Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 481 - Chapter 490

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 481 - Chapter 490

526 Chapters

bab 481

Keluar dari rumah makan yang membuat para pengunjung lainnya malah memperhatikan mereka, keempat lelaki tampan dengan wajah khas mereka, membuat Rara sedikit risih atas tatapan orang-orang padanya. Untungnya Lee terus menggenggam tangannya, hingga Rara berhasil membangun kepercayaan dirinya lebih tinggi. Mampir ke masjid terdekat sebelum kembali melanjutkan perjalanan ke tempat Indah, Lee menunggu Rara keluar dari bagian wanita. Begitu istrinya sudah ada di depan mata, Lee kembali meraih tangannya dan menuju ke parkiran, di mana tiga orang sahabatnya menunggu dalam mobil. "Kalian benar-benar mau ikut?" tanya Lee begitu sudah duduk di belakang kemudi, mengarahkan tubuhnya ke kursi belakang agar bisa melihat dengan jelas ketiga temannya, yang bersandar dengan nyaman sambil memainkan ponsel mereka masing-masing. Tanpa menatap pada Lee yang bertanya dan menunggu jawaban, ketiganya mengangguk hampir bersamaan. Lee menghela napas panjang, dia tahu benar sifat gila para sahabatnya itu, m
last updateLast Updated : 2023-04-03
Read more

bab 482

Jang, Kim, dan Choi menahan tawa, Lee kalah atas titah wanita yang sudah menaklukkan hatinya. Tapi bukan Lee namanya kalau tidak bisa membalas ketiga sahabatnya, begitu sampai di depan gerbang perusahaan, Lee meminta ketiganya untuk turun, dan tidak mau mengantar mereka sampai di depan asrama. Meski dengan segala umpatan yang keluar dari bibir ketiganya, mereka turun dari mobil Lee dan masuk ke perusahaan, setelah tanpa perasaan Lee meninggalkan mereka bahkan sebelum pintu gerbang dibuka oleh satpam. Lee tertawa puas, sedang Rara menggeleng melihat tingkah Lee dan teman-temannya. "Kalian seperti anak kecil saja." "Biarkan! Mereka menyebalkan sekali," ujar Lee tanpa merasa bersalah sama sekali. "Kita jadi telat pulang. Padahal dari siang aku sudah ingin menyerang kamu, Sayang," ujar Lee menatap Rara sarat arti. "Dih!" Rara mencebik. "Kamu cantik sekali, Sayang. Aku jadi ingin sekali menciummu." "Itu sih emang maunya Oppa terus," cebik Rara. "Emang kamu enggak?" "Enggak!" "Ben
last updateLast Updated : 2023-04-03
Read more

bab 483

"Serius, Oppa?!" Rara masih meragukan perkataan Lee. Lee terkekeh geli. "Memangnya kamu pikir aku becanda?! Sini baringan lagi," ujar Lee menarik tangan istrinya, Rara pun menurut, dia kembali merebahkan diri dalam dekap hangat Lee. "Bukan gitu, nggak percaya aja," katanya. "Keluarga ibu Sukma juga ikut.""Duh, senangnya!" "Sayang pak Tirta sudah tidak ada," lirih Lee mengenang Tirta, kebaikannya, juga keramahannya. "Iya, juragan ayah sudah pergi." Rara ikut terkenang dengan sosok baik hati dan bersahaja itu. "Tapi ada pak Denni. Aku seperti melihat beliau dalam diri pak Denni." "Jadi bapak uwa juga akan ikut?" tanya Rara. Kembali mendongak. "Iya, dong!" Lee tertawa. "Pake uang Oppa?" tanya Rara tidak percaya. "Hmm." "Serius, Oppa?" "Kenapa? Tidak percaya?" Lee kembali tertawa. "Ya bukannya gitu. Pasti perlu banyak uang itu. Kalau satu tiket misalnya sekian, dikali sekian." mata Rara membulat. "Banyak banget!" seru Rara sambil berpikir, sekaya apa lelaki yang sudah menika
last updateLast Updated : 2023-04-03
Read more

