Beranda / Pernikahan / Hinaan Mertua yang Tiada Berujung / Episode 6/ Suprise di Tengah Malam.

Share

Episode 6/ Suprise di Tengah Malam.

Penulis: Nofriza Rahma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mbok Mina ngapain sih ganggu malam-malam gini? Ngak tahu apa yah," gumam Dikta melangkah bersama dengan Rahayu.

"Ngak Boleh Gitu Mas, siapa tahu kan Mbok Mina mau menyampaikan hal penting untuk kita. Nggak boleh suudzon," ucap Rahayu.

"Hmmm," 

"Tapi kan bisa diomongin besok," kata Dikta.

"Kamu ini seperti anak kecil saja, Mas. Mbok Mina juga baru sekarang yang ketuk pintu kita larut malam seperti ini," ucap Rahayu.

Pintu kamar mereka terbuka dan memang Mbok Mina sedang berdiri di depan pintu kamar tersebut dengan sangat cemas.

"Tuan ...." kata Mbok Mina.

"Kenapa Mbok? Kenapa Mbok Mina cemas seperti ini?" tanya Dikta panik.

“Bu… Bos,” kata Mbok Mina.

"Mama?!" ucap Dikta.

Mbok Mina memberikan anggukan.

"Mama bertamu malam-malam seperti ini?" tanya Dikta.

Mbok Mina kembali memberikan anggukan.

"Sekarang Mama ada dimana Mbok?" tanya Dikta cemassembari membocorkan pada Rahayu.

'Rencana apa lagi yang ingin direncanakan oleh Mama?' pikir Dikta.

"Bu Bos ada di bawah Den, sedari tadi Bu Bos terus meminta Mbok Mina menyuruh Tuan Dikta ke bawah. Tapi …." kata Mbok Mina.

"Tapi apa Mbok? Jangan bikin saya panik seperti ini!" ucap Dikta.

"Bu Bos bawa seorang wanita muda Tuan," ucap Mbok Mina.

"Mama membawa wanita muda ke rumah ini?!" kata Dikta.

Mbok Mina memberikan anggukan.

'Apa wanita itu yang ada di rumah Mama?' pikir Dikta.

"Baik, terima kasih Mbok. Saya akan menemui Mama bersama Rahayu," ucap Dikta mempererat genggaman tangan Rahayu.

"Mas," panggil Rahayu.

Terlihat jelas dari wajah Rahayu, jika dirinya sangat cemas akan kedatangan Mama mertuanya.

"Kamu jangan cemas, mau bagaimanapun kamu istri aku. Dan aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti kamu Rahayu!"

"Termasuk Mama!" kata Dikta.

"Mbok Mina turun ke bawah dulu Tuan," kata Mbok Mina.

"Baik, Mbok. Terima kasih," ucap Dikta.

Awal petaka di rumah tangga Tuan Dikta dan Nyonya Rahayu dimulai, semoga Tuan Dikta dapat bertahan dengan Nyonya Rahayu. Amin,' pinta Mbok Mina melangkah turun ke lantai bawah.

"Mas, aku hanya takut. Aku sangat ketakutan sekarang Mas," ucap Rahayu.

"Mas juga takut Sayang, tapi … apapun rintangannya, kita berdua pasti akan dapat melewatinya," kata Dikta tersenyum.

"Mari kita ke bawah" pinta Dikta.

"Iya Mas," ucap Rahayu.

'Ya Rabb, rencana apa yang ingin Anda berikan pada rumah tangga kami? Apakah badai besar itu harus kami berdua lalu lagi?' batin Rahayu.

Sementara itu, di lantai bawah. Mama Dikta dan Carina sedang duduk memberikan kejutan untuk Dikta dan Rahayu di tengah malam.

"Rumahnya mewah yah, Tan. Pasti ini sangat mahal," ucap Carina.

"Sudah tentu dong, rumah ini untuk jutaan jutaan. Oleh sebab itu Tante gak mau jika perempuan kampungan itu yang ada di dalam rumah semewah ini!" kata Mama Dikta.

