All Chapters of Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua: Chapter 111 - Chapter 120

689 Chapters

Gagal Maning

Bab111"Maaf, Nak Zaenal. Apakah Nak Zaenal sudah memiliki pekerjaan?" tanya Ibu mertua.Pertanyaan yang wajar menurutku, sebab seorang Ibu, pasti menginginkan anaknya memiliki pendamping yang jelas pekerjaannya."Saya sudah bekerja, Tan. Sebagai developer di sebuah perusahaan yang baru dibuka beberapa bulan yang lalu. Insya Allah, cukup untuk menafkahi Erina," jawabnya dengan lugas.Ibu mertua pun tersenyum. "Saya serahkan keputusan akhirnya pada Erina," kata Ibu mertua.Aku hanya terdiam, tidak ada wewenangku untuk bersuara tanpa diminta.Malam pun tiba, semua berkumpul di ruang keluarga. Ibu mertua pun membuka pembahasan tentang siang tadi pada mas Arya, yang memang belum tau apa- apa."Kamu yakin, Na? Kalian belum mengenal jauh itu," tanggap mas Arya, dengan semua cerita Ibu mertua."Erina mah yakin aja, lagi pula dia lelaki cerdas, baik dan ramah pula. Erina nggak minat pacaran, mending langsung nikah saja.""Tapi kamu belum lulus S1, katanya nggak mau nikah muda, lah ini gimana
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

Pesta yang kacau

Bab112"Solo aja noh di kamar mandi, kan ada sabun yang menjadi istri kedua," ucapku masih tertawa."Nggak mau! Aduhai, pusing kepalaku kalau begini," keluh mas Arya, yang membuatku semakin tertawa, di tambah Cinta yang malah tidak mau tidur."Nih anak kamu malah melek, jangan- jangan mau begadang ini," tuturku, membuat mas Arya mendekati kami."Cinta bobo! Papa sakit ini, kamu nggak ngerti banget sih," cerocos mas Arya pada si mungil Cinta.Bukannya takut atau bagaimana, bayi Cinta malah tertawa, dia pikir Papa nya sedang ngajak dia ngobrol kali ya. Aku pun ikut tertawa keras malah."Lah dia malah tertawa, ini maksudnya apa? Senang lihat Papa-nya menderita?" Mas Arya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Gelak tawa Cinta pun semakin nyaring dan menggemaskan. Mas Arya duduk lemas, dengan wajah kusut, sembari berbalut selimut. Sesekali di pandanginya wajah Cinta, yang matanya kini bersinar terang, pertanda dia akan mengajak kami begadang."Ah rumit kalau sudah begini," keluh mas Arya
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

Permintaan Andre

Bab113Perlahan kubuka mata, teringat kembali nasib anak Zaenab, aku mengerjap dengan paksa, agar mataku lekas terbuka.Bayangan tangisan anak itu, membuat aku kembali dilanda cemas dan panik."Dimana dia?" teriakku, mengejutkan mas Arya yang tertidur di sofa. Aku langsungu duduk dan memindai seluruh ruangan."Rumah sakit," gumamku sembari menatap tangan yang kini terpasang selang inpus."El, sayang. Kamu sudah sadar?" Mas Arya mendekatiku."Mas, dimana anak itu? Bagaimana kondisinya?" tanyaku tak sabar.Mas Arya menghela napas. "Tenang dulu." "Nggak, cepat jawab, dimana dia? Bagaimana kondisinya? Ya Allah, kasihan sekali dia," lirihku sembari terisak.Aku tidak kuat membayangkan rasa sakitnya, aku yakin Delima mengincarku, entah kenapa malah anak bayi itu yang kena.Tangisku pecah, kala mengingat tangisan pilu anak itu."Dia sudah di tangani, wajahnya luka, tapi alhamdulilah matanya baik- baik saja.""Ya Allah, kasihan sekali dia, Mas. Aku nggak nyangka, Delima bakal segila ini," uc
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

