Semua Bab Wanita Penghibur: Bab 21 - Bab 30

34 Bab

Semena-mena

"Tidak perlu, Nak Ray, ini udah cukup." Nada Ibu seperti tak enak, saat di mall Ray membelikan kami banyak barang. Apapun yang sempat Ibu, Lail, dan aku pegang langsung Ray masukkan ke kantong belanjaan tanpa bertanya pada kami, setelah itu Ray menyerahkan pada dua pengawal yang sebelumnya sempat menyambut kami di depan pintu masuk kemudian mengawal kami selama belanja. Sebelum ke mall, kami juga sempat ke SMA Darmawakti---sekolah baru Lail, lalu ke pameran lukisan, dan tempat hiburan-hiburan lainnya. Ray tak henti-hentinya tersenyum saat mengenalkanku dengan beberapa pemilik tempat itu yang ternyata juga temannya. Meski kesal, aku hanya pura-pura menanggapi dengan senyum, mengikuti semua perlakuannya itu. Lagipula apa yang bisa aku lakukan? Toh, semuanya hanya akan berakhir jadi ancaman lagi, lebih lagi Lail dan Ibu terlihat senang saat pergi tadi. "Tolong, Bu, ini pertama kalinya Ray belikan ibu secara langsung, tolong diterima." "Tapi ibu tidak suka yang berlebihan, N
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-16
Baca selengkapnya

Ravan?

"Nak Ray benar-benar akan pulang malam ini, 'kan, Lek?" Pertanyaan itu entah sudah ke berapa kalinya Ibu lontarkan. Matanya menatap was-was keluar lewat kaca jendela. Aku jadi tak tahu lagi bagaimana harus menanggapinya. Nyatanya, sejak siang tadi Ray sudah sempat menghubungiku melalui W******p, mengatakan akan pulang sebelum jam empat sore, tetapi bahkan ini sudah hampir jam delapan malam. [Aku ada urusan mendadak, Ra. Maaf, besok mungkin aku baru pulang.] Pesan itu lantas menyusul setelah beberapa saat aku terdiam dan tanda notifikasi terdengar. Mataku melirik Ibu sekilas, Ibu masih mondar-mandir sembari melihat ke arah luar, tidak terlalu sepi karena beberapa penjaga masih terlihat di sana. "Ray ada urusan mendadak, Bu. Kita tidur saja. Rara tidur sama Ibu, ya?" "Urusan apa? Coba kamu ...." Ibu tak melanjutkan kalimat, ia memilih mengambil hanphone dan menghubungi Ray. Tersambung, tetapi tak langsung diangkat. Ia menghubungi lagi sampai hitungan ke tiga baru diangkat. "Assa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-16
Baca selengkapnya

Rencana Flo Amanda

“Saya dipecat dari pekerjaan saya sebelumnya, Rahma. Nyonya Flo kemudian menawari saya pekerjaan, gajinya juga lumayan, jadi saya tidak mungkin menolak.” Kalimat Rav terdengar ringan, sikapnya terkesan biasa, masih dengan kepala menunduk. Tetapi aku merasa meragukan kalimat Rav. Rav sendiri yang bilang kalau bosnya yang meminta Rav cepat-cepat ke kota. Lalu bagaimana mungkin bosnya yang sekarang tiba-tiba memecat Rav? “Saya sudah tau akan bertemu dengan kamu, Rahma.” Dia tiba-tiba menjawab tanpa ditanya, aku sampai melirik pada Ibu yang posisinya berjauhan dari kami, merasa terlalu bersyukur karena tadi sempat meminta Rav berbicara berdua, kalau tidak Ibu pasti akan mendengar kalimat tak terduga Rav. Semua benar, terlalu kebetulan! “Nyonya Flo mengatakan sendiri pada saya. Nyonya Flo bahkan menunjukkan foto pernikahannya dengan suami kamu.” Ia seperti sengaja menjeda. Tepatnya mungkin juga karena setelahnya Papa Bagas terlihat lewat di samping ruang tengah, aku menjadi menatap ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-16
Baca selengkapnya