Mbok Mina yang bertemu dengan pembicaraan antara Mama Dikta dan Carina, hanya bisa memberikan sumpah serapah di sekarang.

'Dasar mertua tidak tahu diri! Nasib baik Nyonya Rahayu masih mau menampung dia waktu itu, jika tidak pasti dia sudah tinggal di rongsokan sekarang!' batin kesal Mbok Mina pada Mama Dikta.

"Tan, ada yang sedari tadi melihat kita," bisik Carina.

"Maksud kamu?" tanya Mama Dikta.

"Itu, pembantu rumah ini!" 

"Seperti pembantunya tidak suka deh dengan kedatangan kita disini," bisik Carina.

"Hei! Kamu!" panggil Mama Dikta pada Mbok Mina.

'Dasar manusia tidak punya tata bicara yang baik,' batin Mbok Mina.

"Iya Bu Bos," jawab Mbok Mina mendekat.

"Mana Dikta? Saya tadi kan memerintahkan kamu untuk memanggil Dikta," 

"Bukan bengong disana!" ucap Mama Dikta.

"Tuan Dikta sedang menuju Ke Bawah Bu Bos, mau saya bikinin teh hangat Bu Bos?" tanya Mbok Mina.

"Hmm," balas Mama Dikta.

"Saya izin ke dapur dulu," ucap Mbok Mina.

"Masa iya sih, Tan. Mas Dikta eksperimen orang seperti itu?"

"Dekil, bau, udah tua lagi!" kata Carina.

"Yah, mau gimana lagi, Sayang. Dikta itu memang keras kepala, sudah Tante bilang dia aja yang gak mau nurut sama Tante semenjak menikah dengan wanita kampungan itu. Oleh karena itu, Tante benci banget sama dia!" ucap Mama Dikta.

"Tante tenang saja, Carina pasti bisa membuat Mas Dikta berada di jalan yang benar lagi. Tidak khawatir lagi Tan," kata Carina.

"Terima kasih yah, Sayang. Tante ingin kamu rebut Dikta dari wanita kampungan itu," bisik Mama Dikta.

"Sip Tan," balas Carina.

'Jika saya bisa mendapatkan Mas Dikta, maka semua kekayaan ini akan menjadi milikku juga. Aku harus bisa merebut Mas Dikta!' pikir Carina.

Dikta dan Rahayu masih melangkah menuruni tangga rumah mewah mereka.

"Aku ingin mengatakan satu hal penting pada kamu Sayang," kata Dikta.

"Kamu mau mengatakan hal penting apa Mas?" tanya Rahayu heran.

Dikta melepas genggaman tangan mereka dan memandang penuh cinta pada wajah Rahayu.

"Wajah ini, wajah ini yang telah menemani aku selama tujuh tahun lamanya. Wajah ini yang selalu aku lihat setiap pagi ketika mata ini kembali terbuka,"

"Wajah ini juga yang terus membuat aku merasakan bahagia. Wajah ini," ucap Dikta dengan mengelus rambut Rahayu dan terus menatap Rahayu dengan tatapan penuh cinta.

Dikta tersenyum dan kembali berucap.

"Nama pemilik wajah itu Rahayu, wanita cantik yang telah menemani aku dari masih hidup susah hingga sekarang. Apa mungkin aku bisa melupakan semua itu?" ujar Dikta dengan memandang pada mata Rahayu.

"Terima kasih, terima kasih kamu tidak pernah lelah. Terima kasih Sayang," ucap Dikta dengan tersenyum dan mencium tangan Rahayu.

Rahayu tersentuh tanpa sadar meneteskan air matanya.

"Jangan menangis, aku pernah berjanji untuk tidak akan membuat kamu menangis. Jangan menangis Sayang," pinta Dikta menghapus air mata Rahayu.

"Aku tidak menangis Mas, aku hanya terharu dan begitu bahagia. Terima kasih Mas," ucap Rahayu dengan memeluk erat Dikta.

Dikta ikut memeluk erat Rahayu dan kembali berucap.

