Bab122Di dalam rumah, di kamar mungil kami, aku dan mas Arya kembali berbincang."Kupikir tadi Ibu kamu, bagian dari masa lalu Ayahku juga, sempat syok tadi.""Haha, sama. Dasar lelaki di masa lalu! Rumit kita, rumit lagi mereka," kekeh mas Arya.Kemudian dia terbatuk- batuk kuat, hingga mengeluarkan darah dari mulutnya."Astagfirullah, Mas ...." Aku memekik, melihat darah di tangannya."Shut, tenang." Mas Arya memberiku kode, dan kembali terbatuk- batuk lagi."Astagfirullah, bagaimana mau tenang, kamu lagi begini," lirihku."Cuma batuk terlalu kuat ini, nggak apa," jawabnya sembari menarik napas berkali- kali. Aku menuntunnya untuk bersandar di dipan, perasaanku menjadi kacau melihatnya nampak lemas.Mas Arya juga nampak kesulitan bernapas, wajarkah ini?"Mas, kita ke rumah sakit, ya. Aku pengen kamu di periksa, takut kamu kenapa- kenapa," pintaku memohon. Mas Arya menggeleng."Mas tidak apa- apa, sudah ya, jangan buat mereka panik. Mas istirahat dulu, buatkan teh hangat aja, mau y
Last Updated : 2022-08-28 Read more