Wanita yang Datang Hari itu

Ray tidak benar-benar bisa membuat Rav berhenti bekerja. Sudah hampir dua hari ini Rav bekerja menjadi sopir pribadi Flo. Ray sebelum itu membawa teman-temannya, mereka mencoba menawari berbagai pekerjaan pada Rav, tetapi Rav lagi-lagi menolak. Ray akhirnya hanya menetapkan satu hal, melarang Rav berbicara denganku maupun Ibu di luar pekerjaan. "Majikan lo itu lagi syuting iklan di Jakarta, lo seharusnya nginap sekalian di sana, gak perlu bolak-balik, kalau lo gak ada tempat lo bisa tidur di hotel atau penginapan lainnya, Lo bisa hubungi teman gue kalau lo bingung." Ray seperti tak suka saat Ravan terlihat lelah dan baru pulang sekitar jam enam pagi, tepat saat kami sama-sama sarapan dan Ibu sampai bertanya cemas, tadi malam Rav sempat mengantar Flo, tapi Flo tidak pulang dan hanya Ravan yang datang. Aku tidak tahu pekerjaan Flo sebenarnya, tapi sekilas dari perkataan Ray tadi aku bisa memprediksinya. "Nyonya Flo minta dibawakan tasnya, katanya ketinggalan, saya harus menganta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-16
Baca selengkapnya

Karma

“Ibu ndak sakit. Kenapa ibu harus diperiksa? Ibu baik-baik saja!” Ibu seperti tak suka, saat paginya setelah mengantar Lail ke sekolah Ray ternyata membawa kami ke rumah Sakit Medita, awalnya aku hanya mengira kalau Ray ada keperluan lain, tapi ternyata …? “Ray tidak sakit Bu, Rara juga, kami sama-sama sehat. Tapi pemeriksaan bukan untuk orang sakit saja. Ayo!” Ray menuntun dengan pelan, Ibu terlihat ragu-ragu tapi akhirnya menurut saja, kami diperiksa satu persatu, hanya Ibu yang kemudian masuk berdua dengan Ray, aku sempat melihat mereka seperti berdebat, aku rasa ibu lagi-lagi menolak, anehnya saat keluar ibu tampak pasrah saja, di belakangnya ada dokter Nay yang tanpa terduga ikutan keluar. Aku sampai memandangi dokter berumur 30 tahunan itu, ia tersenyum ramah. "Lho, Dokter Nay? Kenapa dokter ada di sini?" "Dokter Nay kerja di rumah sakit ini Ra, tapi mulai sekarang Dokter Nay akan jaga ibu." Ray yang menjawab, anehnya Ibu yang biasa protes hanya diam saja, padahal biasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-08
Baca selengkapnya

Bertengkar

"Dokter Nayyyy. Dokterrrr." Lail berteriak-teriak nyaring, kakinya setengah berlari sambil menengok kanan kiri, ia padahal sempat izin untuk tidak sarapan bersama, katanya harus menyelesaikan PR yang belum selesai, aku sempat memarahi Lail, mengatakan untuk mengisi perut kosongnya lalu bersiap menyiapkan bekal untuk Lail agar bisa dia makan saat perjalanan diantar Mang Ujang nanti, tapi begitu keluar kamar, bukannya langsung meraih bekal yang aku sediakan, Lail malah berlari-lari mencari Dokter Nay. Aku sempat melihat ia memegang kertas di sebelah tangannya tapi dengan cepat dia sembunyikan begitu melihatku. "Dokter Nay mana, kak?" "Dokter Nay baru saja pergi, Lail, mungkin sedang bareng Ibu sekarang, kami baru saja selesai sarapan." Aku sengaja mengatakan sarapan, agar Lail sadar dan mengambil bekal lalu segera berangkat, tapi bukannya sadar, adikku itu malah berlari lagi sambil kembali memanggil-manggil Dokter Nay. "Lailll! " Aku berusaha mengejar, tapi entah bagaimana aku ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-21
Baca selengkapnya

