Home / Fantasi / Jerat Cinta Si Iblis Tampan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Jerat Cinta Si Iblis Tampan: Chapter 41 - Chapter 50

59 Chapters

Bab 40

Erna terus berjalan masuk ke dalam hutan, makin lama makin putus asa karena tata letak hutan itu telah berubah jauh tak seperti saat pertama kali dia masuk untuk menyelamatkan Karin. Mungkin Hendery sengaja membuat semua orang bingung dan tak bisa menemukan keberadaannya. Tapi Erna tak gentar. Tak ada yang bisa membuat seorang Erna Wijaya, gadis yang dicampakkan ini mundur. Erna selalu menertawai setiap kesialan yang terjadi dalam hidupnya, bahkan ketika dia tahu fakta tentang dirinya sebagai calon pengantin bangsawan iblis. Meski tak sebrutal Karin, para lelaki manusia Alfansa tetap saja mengejar Erna sampai mabuk kepayang.Maka ketika dia dicampakkan untuk pertama kalinya, Erna terkesima. Bukan sedih atau marah, tapi dia merasakan sebuah perasaan aneh yang membuatnya kagum. Pertama kali dalam hidup dia tahu rasanya tak diinginkan, dan itulah mengapa dia selalu menertawai nasib buruknya.Haluannya yang berputar arah, dari yang semula iri pada Karin dan menjebaknya, sekarang berganti i
last updateLast Updated : 2022-08-29
Read more

Bab 41

Karin perlahan membuka matanya ketika dia melihat atap putih dan tiang infus di samping kirinya. Kepalanya terasa masih sakit, berdenyut-denyut namun meski tubuhnya masih lemas, dia sedikit punya kekuatan untuk sekedar menggerakkan matanya menelusuri sekeliling. Tampak James yang duduk di samping kanan Karin dengan raut khawatir. Lalu di belakang James berdiri Rama yang memakai seragam putih khas dokter, tersenyum memandangnya."Akhirnya kau bangun juga," gumam James.Rama segera memeriksa denyut nadi dan tubuh Karin, lalu memerintahkan seorang perawat untuk mengganti tabung infus yang mulai habis."Mana Katon?" Kata pertama yang diucapkan Karin membuat James dan Rama saling pandang lalu tersenyum. "Dia akan segera ke sini," jawab James.Setelah selesai memeriksa, Rama pamit pergi karena masih banyak pasien yang harus dia periksa. Maka sekarang hanya ada James dan Karin, yang saling pandang. James menggenggam tangan kanan Karin, mengelusnya lembut."Ada satu hal yang belum pernah kuce
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more

Bab 42

Karin hancur sehancurnya setelah mendengar cerita lengkap mengenai kisah hidup ayahnya dari James. Selama ini yang dia kira dialah dan keluarganya yang menjadi korban atas segala hal yang terjadi pada Karin. Namun bak mendapat efek kejutan, Karin baru tahu jika Laksita, demi keegoisan akan cinta, memilih untuk menghancurkan hidup semua orang. "Aku lelah, James. Aku ingin tidur," Kepala Karin sakit, tubuhnya kembali melemah. Maka James yang diliputi perasaan bersalah segera mengatur ranjang Karin supaya dia bisa telentang nyaman. James juga menyelimuti tubuh Karin dengan rapi serta tak lupa memeriksa selang infusnya. "Maafkan aku," ucap James menyesal. "Kuharap kita akan terus bersama, dan aku tak sabar melihatmu abadi sepertiku," James mengecup kening Karin lalu membalik badan hendak pergi, sebelum tahu bahwa Katon telah berdiri di ambang pintu. James spontan menundukkan badannya. Suami Karin itu berjalan pelan masuk ke dalam kamar dan dengan isyarat mata, dia menyuruh James untuk m
last updateLast Updated : 2022-09-01
Read more