bab 484

Saat malam mulai mendekap, mobil itu bergerak memasuki desa Rara. Lampu penerangan dari rumah-rumah penduduk menerangi, mobil Lee pun memasuki jalan kecil menuju rumah Aji yang ditempati neneknya. Nenek Han keluar dari dalam rumah saat Park mengatakan kalau Lee sudah datang, ada Soleh dan Lastri juga di sana, yang seperti biasa selalu mengunjungi nenek Han selepas magrib, lalu kembali setelah isya. Soleh dan Lastri tidak mengetahui rencana kedatangan keluarga Lee yang lainnya hari ini. "Mama terlihat sangat sehat, Sayang," ujar Si Na mengawasi dari dalam mobil, begitu melihat nenek Han berdiri di teras menunggu mereka turun. "Nenek memang sangat sehat, Bibi. Meski aku jarang sekali bersamanya karena sibuk mengurus untuk pesta nanti," kekeh Lee mematikan mesin mobil. "Ada tuan Park yang mengurusnya, yang penting semua berjalan sesuai rencana." paman Lee menyela. Satu persatu turun dari mobil, Soleh dan Lastri terlihat kaget melihat paman Lee bersama dengan dua orang baru menyusul
last updateLast Updated : 2023-04-03
Read more

bab 485

"Apa kabar, Zahra?" tanya Lee pada Zahra, meskipun sebenarnya dia sedang menjelaskan pada Ji Hun, kalau inilah gadis yang tadi menjadi topik pembicaraan dia, pamannya, juga nenek mereka. Zahra.Zahra mengangguk canggung, setelah pertemuan di pasar waktu itu, baru kali ini dia dan Lee kembali berhadapan, entah kenapa dia jadi merasa malu sebab Lee mengetahui keburukan keluarganya. Zahra yakin, Rara pasti sudah menceritakan tentang dia pada suaminya itu."Alhamdulillah, Zahra baik, A Ali," jawab Zahra tersenyum, dia melirik pada Ji Hun yang lekat menatapnya."Syukurlah." Lee mengangguk, lalu memprotes Ji Hun yang seakan terpesona melihat Zahra. "Jangan dilihat! Tadi bilang tidak tertarik," sinis Lee pada sepupunya yang langsung memalingkan muka.Ji Hun terkekeh pelan."Om Ali, ini siapa?" tanya Aruna menunjuk pada Ji Hun."Oh, ini sepupu Om, namanya om Ji Hun. Ayo, kenalan. Zahra juga, kenalan sama sepupu aku," jawab Lee seakan memberi jalan pada Ji Hun yang terlihat sumringah saat Lee
last updateLast Updated : 2023-04-04
Read more

bab 486

Menjelang siang keluarga Arya datang kembali menemui tamu mereka, hanya Aji yang tidak datang, Aylin terbukti sedang berbadan dua setelah tadi pagi Aji bawa periksa ke bidan. Ada bahagia yang membuncah dalam dada Sukma, kepergian Tirta terganti dengan adanya calon penerus keluarga dari anak bungsunya. Aruna kembali menjadi pusat perhatian, meski pesonanya sedikit terkalahkan oleh si kembar yang dibawa Seruni. Si Na terlihat sangat gemas saat menggendong Aisha, wanita itu menoleh pada Ji Hun yang duduk bersebelahan dengan suaminya. "Ji Hun, Mama ingin cucu selucu ini, kapan kamu akan memberi?" tanyanya, dan tentu saja selain keluarganya tidak ada yang mengerti. Namun begitu baik Arya, Seruni, Soleh, Sukma, dan Lastri bisa menebak kalau wanita itu tengah berkata pada anak lelakinya. "Artikan apa yang barusan dikatakan Si Na, Nona Min Ra. Aku tidak ingin keluarga di sini mengira yang tidak-tidak karena perbedaan bahasa." nenek Han berkata pada Min Ra, wanita itu pun langsung menterjem
last updateLast Updated : 2023-04-04
Read more

bab 487

*****Selepas makan, Lee dan Rara memilih melepas lelah dengan duduk di ruangan pribadi Lee, hanya saja pintunya dibiarkan terbuka, Rara yang minta, menghindari keisengan Lee kalau pintu ditutup dengan mereka berdua ada di dalamnya. "Tadi Oppa dari mana?" tanya Rara menanyakan kemana Lee tadi sebelum makan siang. "Ngambil paket baju seragam," jelas Lee yang duduk di samping Rara. "Sudah beres? Bukannya besok, ya?" "Sudah, tapi tadi baru dilihat yang untuk laki-lakinya saja." "Terus sekarang bajunya di mana?" "Aku sudah masukin ke mobil." "Oh, syukurlah kalau sudah beres. Apalagi yang belum beres berkenaan dengan acara kita nanti, Oppa?" "Semua sudah beres. Alhamdulillah, kita bisa lebih tenang menyiapkan diri saja," ujar Lee tersenyum lega. "Alhamdulillah, syukurlah. Teh Runi tadi nanyain hubungan Robi sama Zahra, Oppa." Rara mengganti percakapan, Lee pun seakan mendapat kesempatan untuk berbicara tentang apa yang ada dalam pikirannya. "Bertanya apa?" "Iya, katanya apa mere
last updateLast Updated : 2023-04-04
Read more

