Part 48 (Telepon Dari Papa!)****Mentari sudah menampakkan diri. Cahayanya yang berwarna keemasan itu menerobos masuk melalui celah-celah jendela kamar bernuansa putih ini. Udara yang terasa sejuk membuatku dan Zeen masih bergelut dalam selimut. Akibat perbuatannya semalam seluruh tubuhku kini terasa remuk. "Banana, ayo bangun, ini sudah pagi," bisik Zeen di telingaku. Aku melenguh pelan, kemudian memeluk lengan kekarnya. Mata ini enggan terbuka, meski sinar mentari terasa menerpa wajahku. "Sayang," panggil Zeen, ia membisikkan kata-kata bualan yang membuatku ingin mual. Aku tak pernah bosan mengatakan bahwa aku berutung memilikinya. "Aku tahu ini sudah pagi, tapi aku masih mengantuk, baby."Aku mengerucutkan bibir, kemudian menarik selimut yang menutupi tubuh polosku."Mandi dulu, baru itu kembali tidur.""Malas," jawabku membuatnya mencibik. "C'k, kau ini, buruan bangun."Zeen bersandar pada ranjang, tangannya terangkat mengusap lembut rambutku. Beberapa kali ia mendaratkan ke
Last Updated : 2022-07-08 Read more