Bab 43

James berusaha mengikuti langkah kaki panjang milik Katon, karena tuannya itu tak mau sedikit saja lebih melambatkan langkahnya. James berkali-kali menggosok punggung tangannya, pertanda dia sedang cemas. James tahu Katon sedang tak ingin mendengarkan apapun jenis bujukan yang membuatnya harus menghentikan upayanya untuk membunuh Hendery. Ini bukanlah kali pertama Katon dan Hendery berduel, meski alasan sebelumnya hanyalah alasan sepele, dimana Katon cukup menggunakan separuh kekuatannya untuk menghempaskan Hendery. Tapi untuk kali ini, James sangat tahu jika Katon benar-benar telah marah. Pedang milik Katon sesekali muncul, menyilaukan mata James. Dan pedang yang tersimpan rapi di punggung bangsawan iblis itu tak akan muncul begitu saja, kecuali pemiliknya sedang dalam kondisi sangat ingin membunuh."Tuan, Tuan Katon ingin pergi kemana?" tanya James takut.Katon tetap tak memperlambat laju kakinya, namun hanya melirik James sekilas. "Aku harus pulang mengasah pedangku. Hari ini aku a
last updateLast Updated : 2022-09-03
Read more

Bab 44

"Kau sudah siap mati?" tukas Katon saat Hendery berdiri beberapa puluh meter di depannya.Hendery tertawa sekilas. "Kau yakin aku yang mati?""Kau tahu kau tak akan pernah bisa menang melawanku," Katon memegang pedang yang sudah menancap di sisi kanannya. "Sudah berapa kali kau melawanku dan berakhir gagal? Dan kali ini kau menggunakan istriku. Kau iblis paling pengecut yang pernah kutahu,""Istrimu?" Hendery kali ini semakin melepaskan tawanya tanpa sungkan. "Kenapa kau sebut gadis yang tak pernah kau sentuh sebagai istrimu?"Katon mulai melepas pedangnya yang menancap di tanah. Sedangkan Hendery justru asyik memainkan belatinya."Lihat aku, aku bahkan tak perlu sampai mengeluarkan pedangku untuk melawanmu," pongah Hendery. "Aku bisa menghabisimu hanya dengan belati kecil ini," Dia menunjukkan belati itu pada Katon dengan bangga."Pedangmu tak akan bisa keluar," timpal Katon cepat. "Karena kau tak punya seorang pun untuk dicintai atau mencintaimu. Kau hanyalah seorang iblis yang tak
last updateLast Updated : 2022-09-04
Read more

Bab 45

"Katon!!!" teriak Stefani histeris saat tahu perut Katon telah tertusuk belati milik Hendery. Namun James segera menarik tubuh Stefani agar perempuan itu tak terkena mantra pagar pembatas yang telah dibuat Katon."Kau mau mati?!" seru James. Stefani sekuat tenaga melepaskan tubuhnya dari James."Lepaskan aku, James! Kau tak tahu belati itu belati mematikan milik Hendery?" Stefani meronta.Hendery memandangi Stefani yang tampak sangat panik dengan senyuman puas. Darah tak berhenti mengalir dari jantungnya, namun seperti mantra yang telah diucapkan Katon, Hendery memiliki waktu satu jam untuk akhirnya mati kehabisan darah."Aku tak akan mati sendirian kali ini," ucapnya dengan mulut penuh darah.Katon merintih memegangi perutnya. "Jadi ini alasan kenapa kau sangat membanggakan belatimu. Sungguh perangai keluarga Damon yang licik,"Hendery tertawa menggelegar. "Setidaknya kami menggunakan otak untuk membunuh musuh. Tidak sepertimu yang hanya mengandalkan kemampuanmu saja,""Memang kau ta
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

Bab 46

"James, Katon baik-baik saja kan?" Karin mencecar James dengan pertanyaan yang sama sejak saat mereka masih di kamar Karin. Hingga sekarang mereka di tengah jalan menuju ruangan Katon pun, pertanyaan Karin tak berubah."Tuan pasti baik-baik saja,""Ayo cepat, James!" Karin meminta James untuk lebih cepat mendorong kursi rodanya.Namun saat mereka sudah sampai di depan pintu kamar Katon, James mendadak menghentikan gerakannya. Dia mematung di tempat dengan wajah cemas."Kenapa James?" tanya Karin kesal. "Ayo cepat masuk, James!"James masih mematung tanpa menjawab. Dia hanya menggerakkan tangannya, mengisyaratkan Karin untuk diam di tempatnya."Kalau gitu biar aku yang masuk," Karin bersikeras untuk segera masuk. Dia bangkit berdiri, memegangi tiang infus dengan jalan yang tertatih. Dia mendorong pintu kamar tempat Katon dirawat.Di sana dia bisa melihat Katon yang terbaring tak sadarkan diri dengan seorang perempuan yang duduk di sisinya sambil menangis tanpa henti. Perempuan itu mengg
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

