"Neng?!" suara Masitoh --nenek Zahra-- mengalihkan perhatian semua orang, Zahra langsung naik ke lantai kayu rumah panggung itu, diiringi isak tangis dia memeluk tubuh neneknya yang terlihat lemah. "Nini, Eneng pulang. Nini baik-baik saja, kan?" tanya Zahra memindai kondisi neneknya. Kening wanita tua itu dirabanya, merasakan suhu tubuh dari orang tua pengganti bapak dan ibunya. Hangat, rupanya Masitoh masih belum sembuh sepenuhnya. "Alhamdulillah, Neng. Nini baik, udah mendingan. Bi Yanti mengurus nenek dengan baik. Ini ada apa rame-rame begini? Mereka siapa?" tanya Masitoh menatap orang-orang yang tidak dikenalnya. Apalagi Lee dan Ji Hun, mata tua nenek enam puluh lima tahun itu bisa tahu, kalau mereka bukan orang asli pribumi. Zahra berdiri di samping Masitoh, sambil mengusap pipinya, Zahra mengenalkan orang-orang baik yang datang untuk membantunya keluar dari masalahnya. "Nini, yang itu Raden Arya, majikan Eneng. Yang perempuan adik iparnya, namanya Rara, yang di sebelahnya Aa
Terakhir Diperbarui : 2023-04-05 Baca selengkapnya