Berubah

Bab114Hari ini aku sudah bisa keluar dari rumah sakit, sebab memang aku tidak sakit, hanya syok. Aku dan mas Arya menjenguk si balita yang terkena air keras itu. Sambutan wajah sinis dari Zaenab begitu kentara, namun dia tidak bersuara.Aku mendekati brankar, balita malang itu wajahnya masih di perban, hatiku sakit melihatnya.Ya Allah, angkatlah sakit anak ini, aku tidak sanggup melihatnya kesakitan. "Sebenarnya kamu ada masalah apa sama wanita gila itu? Kudengar dari tetangga kalian, dia itu mantan istri suamimu! Katanya, kamu juga pelakor, apa itu benar?" tanya Ibu Rokayah, membuatku merasa malu.Pelakor? Ya, faktanya memang begitu. Lagi- lagi aku tidak bisa membela diri, jika ada yang mengata- ngatai aku seperti itu.Aku terdiam."Bu, tolong jaga bicaranya," pinta mas Arya masih dengan sopan."Aku cuma bertanya, kamu nggak lihat nasib cucuku? Dia nyaris mati menahan sakit, aku sakit hati melihatnya. Dan semua itu gara- gara siapa? Gara- gara mantan istrimu yang gila itu.""Bu,
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Mau Dede Baru

Bab115Mas Arya merangkulku, sembari berjalan menuju teras rumah. "Aku kangen banget rasanya sama Cinta," ungkapku. Mas Arya tersenyum sembari memencet bell.Tidak lama kemudian, pintu terbuka, dan seperti biasa, disambut senyuman manis Bi Siti.Kami berdua mengucap salam, di sahut Bi Siti sembari mengatakan keberandaan Ibu mertua dan Cinta.Saat kami berjalan menuju taman belakang, nampak terdengar suara ribut di kamar tamu."Bi, siapa di kamar tamu?" tanyaku, penasaran."Oh itu, adiknya Mas Zaenal," sahut Bi Siti."Oh nginap di sini? Nggak di hotel?""Kenapa?" timpal suara, yang berdiri di depan kamar tamu.Aku terkejut, rupanya dia mendengar pertanyaanku pada Bi Siti.Suamiku nampak mengernyit, melihat wanita itu yang tiba- tiba bertanya kenapa.Saat tatapannya bertemu dengan mata suamiku, wajah wanita itu nampak malu, dan salah tingkah."Hanya penasaran," jawabku."Kirain keberatan. Em, Mas Arya, boleh kan aku menginap di sini? Ibu Helena begitu baik padaku, aku betah di rumah in
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Gas Poll

Bab1167 hari setelah kejadian itu, kini Dede yang terkena air keras itu, sudah bisa di bawa pulang. Untungnya menurut cerita mereka, air keras itu tidak begitu parah melukai wajahhnya.Ibu mertua menyambut dengan antusias kedatangan keluarga Zaenal itu ke rumah. Mereka berencana menginap sehari lagi, sebelum berangkat pulang ke kampung halaman mereka."Terimakasih, kami telah di sambut dengan baik di rumah ini," ucap Bu Rokayah pada Ibu mertua.Aku dan mas Arya, bersama Cinta duduk bersantai di ruang keluarga, sembari menonton tivi."Oh iya, kan anak saya si Zara ini bulan depan lulus sekolah, rencananya akan melanjutkan kuliah di kota ini. Kira- kira, bisakah dia tinggal sementara di sini? Sampai kuliahnya selesai?" tanya Ibu Rokayah, membuatku terhenyak mendengarnya."Tidak masalah sih," jawab Ibu mertua."Terimakasih banyak, kalian memang keluarga yang baik. Anak saya, beruntung bamget ada di keluarga ini," imbuh Bu Rokayah.Aku menarik napas berat. "Ada apa?" tanya mas Arya, y
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Tersulut Emosi

Bab117Pagi ini, di moment wekeend, ponsel mas Arya terdengar berdering. Aku pun mendekati ponsel itu, sedangkan mas Arya masih nampak lelap dalam tidurnya."Anak dan Papa sama saja, suka sekali bangun siang," gerutuku sembari meraih ponsel itu.Nama D. Aletta, tertera. Aku mengernyit, kemudian gegas kujawab panggilan itu."Arya, bagaimana kondisi kamu sekarang?" tanya suara seorang perempuan di sebrang telepon, suara yang nampak khawatir, siapa dia? Apa maksudnya.Kondisi mas Arya? Memangnya suamiku ini kenapa?"Suamiku baik- baik saja, ini siapa?" jawabku dengan perasaan yang sudah tidak stabil lagi."Ah maaf. Saya rekannya, saya hanya bertanya.""Aneh sekali pertanyaan Anda. Tolong hargai, ini weeekend, jika tidak terlalu penting, jangan menghubungi.""Ah iya, maaf."Mengesalkan sekali wanita ini, ucapannya nampak santai sekali.Panggilan telepon langsung aku matikan, dadaku semakin sesak karena diracuni pikiran yang macam- macam."Wanita gila," gumamku masih sangat kesal. Kupandan
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Siapa Dia?

