Bab491Aku tersenyum getir, ketika memikirkan sebuah pernikahan baru. Untuk wanita seusiaku, rasanya untuk jatuh cinta lagi saja aku malu, apalagi harus menikah lagi.Meskipun dulu semasa hidup, mas Arya berjanji menemaniku hingga menjadi kakek- nenek. Tapi apalah daya, sebelum menyandang status itu, dia lebih dulu tutup usia."Akh, untuk apa aku ratapi takdir ini? Faktanya setiap manusia yang bernyawa, pasti akan kembali kepada Sang Penciptanya. Bahkan diri ini pun hanya menunggu giliran, usia jelas tidak menjadi tolak ukur kematian. Ya Allah, ampunilah hamba yang penuh kekurangan ini."Aku terus berusaha memanjatkan doa diakhir salatku. Semoga suami tersayang bahagia di sana, di lapangkan kuburnya, dan di terangkan cahayanya.______Pagi itu, tepat 2 minggu, setelah kunjungan terakhirku ke rumah Erina. Wanita itu datang ke rumah, dengan wajah murungnya."Ada apa?" tanyaku, yang kebetulan aku sedang menyiram tanaman di halaman rumah.Tiba- tiba dia memelukku erat, sambil menangis ses
Last Updated : 2023-03-12 Read more