Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 471 - Chapter 480

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 471 - Chapter 480

526 Chapters

bab 471

Arya pamit pulang kemudian, dia menggendong Aruna yang akhirnya bisa tidur juga. Choi masih sempat menatap Zahra yang menangkupkan tangan saat berpamitan pada semua, Lee yang terus memperhatikan temannya itu, menggeleng heran dengan tingkah tidak biasa Choi kali ini. Benarkah dia juga waktu itu bersikap serupa Choi saat menyukai Rara di saat pertama jumpa? Apa Choi juga akan nekad seperti dirinya dalam mengusahakan cintanya? Kalau iya, bisa bahaya! Setelah Arya dan Seruni, giliran Choi, Jang, dan Kim yang berpamitan. Mereka bahkan mengajak paman Lee untuk ikut sekalian menginap di asrama saja, agar besok malam pergi ke bandara sekalian dari sana. Setelah mempertimbangkan semuanya, akhrinya paman Lee dan dokter keluarga mereka menyetujui usulan teman-teman Lee tersebut. "Ibu tidak apa-apa kan kalau aku ikut mereka?" tanya paman Lee pada nenek Han sebelum berkemas. "Tentu saja. Itu lebih baik, apalagi katanya dari sini saja jauh lagi ke perusahaan. Kalian pergi saja. Aku mau di sin
last updateLast Updated : 2023-03-31
Read more

bab 472

Rara tidak banyak protes, dia biarkan secepat apapun Lee mengendarai motornya, yang penting sampai dengan selamat, sampai di tempat kerja tepat waktu. Dia memeluk erat kekasih hatinya, mempercayakan keselamatannya hingga sampai di tempat tujuan. Bahkan keduanya seakan tidak memiliki bahan pembicaraan, hingga sepanjang perjalanan mereka bergelut dengan pikirannya masing-masing. Barulah saat roda dua itu sudah sampai di pusat kota, Lee dan Rara bisa bernapas dengan lega, berarti mereka masih ada kesempatan untuk menyantap sarapan sebelum bel tanda masuk berbunyi nanti. "Tegang juga ya bangun kesiangan," kekeh Lee sambil menoleh sebentar pada Rara. "Oppa sih, semalam nggak mau berhenti," sungut Rara sebal. "Jadinya kita kesiangan." "Ya mau gimana lagi?!" Lee tertawa puas. "Padahal tadi malam itu Rara mau bicara tentang nenek, malah udah diserang duluan," Rara menumpukan dagunya di pundak Lee, melihat kesibukan pagi di jalan yang mereka lewati. "Nenek? Kenapa dengan nenek?" "Ibu bi
last updateLast Updated : 2023-03-31
Read more

bab 473

Memasuki ruang produksi, Rara kembali mendapat godaan dari Lia. Gadis itu menarik Rara menuju mesinnya. "Duh, aku sebel sama kamu, Rara!" protes Lia pada temannya. Tanpa Rara tanya pun dia tahu kemana arah pembicaraan Lia. "Hehehe, maaf, ya?" Rara memeluk lengan Lia. "Tau, ah! Sebel aku," rajuk Lia. "Kita bicara nanti, ya? Takut leader kamu marah nanti. Aku mau ambil sample barang dulu." Rara menoleh ke meja leader Lia. "Janji?!" "Iya, aku janji. Nanti kita ngobrol setelah makan siang," ujar Rara memastikan. "Baiklah. Aku tunggu." Rara mengangguk, lalu berjalan ke arah tumpukan barang yang perlu diperiksa. Sesekali tersenyum dan mengangguk, saat karyawan lain beradu tatap dengannya. *****Lee memasuki kantor, beberapa orang staf menyampaikan ucapan selamat padanya begitu mendengar berita tentang pernikahan pria itu. Dengan wajah berbinar, Lee menyambut uluran tangan mereka dengan senang hati. "Selamat ya, Mister. Ditunggu party -nya." "Selamat, Mister, nggak nyangka sudah m
last updateLast Updated : 2023-03-31
Read more

