Semua Bab Jerat Cinta Si Iblis Tampan: Bab 21 - Bab 30

59 Bab

Bab 20

Katon menyelipkan jari jemarinya ke sela jari Karin sambil memandangi wajah sendu gadis itu. Katon sangat tahu isi hati Karin, karena tak butuh hitungan menit baginya untuk menerka apa yang sedang dipikirkan Karin. "Ayo pulang," ucapnya. Karin diam memandangi mata Katon yang telah berubah warna menjadi hijau zamrud, menandakan kalau suasana hatinya sedang baik. Tapi bukan itu yang diinginkan Karin, "Untuk apa kau kemari?" Dia tak membalas genggaman tangan Katon, namun juga tak menepisnya. Dia lebih terkesan pasrah. "Aku ingin kita pulang. Kenapa kau di sini bersama Hendery?" "Mereka temanku," "Tapi motif Hendery lebih dari itu," "Apa urusanmu?" Pertanyaan Karin sukses menghunus benak Katon. "Kenapa kau tidak pergi saja bersama Stefani?" Masih banyak sekali aduan yang ingin Karin lontarkan saat itu juga pada Katon, tapi separuh bagian dari dirinya menahan. Dia tidak ingin tampak seperti yang paling terluka di sini, setidaknya dengan berbagai penderitaan yang telah terjadi padanya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-19
Baca selengkapnya

Bab 21

Meski sekuat tenaga, nyatanya Karin sangat berusaha melepas genggaman tangan Katon di wajahnya. Dia berteriak, berontak, namun Katon tak mengindahkan penolakan dari Karin. Entah apa yang dipikirkan Katon, namun dia seakan ingin menyedot keluar jiwa Karin. "Katon ... " Suara Stefani yang berada dekat sukses melepaskan Karin dari cengkeraman Katon. Gadis itu berdiri di belakang Karin, memandangi mereka berdua dengan kedua matanya yang tajam namun indah. "Apa yang kalian lakukan?" Katon mendongak dan saat melihat Stefani, dia sedikit kaget. Tidak biasanya dia lengah, karena siapapun yang berniat mendekatinya dari jarak ratusan meter pun Katon akan langsung tahu. Tapi kedatangan Stefani kali ini sungguh luput dari pengawasannya. "Kenapa kamu menciumnya?" protes Stefani pada Katon sambil memandangi Karin dengan tatapan jijik. Karin menahan kekesalannya, "Aku harus pergi," Dia langsung berlari masuk ke dalam asrama, tak peduli Katon dan Stefani yang masih tertinggal jauh di belakang. Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-22
Baca selengkapnya

Bab 22

Pagi ini Erna sengaja bangun pagi untuk bisa berangkat lebih awal ke sekolah. Dia tak langsung menuju kelas, melainkan pergi menuju rooftop dan berharap ada Hendery di sana. Namun pagi ini sepertinya dia harus kecewa, karena meski sudah berkeliling, Hendery tak dia temukan. Dia menghela nafas kesal, kemudian menghirup kuat-kuat udara pagi yang masih teramat segar. Hal yang selalu dia lakukan sejak pertama kali datang ke Alfansa. Menikmati indahnya pemandangan dari atas rooftop sekolah."Kau mencariku?" ujar Hendery yang tiba-tiba saja sudah di belakang Erna.Spontan dia memutar tubuh ke belakang. Ada secercah lega di hatinya. "Tumben pagi banget?" sahut Erna.Hendery berjalan ke samping Erna. Dia ikut menghirup udara kuat-kuat dan menghembuskannya keras. "Ada yang harus kulakukan hari ini,""Apa?" Tanpa sadar Erna bertanya dengan cepat.Hendery meliriknya tajam. "Sejak kapan kau ingin tahu?" tanyanya. "Kau kan bukan temanku?"Erna salah tingkah. "Ya siapa tahu ada hubungannya dengan Ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-27
Baca selengkapnya