Bab118"Heh, kenapa menatap saya seperti itu," bentak Bu Rokayah, menyadarkanku dari lamunan."Astagfirullah, untung cuma hayalan, andai itu benar, maka aku pasti akan menyesal," gumamku."Lihat, dia mulai aneh," timpal Zaenab."Kamu harus hati- hati, Erina. Apalagi serumah sama dia, bisa- bisa nanti Zaenal di goda sama tuh pelakor," lanjut Zaenab."Ngapain aku goda suami Erina? Sekalian aja suami kamu, kan lebih asik," sahutku kesal."Berani kamu ya!!" teriak Zaenab tersulut emosi."Kak, sudah!! Jangan terus ribut, malu!" bentak Zaenal pada Kakaknya."Kita ini di rumah mertua Zaenal, jaga sikap kalian. Jika Ibu mertua tau, kalian bully menantunya, Zaenal yang akan malu.""Kenapa kamu yang malu? Siapa yang bully dia? Ini kami ngomongin fakta," jawab Bu Rokayah."Dasar keluarga gila," gerutuku sembari menggeleng kepala, kemudian lanjut kuayunkan langkah, meski teriakkan mereka terdengar melengking."Dengar itu dia ngatain kita," pekik Zaenab.Aku tidak perduli, ora urus. Nampak Ibu mer
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Janji

Bab119"El, kamu kenapa harus berteriak begini sih? Tuh si Cinta ampe histeris," imbuh mas Arya, sembari turun dari ranjang dan meraih Cinta dari tempat tidurnya.Anakku itu masih menangis dan sulit di ajak kompromi untuk tenang."El, susuin dulu, dia terus marah ini," pinta mas Arya, yang kesal melihatku tidak bereaksi ketika Cinta menangis."Kalau kamu macam- macam! Akan kubawa mati anak ini," ancamku sembari meraih Cinta dari gendongannya.Mas Arya menggeleng- gelengkan kepalanya."Cinta, Ibumu cemburu buta itu," kekeh mas Arya, mengesalkan sekali, dia pikir ini lucu? Tidak! Aku sedang marah, woy.Pintu kamar diketuk, terdengar suara panik Ibu."Tuh kan! Jadi mengundang Ibu kemari, teriak aja terus, sama seperti anaknya," kata mas Arya, nampak kesal melihatku.Aku mencoba menahan diri, dan terus membujuk Cinta yang menangis, agar mau menghisap susu yang aku sodorkan.Tapi bayi mungil itu nampak marah dan merajuk padaku, dia terus meronta menolakku."Kamu belain Papa kamu, ya!!" tan
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Pertemuan Menantu dan Mertua

Bab120"Hari ini kita bertemu dengan tuan Erlangga, sekertaris Mas sudah mengatur semuanya," ucap mas Arya.Aku hanya mengangguk."Eh, Mas." Suamiku menoleh."Kan Delima dipenjara, rumahnya juga sudah di sita, lalu Bi Ijah kemana ya?""Aku belum tau kalau hal itu," jawab mas Arya."Dia Bibiku, entah mengapa rasa marah kini berganti penyesalan." Aku menunduk, membayangkan bagaimana nasib Bi Ijah kini.Apakah dia kembali hidup sama Ayah? Atau pergi menghilang dari kehidupan kami semua? Entahlah.Sesuai dengan tempat perjanjian, kami pun memasuki sebuah restoran terbesar yang ada di kota ini. Restoran yang lumayan mewah dan nyaman.Setelan jas merah, kemeja putih, membuat mas Arya semakin tampan di mataku.Kami mengenakan baju warna senada, aku mengenakan gaun merah menyala terang, seterang semangat kami hari ini."Sepertinya tuan Erlangga belum datang, mari Tuan Arya, saya antar Anda," seru seorang pelayan, yang menyambut kedatangan kami.Kami pun mengikuti langkah pelayan itu, menuju s
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
69
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status