Share

bab 487

last update Last Updated: 2023-04-04 13:32:42

*****

Selepas makan, Lee dan Rara memilih melepas lelah dengan duduk di ruangan pribadi Lee, hanya saja pintunya dibiarkan terbuka, Rara yang minta, menghindari keisengan Lee kalau pintu ditutup dengan mereka berdua ada di dalamnya.

"Tadi Oppa dari mana?" tanya Rara menanyakan kemana Lee tadi sebelum makan siang.

"Ngambil paket baju seragam," jelas Lee yang duduk di samping Rara.

"Sudah beres? Bukannya besok, ya?"

"Sudah, tapi tadi baru dilihat yang untuk laki-lakinya saja."

"Terus sekarang bajunya di mana?"

"Aku sudah masukin ke mobil."

"Oh, syukurlah kalau sudah beres. Apalagi yang belum beres berkenaan dengan acara kita nanti, Oppa?"

"Semua sudah beres. Alhamdulillah, kita bisa lebih tenang menyiapkan diri saja," ujar Lee tersenyum lega.

"Alhamdulillah, syukurlah. Teh Runi tadi nanyain hubungan Robi sama Zahra, Oppa." Rara mengganti percakapan, Lee pun seakan mendapat kesempatan untuk berbicara tentang apa yang ada dalam pikirannya.

"Bertanya apa?"

"Iya, katanya apa mere
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 488

    "Bagaimana menurut Oppa? Apa kita akan menanyakan pada Zahra apa yang menjadi masalah dia?" tanya Rara menyimpan ponselnya di meja. "Rara kasihan pada Robi. Rara yakin saat ini dia sedang sedih, Oppa." ujar Rara sedih. Lee mendekat, membawa tubuh Rara untuk dia peluk. "Kita tidak bisa membantu Robi, Sayang. Aku yakin dia tidak akan berubah pikiran lagi. Intinya, Robi tidak ingin tahu apapun lagi tentang Zahra, meski mungkin hatinya menolak melakukan itu." Lee mengusap lengan Rara. "Iya. Rara tahu bagaimana bahagianya Robi saat menceritakan tentang Zahra pertama kali. Dia begitu bahagia, terlihat kalau Robi sangat mencintai Zahra. Hingga tanpa sengaja, Zahra justru bekerja pada teh Runi, saat dia mencari pengasuh untuk si kembar, yang akhirnya malah jadi pengasuh Aruna karena Rara pergi bekerja." Rara menceritakan awal mula dia mengetahui hubungan Robi dan Zahra. "Kamu tahu di mana rumah Zahra?" tanya Lee yang baru saja mendapatkan ide baru. "Tidak. Jangankan Rara, Robi sendiri ti

    Last Updated : 2023-04-04
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 489

    Seruni yang tengah menyusui Arash menoleh pada ponselnya yang berdering di atas meja rias, ada Arya yang baru selesai mandi setelah pulang dari melihat sawah dan kebun. "Ayah, tolong diangkat. Siapa yang menghubungi," pinta Seruni, lelaki yang sudah membersamainya tujuh tahun itu mengikuti permintaannya. "Rara, Sayang," ujar Arya setelah mengambil ponsel Seruni."Angkat saja, loudspeaker." Arya menurut, tapi mendekatkan ponsel itu ke depan wajah istrinya. Seruni sedikit merengut. "Halo, Teh." suara Rara terdengar, Arya hanya diam tak bersuara. "Iya, Ra?" Seruni mengambil ponselnya, Arash yang sudah kenyang, melepas sumber makanannya dan diambil alih Arya. "Lagi ngapain, Teh?" ujar Rara sebelum mengatakan tujuannya. "Sibuk nggak?" Arya melirik Seruni, begitu juga dengan Seruni yang menatap Arya yang sedang menepuk punggung Arash perlahan, agar segera bersendawa. "Nggak, nggak sibuk. Baru selesai ngASI Arash. Ada apa? Penting deh kayaknya. Nggak biasanya basa-basi gini," ujar Se