"Untuk kesekian kalinya kamu mengatakan kata terima kasih pada aku, entah sudah berapa banyak kata terima kasih itu terucap. Dan aku selalu mengatakan kata yang sama pada kamu," 

"Aku akan selalu mencintai kamu," ucap Dikta.

"Mas, bagaimana jika Mama memang ingin memisahkan kita?" tanya Rahayu.

"Apapun yang terjadi, aku akan tetap memilih kamu. Tidak ada yang akan membuat kita terpisah kecuali maut," ucap Dikta kembali mengajak Rahayu untuk menemui Mamanya di tengah malam seperti ini.

'Entah kenapa sekarang tidak enak Mas,' batin cemas Rahayu.

Setiap langkah mereka membuat rasa cemas Rahayu semakin meningkat, seolah-olah badai besar itu siap menghantam rumah tangga mereka.

Terlihat jelas oleh Dikta dan Rahayu ketika mereka sudah berada di lantai bawah.

"Mama?" Dikta membocorkan keheranan pada Mamanya dan Carina yang menyambut dengan senyum bahagia.

"Kejutan," kata Mama dan Carina melangkah mendekat.

Bab terkait

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 7/ Amarah Dikta Tengah Malam .

    Dikta menatap heran pada kedatangan Mamanya dan Carina di tengah malam."Mama ngapain malam-malam bertamu ke rumah Dikta dan Rahayu?" tanya Dikta."Mulai detik ini, Mama tidak akan bertamu lagi ke rumah kamu. Tapi … Mama akan tinggal di rumah kamu bersama dengan Carina," ucap Mama Dikta.Dikta dan Rahayu saling berpandangan satu sama lain."Ma_maksud Mama apa?" tanya Dikta."Mama dan Carina akan tinggal di rumah kamu ini, tidak masalah kan jika rumah ini kedatangan dua tamu istimewa?" tanya Mama Dikta."Tapi Ma, Mama itu sudah ada rumah sendiri. Kenapa malah mau tinggal di rumah Dikta dan Rahayu?" kata Dikta."Dan kenapa ada dua koper?" tanya Dikta."Kamu benar-benar sudah berubah yah Dikta! Semenjak kamu menikahi gadis kampungan ini, kamu sudah tidak lagi menyayangi Mama!""Mama benar-benar kecewa dengan kamu!" ucap Mama Dikta yang kembali memberikan air mata palsu."Sabar dulu, Tan. Pasti Mas Dikta sudah terpengaruh oleh pembantunya ini" ucap Carina."Hei! Jaga bicara kamu! Rahayu i

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 8/ Rencana Usil Mbok Mina.

    Dikta dan Rahayu masih terus saling berpelukan satu sama lain."Maaf Tuan," ucap Mbok Mina."Ada apa Mbok? Kenapa Mbok bawa dua cangkir teh malam-malam gini?" tanya Dikta heran."Teh ini untuk Bu Bos dan wanita yang datang bersama Bu Bos, dimana yah Tuan?" tanya Mbok Mina."Sudah gak perlu Mbok, Mama sudah pulang. Mbok bisa melanjutkan istirahat Mbok sekarang," ucap Dikta."Sudah pulang?" kata Mbok Mina dengan ekspresi wajah bahagia."Iya, memangnya kenapa Mbok?" tanya Dikta heran."Tidak, Tuan. Terus teh hangat nih Mbok buang saja?" tanya Mbok Mina."Gak usah di buang Mbok, buat Rahayu dan Mas Dikta aja. Mbok udah capek-capek bikinnya, lagian mubazir jika dibuang. Gimana Mas?" tanya Rahayu.Dikta tersenyum dan menyetujui ucapan dari Rahayu."Untuk kami berdua aja Mbok, sekalian bisa nonton malam-malam gini. Gitu kan maksudnya Sayang?" tanya Dikta.Pipi Rahayu merona kembali sementara Mbok Mina tertawa geli ketika mendengar ucapan dari Dikta."Ya sudah, Tuan. Sepertinya Mbok Mina meng

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 9/ Rencana Agar Mama Insyaf.