Bab 47

Albert bersimpuh di depan Katon Bagaskara dengan air mata berderai tanpa henti. Lima belas tahun sejak Katon pergi meninggalkan kamar istrinya setelah mengucapkan bahwa bayi mereka telah dia tandai, Albert mati-matian mengejar Katon, berharap bisa menaklukkan hatinya. Dia pun rela bersujud di depan Katon jika memang diperlukan."Kumohon, Tuan. Bisakah Tuan menarik ucapan Tuan?" Albert mengangkat kedua tangannya, memohon pada Katon."Tidak ada yang berharga bagiku sekarang selain Karin," isak Albert. "Mohon jangan ambil dia dariku,"Katon menatap Albert datar tanpa belas kasihan. "Kau telah mengingkari janjimu pada Deswita,""Tuan cukup menghukumku, tak perlu melibatkan anakku yang tak tahu apapun,"Katon tersenyum licik. "Kau sungguh bodoh. Menjadi manusia sudah menjadikan otakmu tumpul, hingga tak mengenali mana anak kandungmu sendiri,"Albert menundukkan kepalanya. "Aku sudah berjanji dengan segenap kekuatanku, walaupun aku tahu dia bukan anak kandungku ... "Katon melebarkan matany
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

Bab 48

Hendery meringis kesakitan memegang dadanya setelah Erna secara brutal memukulnya. Gadis itu terperanjat saat secara tiba-tiba Hendery menciumnya, apalagi di depan Tanya dan para gadis lain. Erna menggerutu kesal bukan main, duduk di samping ranjang Hendery dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Hendery tertawa meski kesakitan. "Kenapa kau terkejut? Kau tak pernah dicium ya?"Bibir Erna melengkung tajam. "Kau kan tahu aku dicampakkan di hari kedatanganku,"Hendery makin tertawa. "Kalau soal cantik sih, menurutku kau lebih cantik dari Karin. Tapi kenapa nasibmu sangat sial dibanding dia?"Erna menjejali mulut Hendery dengan buah pir terakhir yang dia kupas. "Makan nih!" Lalu dia meraih tasnya dan berjalan cepat meninggalkan Hendery. Tak lupa Erna menutup pintu dengan keras, tanda jika dia sangat kesal.Hendery tak berhenti tertawa, walaupun harus diselingi dengan sedikit keluhan sakit di bagian dada setiap kali dia tertawa.* * *"Itu tadi apa? Kenapa Hendery menciummu?" Erna san
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

Bab 49

"Kau ke sini lagi?" Hendery tak berhenti tersenyum lebar saat melihat Erna masuk ke ruangannya sambil membawa sekantong buah pir.Erna hanya memasang wajah cemberut."Katanya marah?" goda Hendery.Erna masih cemberut dan mengambil duduk di samping ranjang Hendery. Kemudian dia mulai mengupas buah pir.Hendery melirik Erna dengan senyum lebar yang belum memudar sejak saat kemunculan Erna ke ruangannya."Apa yang terjadi?" tanya Hendery."Karin nggak datang ke sekolah, dan di sana nggak enak. Tanya bergosip yang nggak bener soal aku,""Emang dia gosipin apa?" Tubuh Hendery yang semula lemas karena kesepian, mendadak semangat lagi. Tak dapat dipungkiri jika kedatangan Erna tiap hari menjadi semacam imun baginya."Katanya aku pacaran sama Hendery,"Hendery tertawa lepas. "Ya bilang aja, emang iya, gitu. Apa susahnya?"Erna melotot tajam. "Ya nggak bisa dong! Gimana kalau Edo sampai tahu?""Edo?"Erna mengangguk dengan semburat senyum tipis di bibirnya. "Iya. Kami berkenalan beberapa mingg
last updateLast Updated : 2022-09-16
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status