All Chapters of Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua: Chapter 121 - Chapter 130

689 Chapters

Omelan Bi Ijah

Bab121Aku dan mas Arya saling pandang. "Wanita itu sahabat dekat kami, sayangnya, dia memilih Wiharja, padahal aku sangat yakin, aku lebih tampan. Aku sulit menerima, sebagai lelaki, pantang bagiku kalah begitu saja."Ayah Erlangga menarik napas. "Aku memang strategi, merayunya, dengan kata- kata, hingga dengan uang, juga barang. Bak gayung bersambut, cintaku dia terima. Ayahmu? Dia patah hati, di putuskan begitu saja."Menarik, ceritanya penuh drama."Kami bertiga berdebat, aku sadar diri, aku yang salah. Akhirnya, aku memutuskannya dan memilih pergi ke luar negeri. Entah bagaimana, 6 tahun kepergianku, aku kembali ke Indonesia, dia sudah di kabarkan meninggal selama 1 tahun, bunuh diri. Kabar yang aku dengar lebih jelas, karena Ayahmu menikahi wanita lain, yang sekarang menjadi Ibumu."Aku meneguk saliva mendengarnya."Aku patah hati, aku dendam, marah. Nyaris semua wanita kupermainkan, hanya ingin mencari sosok dirinya yang pernah aku relakan, tapi di sia- siakan. Melihat kebaha
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Batuk

Bab122Di dalam rumah, di kamar mungil kami, aku dan mas Arya kembali berbincang."Kupikir tadi Ibu kamu, bagian dari masa lalu Ayahku juga, sempat syok tadi.""Haha, sama. Dasar lelaki di masa lalu! Rumit kita, rumit lagi mereka," kekeh mas Arya.Kemudian dia terbatuk- batuk kuat, hingga mengeluarkan darah dari mulutnya."Astagfirullah, Mas ...." Aku memekik, melihat darah di tangannya."Shut, tenang." Mas Arya memberiku kode, dan kembali terbatuk- batuk lagi."Astagfirullah, bagaimana mau tenang, kamu lagi begini," lirihku."Cuma batuk terlalu kuat ini, nggak apa," jawabnya sembari menarik napas berkali- kali. Aku menuntunnya untuk bersandar di dipan, perasaanku menjadi kacau melihatnya nampak lemas.Mas Arya juga nampak kesulitan bernapas, wajarkah ini?"Mas, kita ke rumah sakit, ya. Aku pengen kamu di periksa, takut kamu kenapa- kenapa," pintaku memohon. Mas Arya menggeleng."Mas tidak apa- apa, sudah ya, jangan buat mereka panik. Mas istirahat dulu, buatkan teh hangat aja, mau y
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Rumah Sakit

Bab123Ayah mulai sering berkunjung ke rumah, kadang bersama Bi Ijah juga.Mengenai masa lalu Ayah dan keluarga suami, kami sepakat untuk merahasiakannya dari Ibu mertua.Demi menciptakannya rasa damai, aku dan mas Arya sudah berjanji untuk mengubur masa lalu mereka dalam hati.Setiap bertemu dengan Cinta, Ayahku nampak ceria, begitu juga dengan Bi Ijah. "Besok kita jalan- jalan ke Pantai, yuk. Ayah Erlan tidak pernah ngajak kamu liburan," ucap Bi Ijah."Mau nggak?" tanya Bi Ijah padaku, kemudian bergantian bertanya pada Ayah."Boleh! Kapan kalian mau? Ayah selalu siap," jawab Ayahku antusias.Tentu saja aku juga tidak menolak, ini moment penting untuk kami semua merajut kasih yang sempat terlewat.Ibu mertua pun ikut, hanya Erina dan suaminya yang tidak ikut bersama kami. Bi Siti pun tetap di ajak, agar asisten Ibu itu juga tidak stress di rumah melulu.Saat perjalanan menuju pantai, mobil berhenti di lampu merah."Itu bukannya Arya!" tunjuk Bi Ijah, pada laki- laki yang menyetir mo
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Emosi Ibu Mertua

