu hormati," ucap Rahayu. "Tapi, Sayang!" Dikta yang begitu kesal dengan Mamanya. "Mas," ucap Rahayu dengan lembut dan memegang kedua pipi Dikta. "Kamu menyayangi aku kan?" tanya Rahayu. Dikta memberikan anggukan kepala. "Aku ingin kamu kejar Mama dan meminta maaf pada Mama," kata Rahayu. Rasa
Read more

Episode 3/ Doa Istri Selalu Manjur.

Rahayu masih di dapur, dirinya baru selesai mencuci piring menggantikan tugas Mbok Mina. "Kepada siapa aku bisa menceritakan kepedihan yang aku rasakan ini?" pikir Rahayu. Rahayu menyeduh kopi hangat buatannya sendiri. "Ini adalah kisahku, kisah seorang menantu yang dibenci oleh mertua ku sendiri hanya karena aku tidak dapat memberikan suamiku keturunan. Apa ini salahku?" tulis Rahayu di sebuah kertas kosong. "Mungkin dengan menulis Diary, rasa sakit ini bisa sedikit terobati. Dan aku tidak ingin hubungan Mas Dikta dengan Mama berantakan hanya karena aku," ucap Rahayu melangkah ke kamar mereka yang terletak di lantai dua. Langkah kaki Rahayu terhenti di sebuah pajangan foto besar. Rahayu tersenyum, tidak lama air mata Rahayu mulai berjatuhan kembali. "Mas, apakah ini ujian bagi pernikahan kita? Apa badai besar itu harus kita lewati Mas?" pikir Rahayu menangis terisak-isak ketika melihat foto pernikahan mereka. "Maafkan Rahayu Mas, Rahayu belum bisa memberikanmu keturunan hingg
Read more

Episode 4/ Sebuah Janji Hingga Tua.

Di sepanjang jalan, Dikta terus saja memikirkan Rahayu. "Pasti Rahayu masih menunggu kedatangan ku," gumam Dikta mempercepat laju mobilnya. Hanya menghabiskan waktu lima belas menit, mobil Dikta sudah terparkir di garasi mobil mereka. "Bagaimana mungkin aku bisa berpisah dari Rahayu? Sementara Rahayu adalah wanita yang berada disampingku ketika masih belum memiliki ini semua. Apa mungkin aku bisa membuat Rahayu menangis nantinya?" gumam Dikta menatap rumah hasil kerja keras mereka. "Ini semua hasil kerja keras aku dan Rahayu, setiap melangkah ke dalam rumah ini. Maka wajah Rahayu selalu terlihat sedang menyambut kedatangan ku dengan senyum manis itu," "Aku tidak mungkin untuk tidak bisa melihat senyum manis dari Rahayu satu hari saja," ujar Dikta kembali melangkah ke dalam rumah. Sembari masih melangkah, Dikta terus kepikiran dengan ucapan dari mamanya sendiri. "Aku tahu jika Mama ingin memiliki seorang cucu, tapi tidak dengan cara seperti ini. Mana mungkin aku bisa menceraika
Read more

Episode 5/ Mbok Mina Ganggu Aja

Mas!" ucap Rahayu ketika mereka masih berpelukan. "Hmm," balas Dikta. "Mas!" ucap Rahayu. "Iya sayang," balas Dikta. Pelukan mereka semakin erat, karena Dikta tidak membiarkan Rahayu untuk melepaskan pelukan tersebut. "Mas!" ucap Dikta untuk ketiga kalinya. "Iya, sayang. Ada apa?" tanya Dikta masih dengan memeluk tubuh Rahayu. "Mas, kamu lupa sesuatu yah?" kata Rahayu. "What? I remember," ucap Dikta. "Kalo ingat, apa coba?" tanya Rahayu. "Hmmm, wait for a minute," "Hmmm, I remember. You're saying …." "Kamu kangen yah?" ujar Dikta. Rahayu yang mendengar pun begitu kaget dan pipi Rahayu langsung merona seketika. "Mau coba malam ini? Sepertinya olahraga malam bagus sayang," bisik Dikta. Rahayu langsung mencubit pinggang Dikta. "Awhg, aku itu gak mau dicubit sama kamu. Aku maunya disayang apalagi dibelai," bisik manja Dikta. "Ihhh, Mas. Bukan itu maksud aku," ujar Rahayu. "Terus apa dong?" tanya Dikta penasaran. "Kamu udah sholat Isya?" tanya Rahayu ketika Dikta tidak
Read more