bab 474

Lee tersenyum puas, meski tidak bisa melihat raut wajah istrinya saat mengatakan itu, dia tahu Rara pasti sedang merona tersipu malu setelah mengatakan isi hatinya. "Benarkah?" Lee mengecup kepala Rara. "Tidak akan Rara di sini, kalau Rara tidak menyayangi Oppa," jawab Rara menahan rasa malunya mengungkapkan segala perasaannya. "Hanya sayang?" bisik Lee semakin erat menggenggam tangan istrinya. "Cinta," lirih Rara. "Rara mencintai suami Rara." Rara sudah tidak peduli semerah apa wajahnya kini, dia hanya ingin Lee tahu, kalau perasaannya kini seperti itu padanya. Mencintainya. "Dan lelaki ini justru tidak bisa hidup tanpa wanitanya. Istrinya. Rara-nya. Saranghe, Yobo!" (Aku mencintaimu, Sayang) Rara memejamkan mata mendengar ungkapan cinta Lee dalam bahasa yang masih asing di telinganya, namun dia yakin, itu adalah ungkapan perasaan yang tulus untuknya. "Ajarkan Rara bahasa korea." "Tentu. Akan aku ajarkan semua padamu. Hanya untuk sekarang, pelajaran pengenalan tubuh dulu ya
last updateLast Updated : 2023-03-31
Read more

bab 475

Akhirnya Rara dan Lee memutuskan untuk langsung pulang setelah jam kerja berakhir, paman Lee tidak mengizinkan mereka ikut mengantar kepulangannya ke bandara nanti malam. Selain karena alasan neneknya, Lee juga diingatkan Rara kalau malam ini adalah malam ke tujuh tahlilan untuk Tirta. Setelah berpamitan pada pamannya, Lee dan Rara meninggalkan perusahaan dan kosan Robi yang menjadi tujuan mereka saat ini, ada yang perlu dibawa oleh Rara di tempat yang sudah menjadi tempatnya bernaung, hampir sebulan lamanya itu. Kendaraan roda dua itu berhenti di depan kosan yang pintunya terbuka sedikit, ada kuda besi milik Robi juga terparkir di sana. Rara sedikit heran, karena setahunya Robi bekerja masuk siang. "Kok, Robi tidak kerja, ya?" tanya Rara sambil turun dari boncengan, sedang Lee hanya mengamati dan mematikan mesin. Mendengar suara mesin motor berhenti di depan kostnya, Robi melihat dari kaca jendela. "Assalamua'aikum, Bi?!" salam Rara mendorong perlahan pintu yang tidak tertutup r
last updateLast Updated : 2023-04-01
Read more

bab 476

Robi menghubungi Zahra, dia sampai di desanya satu jam kemudian, dia langsung menuju ke rumah Tirta setelah mandi dan berganti pakaian. Di rumah besar itu dia mencari sosok Zahra yang belum terlihat. Ada Raja dan Cahaya beserta kedua jagoan mereka yang datang tadi siang, hingga Aruna bisa bermain dengan Dhaka tanpa harus diawasi Zahra. Robi mendekat pada Seruni, saat tidak menemukan Zahra begitu sampai. "Bi, kapan pulang?" tanya Seruni saat Robi menyalami. "Tadi, Teh," jawab Robi mencium Arash yang sedang digendong kakaknya. "Aisha mana?" tanya Robi menanyakan keponakannya satu lagi. "Digendong ibu." Robi mengangguk. "Kenapa? Kayak yang bingung gitu," tanya Seruni yang juga bisa mengenali dengan baik keadaan Robi. "Eh, kenapa gitu?" elak Robi pura-pura. "Jangan bohong! Nggak pantes," kekeh Seruni mengusap wajah adiknya, tidak menyangka adik lelaki satu-satunya itu bertumbuh menjadi lelaki tampan, dengan tubuh tinggi menjulang. Pantas menjadi lelaki idaman para wanita. "Lagi a
last updateLast Updated : 2023-04-01
Read more

bab 477

Lee dan Rara sampai tak berselang lama dengan Robi, tapi mereka langsung menemui nenek Han untuk melihat keadaannya. Di rumah Aji hanya ada nenek Han, Park, dan juga Min Ra. Karena bi Suti dan Bara pamit untuk membantu peringatan tujuh hari kepergian Tirta, meski begitu ada perangkat RT dan istrinya yang diminta Soleh untuk menemani tamunya itu untuk sementara waktu. "Nenek sudah makan?" tanya Rara begitu sudah ada di dekat nenek Han, Lee juga duduk di samping Rara, sementara nenek Han bersandar nyaman di petiduran. "Sudah, nenek sudah makan," jawab nenek Han setelah Lee mengartikan pertanyaan Rara. "Apa nenek betah di sini?" tanya Rara lagi, dia khawatir kalau nenek suaminya itu tidak merasa nyaman. "Kamu jangan khawatir Rara, nenek betah. Nyaman, bahagia. Kalian tidak perlu memikirkan nenek, lakukan semua sesuai rencana kalian. Bagaimana, sudah beres dengan mencari WO dan yang lainnya?" nenek Han menatap bergantian pada pasangan pengantin di depannya. "Sudah, Nek, tenang saja.
last updateLast Updated : 2023-04-02
Read more