Bab124Kucari- cari, tidak kutemukan keberadaan mas Arya sama sekali. Aneh, kemana kah dia? Aku pun akhirnya menghubungi ponselnya.Sial, ponsel mas Arya pun tidak aktif, ya Allah, ujian apa lagi ini? Pekikku dalam hati.Aku duduk di ruang pendaftaran, mencoba menenangkan hati. "Arya," teriak seorang wanita. Aku menoleh, kulihat dengan jelas wanita itu menghampiri suamiku, yang sepertinya baru keluar dari dalam, dengan membawa bungkusan berisi obat sepertinya."Kamu langsung ke Apartemen kan? Aku masih ada pekerjaan, kamu bawa saja dulu mobilnya," ujar wanita itu dengan suara lembut, menatap suamiku begitu dalam.Sakit? Tentu saja. Ini bukan hanya karena dibohongi, tapi juga melihat dengan mata kepala sendiri, bahwa dia bersama wanita lain tanpa sepengetahuanku."Aku naik taksi saja," jawab suamiku itu. "Terimakasih atas kebaikannya," lanjutnya."Jangan menolakku, aku tidak nyaman, kita ini teman baik, oke." Wanita itu memegang tangan suamiku, rasanya tidak tahan lagi untuk diam dan
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Rasa Takut

Bab125"Mas," panggilku. Mas Arya menoleh ke arahku dengan tatapan dingin."Kenapa kamu membohongi kami? Tujuan kamu apa?" tanyaku, menahan sejuta gejolak rasa sakit beserta emosinya."Maaf," lirihnya menunduk."Maaf, aku tidak butuh ucapan maaf!! Aku butuh penjelasan. Mengapa harus berbohong, dan mengapa bersama wanita tadi?" Berbondong pertanyaan aku lemparkan. Aku butuh jawaban, sebagai obat rasa kecewaku ini.Lagi- lagi mas Arya menunduk, dan tidak memberi jawaban sama sekali."Jawab Arya! Yang gentle jadi laki- laki, jangan membuat kami semua marah," bentak Ibu mertua."Ibu Helena, tolong tenanglah! Kita lagi di kantin rumah sakit, semua orang memperhatikan kita," sela Ayah mertua."Aku terlalu emosi dengan dia, Pak. Anakku ini, melempar kotoran lagi ke wajahku di hari senjaku. Tidakkah dia berpikir, ini rasanya menyakitkan sekali," lirih Ibu mertua."Maafkan Arya, Bu." Suamiku mencoba meraih tangan Ibu mertua, namun dengan cepat, Ibu menarik tangannya."Minta maaflah pada Elea!
last updateLast Updated : 2022-08-29
Read more

Kejutan

Bab126Kurasakan semua badanku sakit semua, mata terasa berat untuk dibuka, bahkan disaat aku tetap memaksa membukanya, mata kembali berdenyut sakit.Tidak ada suara siapapun terdengar, hening. Perlahan, mataku bisa terbuka, meskipun sedikit perih.Aku memandangi langit- langit kamar, yang sepertinya asing. Aku menoleh ke arah kanan, dan benar saja, aku di rumah sakit.Nampak Ayah tertidur di sofa, kemudian pintu ruanganku dibuka, Bi Ijah melihatku yang sudah sadar dan tersenyum."Alhamdulilah, kamu sudah sadar," gumamnya sembari membawa kantong plastik berisi makanan. Bi Ijah meletakkan makanan itu ke atas nakas."Kamu harus sehat! Jika kamu ikutan sakit, kasihan nanti si Cinta," ucap Bi Ijah, mengeluarkan buah- buahan dari dalam plastik bawaannya tadi."Penyakit tuan Arya cukup serius! Pilihan Ibunya sudah tepat, membawa tuan Arya keluar Negeri. Semua itu, memang demi kebaikan tuan Arya juga, disana mungkin penanganannya lebih bagus dan cepat tanggap," lanjut Bi Ijah, sembari membuk
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more

Bahagia

Bab127"Haha, maaf- maaf. Lihat nih, Elea masih bengong," tutur mas Arya kepada semua anggota keluarga."Kalian semua jahat! Masa ngerjain Elea gini banget. Spot jantung rasanya, bikin hidup seperti mau mati," ungkapku masih dengan wajah cemberut.Tapi seluruh keluarga yang ada malah tertawa terbahak- bahak."Dia lucu sekali," seru Paman Adam, adik Ibu mertua."Haha, apalagi saat Tante buat drama di rumah sakit, wajah Elea nampak memucat," kekeh Aletta, yang juga ikut bersuara.Aku memandangi wanita itu sejenak."Lihat- lihat, jangan- jangan masih cemburu nih sama aku," serunya lagi, membuat aku sedikit terhenyak mendengar dia yang nampak begitu mengakrabkan diri."Hahaha, Aletta calon istri kedua tau," timpal istri Paman.Ini mereka apaan sih, ngeselin banget."Wahaha, lihat wajahnya," seru Paman lagi. Aku masih tidak tersenyum, entah kenapa rasanya sulit."Sudah- sudah! Masa kalian godain menantu Ibu segitunya," tegur Ibu mertua sembari mendekat."Sayang sudah ya, maafkan kami semua
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more