bab 488

"Bagaimana menurut Oppa? Apa kita akan menanyakan pada Zahra apa yang menjadi masalah dia?" tanya Rara menyimpan ponselnya di meja. "Rara kasihan pada Robi. Rara yakin saat ini dia sedang sedih, Oppa." ujar Rara sedih. Lee mendekat, membawa tubuh Rara untuk dia peluk. "Kita tidak bisa membantu Robi, Sayang. Aku yakin dia tidak akan berubah pikiran lagi. Intinya, Robi tidak ingin tahu apapun lagi tentang Zahra, meski mungkin hatinya menolak melakukan itu." Lee mengusap lengan Rara. "Iya. Rara tahu bagaimana bahagianya Robi saat menceritakan tentang Zahra pertama kali. Dia begitu bahagia, terlihat kalau Robi sangat mencintai Zahra. Hingga tanpa sengaja, Zahra justru bekerja pada teh Runi, saat dia mencari pengasuh untuk si kembar, yang akhirnya malah jadi pengasuh Aruna karena Rara pergi bekerja." Rara menceritakan awal mula dia mengetahui hubungan Robi dan Zahra. "Kamu tahu di mana rumah Zahra?" tanya Lee yang baru saja mendapatkan ide baru. "Tidak. Jangankan Rara, Robi sendiri ti
last updateLast Updated : 2023-04-04
Read more

bab 489

Seruni yang tengah menyusui Arash menoleh pada ponselnya yang berdering di atas meja rias, ada Arya yang baru selesai mandi setelah pulang dari melihat sawah dan kebun. "Ayah, tolong diangkat. Siapa yang menghubungi," pinta Seruni, lelaki yang sudah membersamainya tujuh tahun itu mengikuti permintaannya. "Rara, Sayang," ujar Arya setelah mengambil ponsel Seruni."Angkat saja, loudspeaker." Arya menurut, tapi mendekatkan ponsel itu ke depan wajah istrinya. Seruni sedikit merengut. "Halo, Teh." suara Rara terdengar, Arya hanya diam tak bersuara. "Iya, Ra?" Seruni mengambil ponselnya, Arash yang sudah kenyang, melepas sumber makanannya dan diambil alih Arya. "Lagi ngapain, Teh?" ujar Rara sebelum mengatakan tujuannya. "Sibuk nggak?" Arya melirik Seruni, begitu juga dengan Seruni yang menatap Arya yang sedang menepuk punggung Arash perlahan, agar segera bersendawa. "Nggak, nggak sibuk. Baru selesai ngASI Arash. Ada apa? Penting deh kayaknya. Nggak biasanya basa-basi gini," ujar Se
last updateLast Updated : 2023-04-05
Read more

bab 490

Suara ketukan pintu membuat Arya dan Seruni menoleh pada bingkai itu, lalu dengan satu teriakan, Seruni meminta Zahra yang dia yakini adalah orang yang menunggu balasan darinya, untuk masuk. "Masuk, Ra!" Zahra menurunkan Aruna begitu pintu dibuka, Aruna dengan berlari masuk ke kamar saat melihat Arya ada di dalamnya, meninggalkan Zahra yang mematung canggung antara masuk atau tidak, begitu melihat Arya ada di sana. "Ayah!" seru Aruna lalu memeluk Arya seolah sudah lama tidak bertemu saja. "Sstt! Jangan teriak, dedek kembar lagi bobo," ingat Arya menempelkan telunjuk di bibirnya, Aruna pun mengangguk paham. "Masuk, Ra. Tutup lagi pintunya," titah Seruni pada Zahra yang masih setia berdiri di ambang pintu. "Oh, i-iya, Teh," ujar Zahra gugup. "Duduk, Ra!" giliran Arya memberi perintah, menunjuk pada kursi kecil yang sudah disiapkan untuk Zahra tadi. Seruni mendekat pada Aruna, agar tidak mengganggu percakapan Arya yang akan menanyai Zahra. Dengan jantung berdebar, Zahra menyaman
last updateLast Updated : 2023-04-05
Read more
PREV
1
...
4748495051
...
53
DMCA.com Protection Status