    "Tapi … Bu Bos," kata Mbok Mina. "Tapi apa?! Cepat panggilkan Dikta sekarang! Atau kamu mau saya pecat!" kata Mama Dikta dengan penuh amarah. "Tunggu sebentar Bu Bos, akan saya panggilan Tuan Dikta. Bu Bos mau menunggu di kamar ini atau bagaimana?" tanya Mbok Mina. Kemarahan dari Mama Dikta semakin terlihat jelas. "Apa?! Kamu suruh saya untuk menunggu anak saya yang memiliki rumah ini, di tempat seperti ini?! Apa kamu ngak pakai otak yah! Cepat kamu panggil Dikta sekarang!" kata Mama Dikta. "Ayo Sayang, kita tunggu Dikta di ruang tamu. Enak saja kita di kasih tempat seperti ini," ucap Mama Dikta pada Carina. "Iya, Tan. Ya kali aku secantik ini bakal tidur di tempat seperti itu," kata Carina. Mbok Mina yang masih menatap dengan rasa bahagia karena akhirnya dapat mengerjai mereka berdua. "Emang enak aku kerjain, syukurin. Berani pas gak ada Tuan Dikta aja," gumam Mbok Mina yang melangkah ke ruangan atas. 'Apa aku mengganggu Tuan Dikta dan Nyonya Rahayu yah? Tumben banget Nyonya

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 10/ Mertua yang Tak Kenal Balas Budi

    "Percuma saja kamu bermesraan dengan wanita ini sekarang! Kamu harus ingat dengan perjanjian kita Dikta!" kata Mama Dikta menatap tajam pada Dikta. "Huh!" "Perjanjian?!" "Perjanjian apa?! Saya pikir, kita tidak ada perjanjian apapun!" kata Dikta yang begitu muak dengan keberadaan Mama dan wanita tersebut sekarang. Rahayu begitu kaget, karena biasanya semarah apapun Dikta pada mamanya. Dikta tidak pernah menggunakan kata saya ketika berbicara dengan mamanya. "Mas," kata Rahayu. "Tidak ada perjanjian apapun di antara kita! Jadi, jika sudah selesai berbicara di rumah ini. Silahkan keluar," kata Dikta. Mama Dikta tidak percaya dengan ucapan dari anaknya sendiri sekarang. "Pintu keluar dari rumah ini tahu kan? Apa perlu saya panggilkan Mbok Mina?" kata Dikta. "Mbok," panggil Dikta. Rahayu yang melihat kemarahan jelas terlihat dari wajah Dikta, tidak bisa mengatakan apapun sekarang. 'Apa semarah ini Mas Dikta pada Mamanya sendiri? Baru kali ini, Mas Dikta yang tidak menggunakan na

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 11/ Tertipu di Malam Pertama.

    "Menikah lah dengan diriku Martha," kata Tuan Raka mengeluarkan cincin tunangan yang terbuat dari berlian. "Maksud Anda Tuan? Saya hanya pembantu di rumah Tuan," kata Martha menolak. "Saya tidak peduli itu, saya ingin mempersuntingmu menjadi istri saya. Apapun status, saya tidak memperdulikan itu!" ucap Tuan Raka. Suara teriakan terdengar dari warga kampung. "Terima," "Terima," "Terima," teriak warga kampung. Raka tersenyum ketika mendengar teriakkan setuju dari warga kampung untuk melamar perawan desa yang dinobatkan sebagai kembang desa. "Warga kampung saja setuju, bagaimana dengan kamu Martha? Saya ingin kamu menikah dengan saya," kata Tuan Rakas yang masih berharap kembang desa tersebut menerima lamaran dari dirinya. "Saya harus tanyakan pada kedua orang tua saya terlebih dahulu. Saya tidak bisa memutuskan itu semua sekarang," ucap Martha menolak dengan sangat baik. Martha adalah ibu tiri dari Dikta, sekaligus mertua kejam bagi Rahayu. Martha memang seorang kembang desa k

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 12/ tawaran panas untuk Rahayu.