Rombongan

Bab128"Aku juga, aku bahagia memiliki kamu! Janji ya jangan sakit, janji juga kalau sakit kemarin beneran bohongan," kataku memastikan.Mas Arya melepaskan pelukannya, sembari menjewer pelan hidungku."Iya sayang, kalau untuk sehat Mas nggak berani janji. Tapi, Mas janji akan berusaha membahagiakan kamu. 1 hal yang harus kamu tahu, semua ini juga bagian dari bantuan Ayah Erlan. Katanya pengen bahagiakan kamu juga."Aku mengernyit. "Maksudnya bagaimana?""Ayah Erlan memberikan investasi yang cukup besar buat perusahaan kita. Dia juga membeli 50% saham, atas nama kamu. Makanya, hadiah ini mas berikan, karena kondisi perusahaan jauh lebih maju dari sebelumnya.""Alhamdulilah, semoga perusahaan yang mas pimpin selalu berjalan lancar, ya Mas.""Aamiin. Terimakasih doanya, sayang."Karena ini hari bahagia kami, aku dan Mas Arya pun mandi bersama. Aku paling suka moment seperti ini, karena nggak setiap hari kami begini. Mas Arya dengan telaten membersihkan punggungku, memijat kepalaku deng
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more

Suami Marah

Bab129Keluarga itu mulai memasuki halaman, bergabung dengan keluarga yang lainnya.Erina nampak antusias, menyambut kedatangan keluarga mertuanya itu."Hai, selamat ya, Mas. Rumah barunya cantik banget," sapa Zara, bukan kepadaku, cuma suamiku yang berada tepat di sampingku.Aku hanya diam, sama sepertinya, seolah tidak melihat kehadiran wanita itu."Makasih," jawab suamiku datar, tanpa mau menatap Zara yang ternyata ikut duduk di samping suamiku."Zara duduk ya, Mas." Suamiku tidak menanggapi, malah mengajakku ngobrol."Kamu suka makanan yang mana? Biar Mas ambilkan, sepertinya sudah ada yang matang," kata suamiku itu."Apapun yang kamu bawakan, aku suka," jawabku sembari tersenyum kepadanya."Mas, sekalian ambilkan Zara juga ya," pinta wanita itu sok akrab."Perjalanan jauh datang kemari, rasanya masih capek! Laper juga," ungkapnya lagi.Suamiku tidak menyahut, dia langsung bangkit dan menuju ke arah mereka yang sedang asik memanggang berbagai daging- dagingan itu."Beruntung bang
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more

Diusir

Bab130"Dia istriku! Tidak 1 orang pun kubiarkan, apalagi kuizinkan menghina nya. Jika ada diantara kalian, yang berani mengatakan dia pelakor lagi, maka akan berhadapan langsung denganku. Istriku, adalah kehormatanku sebagai suami. Bagaimana mungkin, aku bisa membisukan suara, menulikan telinga? Camkan ini baik- baik," tegas suamiku menatap tajam Bu Rokayah yang kini menunduk malu."Zaenal! Bawa Ibu kemari, kenapa kamu biarkan orang membentak- bentak Ibu kita?" teriak Zaenab, sembari menggendong anak laki- lakinya yang tempo hari terkena air keras itu.Terlihat suaminya menarik tangan Zaenab, namun wanita itu menghentakkan kasar tangan suaminya."Lepas! Ibuku sedang mereka permalukan." Terdengar Zaenab berteriak.Zara menangis kencang, benar- benar keluarga gila."Elea yang jahat! Tapi kami yang di bentak- bentak! Kami juga bagian keluarga ini, tapi kenapa kami di perlakukan begitu rendah. Kami datang kemari dengan suka cita, tapi malah mendapat luka."Aku menggeleng, masih sempat- s
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
69
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status