bab 478

"Kuat ya, Sukma. Ada Arya, Aji, Seruni, dan Aylin yang akan bergiliran menjaga dan menemani. Aa harus pulang dulu," kata Denni menatap lembut istri mendiang adiknya itu. "Iya, Aa." Sukma mengangguk, lalu beralih pada Raja yang menyalaminya. "Bi, Raja pulang dulu, ya?" ujarnya menatap sang bibi. "Terima kasih, A." Raja mengangguk. "Aya," lanjut Sukma memeluk istri Raja. "Sabar ya, Bi." Cahaya mengusap punggung Sukma lembut. "Iya, Aya. Terima kasih." Satu persatu pun disalami, dengan janji akan datang saat resepsi pernikahan Rara dan Lee nanti, keluarga dari sulung Trah Subrata itu kemudian memasuki mobil. Denni melihat pada gundukan tanah yang di mana di bawahnya terbaring raga Tirta dalam peraduan abadinya. Semua terasa masih serasa mimpi, meski selama tujuh hari kebelakang, tak sehari pun dia lewatkan untuk berkunjung ke sana, berkirim doa tepat di atasnya, mengusap kayu yang bertuliskan nama Tirta seperti sedang mengusap kepalanya saja. Kini dengan sangat terpaksa, Denni pun
last updateLast Updated : 2023-04-02
Read more

bab 479

Hari berganti, meski hampir terlambat seperti kemarin, Rara dan Lee bisa pergi bekerja tanpa harus menggunakan motor lagi. Walau Rara harus menggigil kedinginan saat harus mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin, dengan Lee yang menatap iba pada wanitanya, meski saat malam datang tetap saja dia akan mengulang hal yang sama.Mereka tetap tidak sempat sarapan, dan lagi Lastri mengemas sarapan untuk keduanya dalam kotak makan yang sama seperti kemarin. "Mirip anak TK!" begitu Robi bilang dengan menatap sinis Rara yang mencebik tak acuh, sementara suaminya memanaskan mobil. Lalu setelahnya mereka sudah melaju di atas aspal, dengan Rara menyuapi suaminya yang fokus menyetir.Lee sudah mentransfer uang pelunasan pembelian tanah Oman, dan hari ini tanah tersebut akan dibersihkan juga dirapikan untuk persiapan resepsi, karena menurut rencana Indah akan meninjau tempat tersebut dua hari kedepan. Keramaian lalu lintas semakin terasa, laju kendaraan Lee pun sedikit tersendat, bahkan Rara
last updateLast Updated : 2023-04-02
Read more

bab 480

Lee membawa Rara menuju ruang kerja mereka, tatapannya tajam dengan memendam amarah, karena tahu lagi-lagi Rara diserang secara verbal juga mental, oleh orang-orang yang tidak mempercayai pernikahan mereka. Andai saja tadi Lee melihat Rara menangis lagi seperti waktu itu, sudah bisa dipastikan dia akan memarahi habis-habis orang yang menyerang Rara, tidak peduli kalau yang dihadapinya adalah wanita. Baginya, siapapun yang menyakiti Rara maka akan berhadapan dengannya. Siapapun. Untungnya Rara tadi terlihat begitu tenang, jadi Lee ikut tenang meski hatinya berkobar siap melalap lawan istrinya. Lee meminta Rara masuk lebih dulu, dengan patuh Rara memasuki ruang QC disertai ucapan salam. "Assalamua'aikum," salam Rara pada Ratna yang menoleh begitu pintu dibuka oleh Lee. "Wa'alaikumussalam, Rara!" sapa Ratna sumringah, dia baru bertemu lagi dengan Rara setelah mendengar status baru gadis itu. Rara segera mendekat pada Ratna yang membuka tangannya minta dipeluk, dia belum menyadari ka
last updateLast Updated : 2023-04-03
Read more
PREV
1
...
4647484950
...
53
DMCA.com Protection Status