    Dikta masih mencoba menetralisir rasa emosional nya sekarang, bagaimanapun dirinya tahu terhadap kesalahan yang telah diperbuat pada mama sambung nya tersebut. "Astaghfirullah …." kata Dikta dengan memejamkan matanya berharap emosional nya dapat dikendalikan. "Mas," kata Rahayu yang berusaha menenangkan Dikta dengan memegang kedua tangan Dikta. Dikta menatap lekat pada Rahayu dan terlihat air mata di pelupuk mata Dikta. Dikta meraih kedua tangan Rahayu dan mencium dengan sangat lembut dan dipenuhi dengan perasaan cinta pada kedua tangannya Rahayu. "Kamu memang benar, Rahayu. Tidak ada yang lebih baik dan lebih nyaman kecuali memandang orang yang kita sayangi," kata Dikta dengan tersenyum dan menarik tubuh Rahayu dalam pelukannya sekarang. Dikta menghembuskan nafasnya dan kembali berucap. "Maafkan aku Rahayu," kata Dikta dengan tetap memeluk Rahayu. "Kenapa meminta maaf Mas? Kamu tidak salah," ucap Rahayu yang mempererat pelukannya. Dikta menggelengkan kepalanya yang masih teta

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 13/ Gairah Panas di Depan Tamu.

    Rahayu keluar dari kamar mandi dengan raut wajah kesal, sementara Dikta member kesan sumringah ketika keluar. "Maaf yah Sayang, kebablasan atuh. Kamu marah yah?" tanya Dikta dengan memeluk pinggang Rahayu. Wajah cantik Rahayu jelas terpantul di kaca besar yang terpasang megah di kamar Rahayu dan Dikta. "Kamu semakin cantik saja, Sayang. Kamu pakai apaan sih?" goda Dikta pada Rahayu yang sedang cemberut. "Huhhhhh," Rahayu menghela nafas. "Maaf, Mas. Maafkan Rahayu," ucap Rahayu. Dikta membalikkan badan Rahayu dan memegang kedua pipi Rahayu dengan senyuman manis yang selalu hanya Rahayu yang akan dapat melihat senyum itu. "Kenapa meminta maaf? Jika kamu tidak pernah melakukan kesalahan apapun, kenapa harus memberikan wajah ini? Kamu tidak salah sedikitpun, Rahayu istriku. Istri tercinta ku," ucap Dikta menghapus air mata Rahayu. Rahayu memang terkenal memiliki hati seperti kaca dan begitu rapuh, dan mungkin itu semua memang kodrat semua wanita yang memiliki hati serapuh itu. Dan

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 14/ Benalu Itu Carina.

    "Apa-apaan ini?! Enak sekali kalian bercumbu mesra di depan tamu!" murka Carina yang begitu jijik dengan ciuman bergairah yang dilakukan oleh Dikta dan Rahayu. "Itu salah kamu sendiri! Sudah tahu kamu itu hanya seorang tamu, kenapa memilih masuk. Bukannya itu tidak sopan?" kata Dikta yang memang sengaja membuat Carina menjauh dari kehidupan rumah tangga harmonis Rahayu dan Dikta. Carina yang memang sudah dari awal berniat ingin merebut Dikta dari Rahayu menggunakan berbagai cara untuk bisa menaklukkan hati Dikta. "Mas, kamu itu kenapa sih? Padahal aku kesini mau nganterin ini sama kamu," ucap Carina mengulurkan kotak makanan berwarna merah muda tepat di depan Dikta. Dikta semakin marah pada sikap Carina yang selalu berusaha mencari simpatisan dari dirinya, jelas Dikta sudah memiliki seorang istri. "Kamu tidak lihat apa? Atau kamu ini sudah buta?" kata Dikta yang membuat Carina memberikan wajah kesal pada hinaan dari Dikta. "Mas, ngomong apaan sih! Aku kesini cuman bawain bekal ma

Bab terbaru

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 16/ Anniversary Kita Sayang.