Sikap Aneh Dokter Nayna

"Pulang? Kenapa?" Ray tampak kaget, aku sendiri tak kalah kaget. Dokter Nay tiba-tiba mengatakan ingin pulang, mengejutkannya lagi sebelum itu dia mengatakan ingin resign? "Akan saya kirimkan teman yang bisa jadi perawat sekaligus dokter pribadi untuk Ibu Fatimah, Ray." "Tapi kenapa? Ada apa, Dok? Apa karena Flo?" Ray lagi-lagi menelisik. "Gak ada hubungannya sama si kunyuk itu! Lo pikir gue bisa dikendalikan dan diatur-oleh oleh dia?! Gue gak sebegok itu!" Dokter Nay malah terdengar emosi, aku dan Ray jadi saling pandang. "Dokter boleh pulang, tapi tidak boleh berhenti bekerja. Tidak apa-apa ambil cuti beberapa hari, nanti kalau sudah berubah pikiran silakan kembali lagi, tapi kalau memang tidak bisa saya akan cari dokter pengganti." Ray akhirnya mengalah, Dokter Nay langsung bangkit setelah itu, tanpa melihat pada kami lalu berbalik pergi. "Cari tau keadaan keluarga Dokter Nayna, secepatnya!" Ray mengajakku ikutan bangkit setelah mengatakan itu di telpon. Tapi begi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-21
Baca selengkapnya

Ancaman

[Batalkan pernikahan! Atau lo akan lihat semua orang tau siapa Nona Bintang!]Nomor asing, tanpa salam dan tanpa kalimat pembuka, entah siapa, tapi kalimat pertamanya sudah cukup membuatku dipenuhi dugaan-dugaan buruk.[Gw kasih lo waktu satu Minggu, klo Lo berulah gw pastikan ibu lo tau siapa Nona Bintang!]Setelahnya foto-foto tentang aku orang itu kirim disertai SMS terakhir dirinya dengan Ibu? Astagfirullah, bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bukankah aku bahkan sudah mengganti nomor Ibu sebelum ke kota? Jaringan di desa kami jelas-jelas berbeda dengan jaringan di kota Bogor tempat kami sekarang. Apalagi Ini belum genap dua Minggu setelah aku membantu ibu mengganti nomornya, orang-orang yang pernah punya nomor lama ibu saja belum sepenuhnya tahu nomor ibu yang baru. Lalu bagaimana---"Kenapa, Ra?"Sampai Ray yang sejak tadi seperti sibuk dengan laptopnya entah sejak kapan sudah pindah dan duduk di sampingku, ia menatapku seperti kehe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

Alibi

"Kalian bertengkar? Kenapa? Ada apa?"Ibu bertanya pelan setelah duduk di sampingku. Ini sudah jam 9 malam, seharusnya sudah waktunya istirahat tetapi kegaduhan kami tadi sepertinya sudah cukup menyita perhatian banyak orang termasuk ibu. Aku bahkan seperti melihat lagi tatapan orang-orang yang menatap kami tadi saat berciuman, mungkin bukan sesuatu yang salah karena kami sudah memiliki ikatan suami istri, tapi tidak dengan di depan banyak orang, apalagi aku terbiasa hidup di desa dengan aturan-aturan yang masih terlalu tabu untuk hal-hal seperti itu. rasa-rasanya itu tak lebih dari dilemparkan kotoran ke wajahku. "Kami tidak kenapa-kenapa, Bu, kami hanya sedang salah paham saja, kami sudah baikan." Aku seolah tidak mau membahas lebih lanjut, Ibu menatap sekilas tetapi setelahnya dia mengeluarkan hp dari saku bajunya. Hp android dengan casing warna tosca dan gambar kucing, hp itu ..."Ini hp Rara!" Aku merebut hp itu cepat, Ibu sempat mendelik s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

Drama

"Apa ini, Lek? Apa?"Ibu seperti tak percaya, ia menunjuk foto-foto di hadapan kami, foto saat aku menjadi Nona Bintang, foto saat aku bekerja di toko baju, foto saat aku didandani, foto saat Nona Bintang berhadapan dengan banyak lelaki di club dan--"Itu nggak benar Bu, itu nggak benar, jangan percaya!"Aku buru-buru mengambil foto-foto itu, hendak membuangnya tetapi ibu lebih dulu menahan, Matanya kilat menatapku. Jelas sekali ada kemarahan di mata ibu, tetapi sekaligus ada kepedihan di sana. Aku sampai berpaling, tidak berani sekadar bersipandang dengan Ibu."Kalau tidak benar, kenapa bisa ada foto-foto ini. Kenapa? Apa yang sebenarnya Rara sembunyikan dari ibu?”"Tidak ada, Bu, tidak ada yang Rara sembunyikan. Itu pasti editan, ibu jangan percaya. Jangan percaya!"Aku menggeleng cepat, berusaha menyakinkan, tetapi yang ada perasaanku semakin cemas, aku bahkan masih tidak berani sekadar menatap ibu."Kalau memang edit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status