Episode 6/ Suprise di Tengah Malam.

"Mbok Mina ngapain sih ganggu malam-malam gini? Ngak tahu apa yah," gumam Dikta melangkah bersama dengan Rahayu."Ngak Boleh Gitu Mas, siapa tahu kan Mbok Mina mau menyampaikan hal penting untuk kita. Nggak boleh suudzon," ucap Rahayu."Hmmm," "Tapi kan bisa diomongin besok," kata Dikta."Kamu ini seperti anak kecil saja, Mas. Mbok Mina juga baru sekarang yang ketuk pintu kita larut malam seperti ini," ucap Rahayu.Pintu kamar mereka terbuka dan memang Mbok Mina sedang berdiri di depan pintu kamar tersebut dengan sangat cemas."Tuan ...." kata Mbok Mina."Kenapa Mbok? Kenapa Mbok Mina cemas seperti ini?" tanya Dikta panik.“Bu… Bos,” kata Mbok Mina."Mama?!" ucap Dikta.Mbok Mina memberikan anggukan."Mama bertamu malam-malam seperti ini?" tanya Dikta.Mbok Mina kembali memberikan anggukan."Sekarang Mama ada dimana Mbok?" tanya Dikta cemassembari membocorkan pada Rahayu.'Rencana apa lagi yang ingin direncanakan oleh Mama?' pikir Dikta."Bu Bos ada di bawah Den, sedari tadi Bu Bos t
Read more

Episode 7/ Amarah Dikta Tengah Malam .

Dikta menatap heran pada kedatangan Mamanya dan Carina di tengah malam."Mama ngapain malam-malam bertamu ke rumah Dikta dan Rahayu?" tanya Dikta."Mulai detik ini, Mama tidak akan bertamu lagi ke rumah kamu. Tapi … Mama akan tinggal di rumah kamu bersama dengan Carina," ucap Mama Dikta.Dikta dan Rahayu saling berpandangan satu sama lain."Ma_maksud Mama apa?" tanya Dikta."Mama dan Carina akan tinggal di rumah kamu ini, tidak masalah kan jika rumah ini kedatangan dua tamu istimewa?" tanya Mama Dikta."Tapi Ma, Mama itu sudah ada rumah sendiri. Kenapa malah mau tinggal di rumah Dikta dan Rahayu?" kata Dikta."Dan kenapa ada dua koper?" tanya Dikta."Kamu benar-benar sudah berubah yah Dikta! Semenjak kamu menikahi gadis kampungan ini, kamu sudah tidak lagi menyayangi Mama!""Mama benar-benar kecewa dengan kamu!" ucap Mama Dikta yang kembali memberikan air mata palsu."Sabar dulu, Tan. Pasti Mas Dikta sudah terpengaruh oleh pembantunya ini" ucap Carina."Hei! Jaga bicara kamu! Rahayu i
Read more

Episode 8/ Rencana Usil Mbok Mina.