    Dikta menunggu kedatangan Rahayu dan Mbok Mina yang berbelanja sedikit oleh-oleh untuk keluarga Mbok Mina yang berada di kampung. "Mumpung belum ada Rahayu, lebih baik aku siapkan semuanya sekarang," pikir Dikta segera menelepon seseorang. [Halo, bos. Ada yang bisa kami bantu?] tanya seseorang. "Ada, sekarang kamu dekorasi rumah saya dengan sangat indah. Malam ini ada kado istimewa yang akan saya berikan pada istri saya. Oh yah, kamu juga siapkan banyak bunga mawar dan beberapa barang yang perlu kalian beli. Akan saya kirimkan nanti," kata Dikta. [Baik Bos,] [Oh yah, kamar nya gimana? Apa perlu kami dekorasi juga?] tanya seseorang. "Ya iyalah, saya ingin semua sudut di rumah kamu dekorasi dengan sangat indah dan sangat romantis. Malam ini Anniversary pernikahan kami," kata Dikta. [Okay Bos,] kata seseorang. Dikta menutup sambungan telepon dan mencari tempat romantis yang akan mereka kunjungi setelah mengantarkan Mbok Mina ke bandara siang ini. "Sepertinya tempat ini bagus," g

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 15/ Iblis Berwajah Manusia.

    Rasa gelora di antara Rahayu dan Dikta semakin membara dan terus memanas dan semakin bergairah. "Ekhem, maaf Tuan, Nyonya. Saya mengganggu kegiatan bergairahnya," kata Mbok Mina dengan menundukkan kepalanya. Rahayu sangat malu pada Mbok Mina, Bagaimanapun bagi Rahayu tidak baik melakukan hubungan suami istri dihadapan orang lain. Sementara itu, Dikta masih tetap bersikap santai dengan kedatangan Mbok Mina. Bagi dirinya Mbok Mina yang akan menjadi saksi perjuangan Dikta mempertahankan rumah tangganya dengan Rahayu yang sekarang sedang diterjang badai besar yang siap menghancurkan kapal besar tersebut. "Aku tidak akan gagal dengan pernikahan yang sudah aku bina selama ini!" batin Dikta yang mendapatkan firasat buruk yang akan menerjang keharmonisan rumah tangga mereka, kesetiaan akan segera diuji. "Mbok Mina sudah mau berangkat kah?" tanya Rahayu dengan tersenyum. "Iya, Nyonya Rahayu. Mbok Mina mau berangkat sekarang, semua barang yang di butuhkan sudah berada di dalam koper ini. M

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 14/ Benalu Itu Carina.

    "Apa-apaan ini?! Enak sekali kalian bercumbu mesra di depan tamu!" murka Carina yang begitu jijik dengan ciuman bergairah yang dilakukan oleh Dikta dan Rahayu. "Itu salah kamu sendiri! Sudah tahu kamu itu hanya seorang tamu, kenapa memilih masuk. Bukannya itu tidak sopan?" kata Dikta yang memang sengaja membuat Carina menjauh dari kehidupan rumah tangga harmonis Rahayu dan Dikta. Carina yang memang sudah dari awal berniat ingin merebut Dikta dari Rahayu menggunakan berbagai cara untuk bisa menaklukkan hati Dikta. "Mas, kamu itu kenapa sih? Padahal aku kesini mau nganterin ini sama kamu," ucap Carina mengulurkan kotak makanan berwarna merah muda tepat di depan Dikta. Dikta semakin marah pada sikap Carina yang selalu berusaha mencari simpatisan dari dirinya, jelas Dikta sudah memiliki seorang istri. "Kamu tidak lihat apa? Atau kamu ini sudah buta?" kata Dikta yang membuat Carina memberikan wajah kesal pada hinaan dari Dikta. "Mas, ngomong apaan sih! Aku kesini cuman bawain bekal ma

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 13/ Gairah Panas di Depan Tamu.