    Last Updated : 2023-04-05
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 490

    Suara ketukan pintu membuat Arya dan Seruni menoleh pada bingkai itu, lalu dengan satu teriakan, Seruni meminta Zahra yang dia yakini adalah orang yang menunggu balasan darinya, untuk masuk. "Masuk, Ra!" Zahra menurunkan Aruna begitu pintu dibuka, Aruna dengan berlari masuk ke kamar saat melihat Arya ada di dalamnya, meninggalkan Zahra yang mematung canggung antara masuk atau tidak, begitu melihat Arya ada di sana. "Ayah!" seru Aruna lalu memeluk Arya seolah sudah lama tidak bertemu saja. "Sstt! Jangan teriak, dedek kembar lagi bobo," ingat Arya menempelkan telunjuk di bibirnya, Aruna pun mengangguk paham. "Masuk, Ra. Tutup lagi pintunya," titah Seruni pada Zahra yang masih setia berdiri di ambang pintu. "Oh, i-iya, Teh," ujar Zahra gugup. "Duduk, Ra!" giliran Arya memberi perintah, menunjuk pada kursi kecil yang sudah disiapkan untuk Zahra tadi. Seruni mendekat pada Aruna, agar tidak mengganggu percakapan Arya yang akan menanyai Zahra. Dengan jantung berdebar, Zahra menyaman

    Last Updated : 2023-04-05
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 491

    "Neng?!" suara Masitoh --nenek Zahra-- mengalihkan perhatian semua orang, Zahra langsung naik ke lantai kayu rumah panggung itu, diiringi isak tangis dia memeluk tubuh neneknya yang terlihat lemah. "Nini, Eneng pulang. Nini baik-baik saja, kan?" tanya Zahra memindai kondisi neneknya. Kening wanita tua itu dirabanya, merasakan suhu tubuh dari orang tua pengganti bapak dan ibunya. Hangat, rupanya Masitoh masih belum sembuh sepenuhnya. "Alhamdulillah, Neng. Nini baik, udah mendingan. Bi Yanti mengurus nenek dengan baik. Ini ada apa rame-rame begini? Mereka siapa?" tanya Masitoh menatap orang-orang yang tidak dikenalnya. Apalagi Lee dan Ji Hun, mata tua nenek enam puluh lima tahun itu bisa tahu, kalau mereka bukan orang asli pribumi. Zahra berdiri di samping Masitoh, sambil mengusap pipinya, Zahra mengenalkan orang-orang baik yang datang untuk membantunya keluar dari masalahnya. "Nini, yang itu Raden Arya, majikan Eneng. Yang perempuan adik iparnya, namanya Rara, yang di sebelahnya Aa

    Last Updated : 2023-04-05
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 492

    "Sudahlah, Neng, jangan kaget gitu. Uangnya sudah kamu pakai juga. Buat makan, buat sekolah. Memangnya kamu pikir dapat dari mana?!" tukas Dudung pada keponakannya. "Sekarang mah tinggal pilih saja, keluar negeri dengan jangka waktu satu tahun itu hutang beres? Atau menikah sama si Beni jadi istri keduanya? Hidup kamu akan senang walau jadi istri kedua. Banyak duit!"Rara bergidik mendengar perkataan Dudung, dia menatap benci pada lelaki itu. "Astagfirullah, Dudung!" pekik Masitoh. "Si Dudung kebangetan ini!" "Memangnya hutangnya berapa sih sama si Beni? Kok bisa jadi sebanyak itu?""Nggak heran sih, si Beni kan emang lintah darat!" "Makanya jangan mau berurusan dengan lintah darat." "Iya." Kembali bisik-bisik tetangga terdengar, "Sudah. Jadi total semua hutang sama bunganya seratus juta? Begitu?" pungkas Arya merasa sudah sangat muak, dia ingin segera pergi dari sana secepat mungkin, kembali bertemu dengan Seruni, dan menanyakan lagi perasaan istrinya itu kepadanya. "Iy--" "