Dikta dan Rahayu masih terus saling berpelukan satu sama lain."Maaf Tuan," ucap Mbok Mina."Ada apa Mbok? Kenapa Mbok bawa dua cangkir teh malam-malam gini?" tanya Dikta heran."Teh ini untuk Bu Bos dan wanita yang datang bersama Bu Bos, dimana yah Tuan?" tanya Mbok Mina."Sudah gak perlu Mbok, Mama sudah pulang. Mbok bisa melanjutkan istirahat Mbok sekarang," ucap Dikta."Sudah pulang?" kata Mbok Mina dengan ekspresi wajah bahagia."Iya, memangnya kenapa Mbok?" tanya Dikta heran."Tidak, Tuan. Terus teh hangat nih Mbok buang saja?" tanya Mbok Mina."Gak usah di buang Mbok, buat Rahayu dan Mas Dikta aja. Mbok udah capek-capek bikinnya, lagian mubazir jika dibuang. Gimana Mas?" tanya Rahayu.Dikta tersenyum dan menyetujui ucapan dari Rahayu."Untuk kami berdua aja Mbok, sekalian bisa nonton malam-malam gini. Gitu kan maksudnya Sayang?" tanya Dikta.Pipi Rahayu merona kembali sementara Mbok Mina tertawa geli ketika mendengar ucapan dari Dikta."Ya sudah, Tuan. Sepertinya Mbok Mina meng
Read more

Episode 9/ Rencana Agar Mama Insyaf.

"Tapi … Bu Bos," kata Mbok Mina. "Tapi apa?! Cepat panggilkan Dikta sekarang! Atau kamu mau saya pecat!" kata Mama Dikta dengan penuh amarah. "Tunggu sebentar Bu Bos, akan saya panggilan Tuan Dikta. Bu Bos mau menunggu di kamar ini atau bagaimana?" tanya Mbok Mina. Kemarahan dari Mama Dikta semakin terlihat jelas. "Apa?! Kamu suruh saya untuk menunggu anak saya yang memiliki rumah ini, di tempat seperti ini?! Apa kamu ngak pakai otak yah! Cepat kamu panggil Dikta sekarang!" kata Mama Dikta. "Ayo Sayang, kita tunggu Dikta di ruang tamu. Enak saja kita di kasih tempat seperti ini," ucap Mama Dikta pada Carina. "Iya, Tan. Ya kali aku secantik ini bakal tidur di tempat seperti itu," kata Carina. Mbok Mina yang masih menatap dengan rasa bahagia karena akhirnya dapat mengerjai mereka berdua. "Emang enak aku kerjain, syukurin. Berani pas gak ada Tuan Dikta aja," gumam Mbok Mina yang melangkah ke ruangan atas. 'Apa aku mengganggu Tuan Dikta dan Nyonya Rahayu yah? Tumben banget Nyonya
Read more

Episode 10/ Mertua yang Tak Kenal Balas Budi

"Percuma saja kamu bermesraan dengan wanita ini sekarang! Kamu harus ingat dengan perjanjian kita Dikta!" kata Mama Dikta menatap tajam pada Dikta. "Huh!" "Perjanjian?!" "Perjanjian apa?! Saya pikir, kita tidak ada perjanjian apapun!" kata Dikta yang begitu muak dengan keberadaan Mama dan wanita tersebut sekarang. Rahayu begitu kaget, karena biasanya semarah apapun Dikta pada mamanya. Dikta tidak pernah menggunakan kata saya ketika berbicara dengan mamanya. "Mas," kata Rahayu. "Tidak ada perjanjian apapun di antara kita! Jadi, jika sudah selesai berbicara di rumah ini. Silahkan keluar," kata Dikta. Mama Dikta tidak percaya dengan ucapan dari anaknya sendiri sekarang. "Pintu keluar dari rumah ini tahu kan? Apa perlu saya panggilkan Mbok Mina?" kata Dikta. "Mbok," panggil Dikta. Rahayu yang melihat kemarahan jelas terlihat dari wajah Dikta, tidak bisa mengatakan apapun sekarang. 'Apa semarah ini Mas Dikta pada Mamanya sendiri? Baru kali ini, Mas Dikta yang tidak menggunakan na
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status