    Rahayu keluar dari kamar mandi dengan raut wajah kesal, sementara Dikta member kesan sumringah ketika keluar. "Maaf yah Sayang, kebablasan atuh. Kamu marah yah?" tanya Dikta dengan memeluk pinggang Rahayu. Wajah cantik Rahayu jelas terpantul di kaca besar yang terpasang megah di kamar Rahayu dan Dikta. "Kamu semakin cantik saja, Sayang. Kamu pakai apaan sih?" goda Dikta pada Rahayu yang sedang cemberut. "Huhhhhh," Rahayu menghela nafas. "Maaf, Mas. Maafkan Rahayu," ucap Rahayu. Dikta membalikkan badan Rahayu dan memegang kedua pipi Rahayu dengan senyuman manis yang selalu hanya Rahayu yang akan dapat melihat senyum itu. "Kenapa meminta maaf? Jika kamu tidak pernah melakukan kesalahan apapun, kenapa harus memberikan wajah ini? Kamu tidak salah sedikitpun, Rahayu istriku. Istri tercinta ku," ucap Dikta menghapus air mata Rahayu. Rahayu memang terkenal memiliki hati seperti kaca dan begitu rapuh, dan mungkin itu semua memang kodrat semua wanita yang memiliki hati serapuh itu. Dan

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 12/ tawaran panas untuk Rahayu.

    Dikta masih mencoba menetralisir rasa emosional nya sekarang, bagaimanapun dirinya tahu terhadap kesalahan yang telah diperbuat pada mama sambung nya tersebut. "Astaghfirullah …." kata Dikta dengan memejamkan matanya berharap emosional nya dapat dikendalikan. "Mas," kata Rahayu yang berusaha menenangkan Dikta dengan memegang kedua tangan Dikta. Dikta menatap lekat pada Rahayu dan terlihat air mata di pelupuk mata Dikta. Dikta meraih kedua tangan Rahayu dan mencium dengan sangat lembut dan dipenuhi dengan perasaan cinta pada kedua tangannya Rahayu. "Kamu memang benar, Rahayu. Tidak ada yang lebih baik dan lebih nyaman kecuali memandang orang yang kita sayangi," kata Dikta dengan tersenyum dan menarik tubuh Rahayu dalam pelukannya sekarang. Dikta menghembuskan nafasnya dan kembali berucap. "Maafkan aku Rahayu," kata Dikta dengan tetap memeluk Rahayu. "Kenapa meminta maaf Mas? Kamu tidak salah," ucap Rahayu yang mempererat pelukannya. Dikta menggelengkan kepalanya yang masih teta

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 11/ Tertipu di Malam Pertama.

    "Menikah lah dengan diriku Martha," kata Tuan Raka mengeluarkan cincin tunangan yang terbuat dari berlian. "Maksud Anda Tuan? Saya hanya pembantu di rumah Tuan," kata Martha menolak. "Saya tidak peduli itu, saya ingin mempersuntingmu menjadi istri saya. Apapun status, saya tidak memperdulikan itu!" ucap Tuan Raka. Suara teriakan terdengar dari warga kampung. "Terima," "Terima," "Terima," teriak warga kampung. Raka tersenyum ketika mendengar teriakkan setuju dari warga kampung untuk melamar perawan desa yang dinobatkan sebagai kembang desa. "Warga kampung saja setuju, bagaimana dengan kamu Martha? Saya ingin kamu menikah dengan saya," kata Tuan Rakas yang masih berharap kembang desa tersebut menerima lamaran dari dirinya. "Saya harus tanyakan pada kedua orang tua saya terlebih dahulu. Saya tidak bisa memutuskan itu semua sekarang," ucap Martha menolak dengan sangat baik. Martha adalah ibu tiri dari Dikta, sekaligus mertua kejam bagi Rahayu. Martha memang seorang kembang desa k

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 10/ Mertua yang Tak Kenal Balas Budi

