Bab118"Heh, kenapa menatap saya seperti itu," bentak Bu Rokayah, menyadarkanku dari lamunan."Astagfirullah, untung cuma hayalan, andai itu benar, maka aku pasti akan menyesal," gumamku."Lihat, dia mulai aneh," timpal Zaenab."Kamu harus hati- hati, Erina. Apalagi serumah sama dia, bisa- bisa nanti Zaenal di goda sama tuh pelakor," lanjut Zaenab."Ngapain aku goda suami Erina? Sekalian aja suami kamu, kan lebih asik," sahutku kesal."Berani kamu ya!!" teriak Zaenab tersulut emosi."Kak, sudah!! Jangan terus ribut, malu!" bentak Zaenal pada Kakaknya."Kita ini di rumah mertua Zaenal, jaga sikap kalian. Jika Ibu mertua tau, kalian bully menantunya, Zaenal yang akan malu.""Kenapa kamu yang malu? Siapa yang bully dia? Ini kami ngomongin fakta," jawab Bu Rokayah."Dasar keluarga gila," gerutuku sembari menggeleng kepala, kemudian lanjut kuayunkan langkah, meski teriakkan mereka terdengar melengking."Dengar itu dia ngatain kita," pekik Zaenab.Aku tidak perduli, ora urus. Nampak Ibu mer
Last Updated : 2022-08-28 Read more