    Last Updated : 2023-04-06
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 493

    Kesepakatan sudah dibuat, Dudung akan menerima uang dari Ji Hun besok dalam bentuk tunai. Tentunya mereka harus datang dulu ke bank untuk mengambil uang tersebut. Arya juga meminta lelaki itu menulis perjanjian hitam di atas putih, bahwa Dudung siap diperkarakan ke yang berwajib kalau sampai mengganggu Zahra lagi.Dudung sempat meragukan Ji Hun, dia tidak percaya kalau lelaki asing itu memiliki uang yang banyak seperti yang dijanjikannya. Namun hardikan dari pak RT menghentikan semua perkataan gila dari salah satu warganya tersebut. Sebagai jaminan, uang tunai dari Arya diberikan. Meski Arya menolak menerima pengembalian, Ji Hun tetap mentransfer sejumlah uang tersebut ke rekening Arya. "Baiklah, Mang Dudung, sudah jelas, ya?! Mamang jangan lagi mengganggu neng Zahra, kalau tidak mau berurusan dengan polisi seperti perjanjian yang sudah dibuat ini. Apa Mamang mengerti?!" tanya pak RT menatap Dudung yang terus tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, uang tiga puluh juta sudah ada di depa

    Last Updated : 2023-04-06
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 494

    Melewati alun-alun, Lee melihat gerobak penjual martabak, dia pun melihat pada Rara. "Beli martabak, Sayang," ujarnya melambatkan laju kendaraan. "Boleh." Rara melihat pada pedagang martabak yang lumayan ramai ditunggui pembeli. "Kita ajak Ji Hun kulineran." Lee menghentikan mobilnya, Ji Hun menatap keluar pada pedagang kaki lima yang ada di depan mereka. "Beli apa?" tanyanya. "Namanya martabak. Kamu pasti suka," jelas Lee. "Oh, bagus. Aku memang ingin mencoba banyak makanan." Ji Hun tersenyum senang. Rara membuka pintu, melihat itu Ji Hun pun bersiap untuk turun. "Kamu di mobil saja, nanti jadi perhatian kalau banyak nanya. Aku malas jadi penerjemah. Nggak dibayar!" "Sial*n, Hyong! Masa aku mengawasi dari sini saja? Bengong?" "Kamu bertukar pesan saja dengan Zahra. Nih aku kasih nomornya," ujar Lee meraih ponsel Rara yang tersimpan di dashboard. Setelah menemukan nomor Zahra dari aplikasi percakapan istrinya dengan gadis itu, Lee pun melihat ke kursi belakang. "Mau tidak?"

    Last Updated : 2023-04-06
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 495

    Keduanya terengah, saling tatap dalam rindu yang berkobar, saling sentuh dengan hasrat yang mulai menguasai. Kembali Arya mencoba menguasai bibir istrinya, namun teriakan disertai suara pintu yang dibuka paksa membuat keduanya saling menjauh. Brak! "Ayah! Ibu!" "Oeee!" Kehebohan terjadi setelah Aruna memekik kencang, si kembar yang tadinya anteng saat ibu dan bapaknya saling bertukar udara, kini menangis karena kaget oleh suara bedebum pintu juga lengkingan suara kakak mereka. Hap! Arya meraih Aruna dalam gendongan, sedang Seruni memburu kedua bayinya yang menangis berbarengan. "Zahra!" panggil Arya membawa Aruna melangkah keluar kamar. Sedang yang dipanggil berdiri canggung di depan pintu yang tertutup gorden. "Zahra di sini, A," jawab Zahra yang tentu saja tidak berani masuk ke kamar Seruni kalau ada Arya di dalamnya, kecuali memang ada perintah untuk dia masuk. "Kenapa Aruna biarkan masuk ke kamar seperti tadi?" tanya Arya pada Zahra begitu sampai di luar kamar, suara tan

    Last Updated : 2023-04-06

Latest chapter

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status