    "Percuma saja kamu bermesraan dengan wanita ini sekarang! Kamu harus ingat dengan perjanjian kita Dikta!" kata Mama Dikta menatap tajam pada Dikta. "Huh!" "Perjanjian?!" "Perjanjian apa?! Saya pikir, kita tidak ada perjanjian apapun!" kata Dikta yang begitu muak dengan keberadaan Mama dan wanita tersebut sekarang. Rahayu begitu kaget, karena biasanya semarah apapun Dikta pada mamanya. Dikta tidak pernah menggunakan kata saya ketika berbicara dengan mamanya. "Mas," kata Rahayu. "Tidak ada perjanjian apapun di antara kita! Jadi, jika sudah selesai berbicara di rumah ini. Silahkan keluar," kata Dikta. Mama Dikta tidak percaya dengan ucapan dari anaknya sendiri sekarang. "Pintu keluar dari rumah ini tahu kan? Apa perlu saya panggilkan Mbok Mina?" kata Dikta. "Mbok," panggil Dikta. Rahayu yang melihat kemarahan jelas terlihat dari wajah Dikta, tidak bisa mengatakan apapun sekarang. 'Apa semarah ini Mas Dikta pada Mamanya sendiri? Baru kali ini, Mas Dikta yang tidak menggunakan na

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 9/ Rencana Agar Mama Insyaf.

    "Tapi … Bu Bos," kata Mbok Mina. "Tapi apa?! Cepat panggilkan Dikta sekarang! Atau kamu mau saya pecat!" kata Mama Dikta dengan penuh amarah. "Tunggu sebentar Bu Bos, akan saya panggilan Tuan Dikta. Bu Bos mau menunggu di kamar ini atau bagaimana?" tanya Mbok Mina. Kemarahan dari Mama Dikta semakin terlihat jelas. "Apa?! Kamu suruh saya untuk menunggu anak saya yang memiliki rumah ini, di tempat seperti ini?! Apa kamu ngak pakai otak yah! Cepat kamu panggil Dikta sekarang!" kata Mama Dikta. "Ayo Sayang, kita tunggu Dikta di ruang tamu. Enak saja kita di kasih tempat seperti ini," ucap Mama Dikta pada Carina. "Iya, Tan. Ya kali aku secantik ini bakal tidur di tempat seperti itu," kata Carina. Mbok Mina yang masih menatap dengan rasa bahagia karena akhirnya dapat mengerjai mereka berdua. "Emang enak aku kerjain, syukurin. Berani pas gak ada Tuan Dikta aja," gumam Mbok Mina yang melangkah ke ruangan atas. 'Apa aku mengganggu Tuan Dikta dan Nyonya Rahayu yah? Tumben banget Nyonya

  • Hinaan Mertua yang Tiada Berujung    Episode 8/ Rencana Usil Mbok Mina.

    Dikta dan Rahayu masih terus saling berpelukan satu sama lain."Maaf Tuan," ucap Mbok Mina."Ada apa Mbok? Kenapa Mbok bawa dua cangkir teh malam-malam gini?" tanya Dikta heran."Teh ini untuk Bu Bos dan wanita yang datang bersama Bu Bos, dimana yah Tuan?" tanya Mbok Mina."Sudah gak perlu Mbok, Mama sudah pulang. Mbok bisa melanjutkan istirahat Mbok sekarang," ucap Dikta."Sudah pulang?" kata Mbok Mina dengan ekspresi wajah bahagia."Iya, memangnya kenapa Mbok?" tanya Dikta heran."Tidak, Tuan. Terus teh hangat nih Mbok buang saja?" tanya Mbok Mina."Gak usah di buang Mbok, buat Rahayu dan Mas Dikta aja. Mbok udah capek-capek bikinnya, lagian mubazir jika dibuang. Gimana Mas?" tanya Rahayu.Dikta tersenyum dan menyetujui ucapan dari Rahayu."Untuk kami berdua aja Mbok, sekalian bisa nonton malam-malam gini. Gitu kan maksudnya Sayang?" tanya Dikta.Pipi Rahayu merona kembali sementara Mbok Mina tertawa geli ketika mendengar ucapan dari Dikta."Ya sudah, Tuan. Sepertinya Mbok Mina meng

DMCA.com Protection Status