Bab 23

"Ayo bersiap," James pagi buta sudah berdiri tegak tepat di depan pintu kamarnya.Karin terperanjat, berteriak pelan dan mundur beberapa langkah. Andaikan dia tak sengaja membuka pintu karena lapar, mungkin James masih berdiri di situ sampai matahari terbit."J-James? Kenapa ... ""Ayo bersiap," ulang James. Meskipun sudah sangat larut bahkan menjelang pagi, tak ada yang lusuh dari penampilan James. Pria tua itu tetap segar dan rapi.Karin merentangkan sepuluh jarinya hendak mencegah James yang ingin menerobos masuk. "Tunggu tunggu James!" Karin menahan tubuh berat James. "Aku harus bersiap untuk apa?""Bersiap menuju kediaman utama Bagaskara," jawab James masih berusaha menerobos masuk. "Aku harus masuk, karena semua siswi mengawasiku," Dia menoleh pada para siswi yang berkasak-kusuk tak jauh darinya."Kenapa?" tanya Karin dengan nada sangat keras.Mendengarnya membuat James menghentikan usahanya. Dia memandang Karin keheranan. "Sudah lima bulan kau di sini. Apa Tuan Katon tak pernah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-28
Baca selengkapnya

Bab 24

Meskipun sudah menjadi pasangan suami istri, nyatanya Katon justru menghilang di malam pertama mereka. Setelah mengancam Karin dengan gertakannya, Katon memilih pergi entah kemana. Karin punya firasat jika dia menemui Stefani lagi. Namun yang dipikirkan Karin saat ini bukanlah Katon yang menghilang, tapi Hendery. Baru kemarin lusa mereka memutuskan berkencan dan sekarang Karin menjadi istri Katon."Halo, Rin?" sapa Erna di seberang telepon."Er, kamu punya nomor Hendery?""Nggak. Kenapa?"Karin tahu kekhawatirannya sungguh tak masuk akal. Sebagai seorang istri di malam pertama ini harusnya dia memikirkan suaminya, tapi dia justru memilih memikirkan orang lain."Apa yang kau lakukan?" Tiba-tiba saja Katon sudah ada di dalam kamar dan menatap Karin penuh curiga.Karin tahu Katon bisa membaca pikirannya, maka dia cepat-cepat menghapus pikiran tentang Hendery. "Kau dari mana?" tanyanya mengalihkan topik.Katon berjalan mendekati Karin sambil melepas kemejanya. Karin mundur perlahan, walaup
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-01
Baca selengkapnya

Bab 25

Karin terus menerus menoleh ke belakang, dan Aldo masih saja tanpa dosa berjalan di belakang Karin layaknya ekor. Setelah James pergi dan menitipkan Karin pada Aldo, cowok itu membuntuti Karin kemana pun dia pergi. Bahkan, entah bagaimana, Aldo mengawasi Karin saat jam pelajaran dimulai. Puncaknya ketika istirahat, Aldo tetap mengikuti langkah Karin.Karin mendengus kesal. "Bisa pergi nggak?" ketusnya pada Aldo. "Apa bangsawan iblis nggak punya kemampuan mengawasi dari jauh?"Aldo mengangkat bahu. "Takutnya kamu pergi ke hutan terlarang,""Nggak akan," sahut Karin cepat. "Untuk apa aku ke sana?"Aldo melepaskan pandangan ke sekeliling, lalu berbisik pelan. "Kamu tahu kenapa para cowok di sini semakin menginginkanmu setelah kalian menikah?" Aldo kembali mengedarkan pandangannya. "Karena pikiranmu tak lagi bisa dibaca,""Maksudmu?""Itulah untungnya menikah dengan salah satu bangsawan iblis tertinggi," lanjut Aldo. "Kalian tak lagi bisa dibaca. Sedangkan kaum kami bisa membaca apapun pik
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-08
Baca selengkapnya

Bab 26

Sudah tak ada tempat aman bagi Karin untuk kembali ke asrama, bahkan untuk mengambil sisa barangnya di kamar saja sudah tak bisa. Erna dan Aldo sangat melarang Karin untuk kembali sendirian ke asrama mengingat semua siswi berniat untuk membunuhnya. Andaikan tak ada Aldo, mungkin Karin sudah mati di hari pertamanya menikah. Jadi mau tak mau dia harus kembali ke rumah Katon, karena memang hanya itu tempat berlindungnya sekarang. Saat Karin kembali, Katon sudah terlihat sedang duduk di depan ruang tamu seakan menunggu kedatangannya. Wajah lelaki itu dingin seperti biasanya, namun matanya telah berubah warna jadi hijau zamrud, menandakan jika suasana hati Katon sedang baik."Kau di rumah?" tegur Karin sambil melepas tas ranselnya.Katon hanya menautkan alisnya. "Bagaimana perasaanmu?"Karin terdiam. Sepertinya benar kata Hendery jika Katon sudah tak lagi bisa membaca pikirannya. "Perasaan apa?""Kau sudah menjadi istriku. Senang?"Karin tertawa sinis. "Untuk apa menikah jika suamiku masih
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya

Bab 27

Katon dengan cepat menghadang jalan Hendery dan Karin ketika banyak orang mulai berkumpul dan menatap mereka bertiga penuh curiga. Dia memaksa Hendery melepaskan genggaman tangannya pada tangan Karin, lalu menarik gadis itu pergi menemui kedua orang tuanya yang sudah menanti di atas panggung kecil yang sengaja disiapkan untuk menyambut Karin.Dengan gugup Karin naik ke atas panggung itu dengan dibantu Serena yang sudah siap memegang tangannya dari atas. Karin menatap sekilas ibu Katon, kemudian tatapannya berganti ke arah ayah Katon. Keluarga Katon terlihat ramah, meski hanya Katon dan Ken yang tak pernah tersenyum.Setelah perkenalan singkat kepada seluruh tamu, sekarang tinggal Karin bersama ibu mertua dan kakak iparnya. Ayah Katon hanya melempar senyum sekilas kemudian pergi bersama Katon ke dalam."Karin Nevada," panggil ibu Katon. "Namaku Santika. Tapi kamu cukup memanggilku ibu," Dia tersenyum sangat hangat pada Karin."Senang kamu menjadi bagian dari kami," ujar Ken yang selama
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-11
Baca selengkapnya

Bab 28

"Aku mencintainya," Albert menahan nafas hanya untuk mengucapkan kalimat itu.Wanita itu terdiam, meski matanya berkaca-kaca menahan tangis. "Apa aku sudah tak punya kesempatan?" tanyanya.Albert meraih tangan wanita itu pelan. "Aku tak akan meninggalkannya. Dia mengorbankan semua untukku,""Kenapa?" Wanita itu masih tak mengerti. "Kamu mencintainya hanya karena dia melepaskan statusnya untukmu?"Albert menggeleng cepat. "Maafkan aku,"Wanita itu menutup wajahnya, terisak pelan. Albert menjadi kikuk, tak tahu harus berbuat apa. Dia memutuskan mengelus pelan pundak wanita itu."Albert, dia akan menua sama sepertiku,"Albert mengangguk. "Aku senang dia menjadi sepertiku," Albert tersenyum. "Maafkan aku. Sebaiknya kamu melupakanku saja," ucap Albert dengan nada berat. Sekali lagi dia mengelus pelan pundak wanita itu. Kemudian memutar badan untuk pergi."Aku hamil!" serunya saat Albert sudah menjauh.Albert yang mendengarnya seketika balik badan, menatap wanita itu kaget luar biasa. "Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-16
Baca selengkapnya

Bab 29

"Dia gila," ucap Karin. Erna memutuskan membawa temannya ke asrama malam ini."Hendery? Apa yang dia lakukan?"Karin menggenggam erat kedua tangan Erna. "Berjanjilah padaku kalau kamu nggak akan menemui Hendery!" serunya dengan sisa ketakutan oleh teror Hendery.Erna hanya mengerjapkan mata, tak niat menjawab."Dia ... dia memanfaatkanku untuk melawan Katon," aku Karin. Erna tentu tak kaget, karena sejak awal bertemu Hendery, lelaki itu sudah berkoar-koar padanya akan membunuh Katon."Aku takut dia akan memanfaatkanmu untuk melawan Katon," ujar Karin. "Tapi makasih sudah menyelamatkanku,"Erna mengangguk hangat, menawarkan segelas susu coklat pada Karin. "Hari ini kamu menginap di sini atau pulang? Kalau pulang, aku harus mengantarmu. Jangan berkeliaran sendirian,"Karin meneguk sekali kemudian menggeleng, "Aldo akan menjemputku,"Mereka berdua berjalan keluar asrama dengan puluhan pasang mata yang tajam membuntuti langkah mereka. Erna menggenggam erat tangan Karin, menyuruh sahabatnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status