Share

bab 475

last update Last Updated: 2023-04-01 20:21:00

Akhirnya Rara dan Lee memutuskan untuk langsung pulang setelah jam kerja berakhir, paman Lee tidak mengizinkan mereka ikut mengantar kepulangannya ke bandara nanti malam. Selain karena alasan neneknya, Lee juga diingatkan Rara kalau malam ini adalah malam ke tujuh tahlilan untuk Tirta.

Setelah berpamitan pada pamannya, Lee dan Rara meninggalkan perusahaan dan kosan Robi yang menjadi tujuan mereka saat ini, ada yang perlu dibawa oleh Rara di tempat yang sudah menjadi tempatnya bernaung, hampir sebulan lamanya itu.

Kendaraan roda dua itu berhenti di depan kosan yang pintunya terbuka sedikit, ada kuda besi milik Robi juga terparkir di sana. Rara sedikit heran, karena setahunya Robi bekerja masuk siang.

"Kok, Robi tidak kerja, ya?" tanya Rara sambil turun dari boncengan, sedang Lee hanya mengamati dan mematikan mesin.

Mendengar suara mesin motor berhenti di depan kostnya, Robi melihat dari kaca jendela.

"Assalamua'aikum, Bi?!" salam Rara mendorong perlahan pintu yang tidak tertutup r
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 476

    Robi menghubungi Zahra, dia sampai di desanya satu jam kemudian, dia langsung menuju ke rumah Tirta setelah mandi dan berganti pakaian. Di rumah besar itu dia mencari sosok Zahra yang belum terlihat. Ada Raja dan Cahaya beserta kedua jagoan mereka yang datang tadi siang, hingga Aruna bisa bermain dengan Dhaka tanpa harus diawasi Zahra. Robi mendekat pada Seruni, saat tidak menemukan Zahra begitu sampai. "Bi, kapan pulang?" tanya Seruni saat Robi menyalami. "Tadi, Teh," jawab Robi mencium Arash yang sedang digendong kakaknya. "Aisha mana?" tanya Robi menanyakan keponakannya satu lagi. "Digendong ibu." Robi mengangguk. "Kenapa? Kayak yang bingung gitu," tanya Seruni yang juga bisa mengenali dengan baik keadaan Robi. "Eh, kenapa gitu?" elak Robi pura-pura. "Jangan bohong! Nggak pantes," kekeh Seruni mengusap wajah adiknya, tidak menyangka adik lelaki satu-satunya itu bertumbuh menjadi lelaki tampan, dengan tubuh tinggi menjulang. Pantas menjadi lelaki idaman para wanita. "Lagi a

    Last Updated : 2023-04-01
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 477

    Lee dan Rara sampai tak berselang lama dengan Robi, tapi mereka langsung menemui nenek Han untuk melihat keadaannya. Di rumah Aji hanya ada nenek Han, Park, dan juga Min Ra. Karena bi Suti dan Bara pamit untuk membantu peringatan tujuh hari kepergian Tirta, meski begitu ada perangkat RT dan istrinya yang diminta Soleh untuk menemani tamunya itu untuk sementara waktu. "Nenek sudah makan?" tanya Rara begitu sudah ada di dekat nenek Han, Lee juga duduk di samping Rara, sementara nenek Han bersandar nyaman di petiduran. "Sudah, nenek sudah makan," jawab nenek Han setelah Lee mengartikan pertanyaan Rara. "Apa nenek betah di sini?" tanya Rara lagi, dia khawatir kalau nenek suaminya itu tidak merasa nyaman. "Kamu jangan khawatir Rara, nenek betah. Nyaman, bahagia. Kalian tidak perlu memikirkan nenek, lakukan semua sesuai rencana kalian. Bagaimana, sudah beres dengan mencari WO dan yang lainnya?" nenek Han menatap bergantian pada pasangan pengantin di depannya. "Sudah, Nek, tenang saja.

    Last Updated : 2023-04-02
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 478

    "Kuat ya, Sukma. Ada Arya, Aji, Seruni, dan Aylin yang akan bergiliran menjaga dan menemani. Aa harus pulang dulu," kata Denni menatap lembut istri mendiang adiknya itu. "Iya, Aa." Sukma mengangguk, lalu beralih pada Raja yang menyalaminya. "Bi, Raja pulang dulu, ya?" ujarnya menatap sang bibi. "Terima kasih, A." Raja mengangguk. "Aya," lanjut Sukma memeluk istri Raja. "Sabar ya, Bi." Cahaya mengusap punggung Sukma lembut. "Iya, Aya. Terima kasih." Satu persatu pun disalami, dengan janji akan datang saat resepsi pernikahan Rara dan Lee nanti, keluarga dari sulung Trah Subrata itu kemudian memasuki mobil. Denni melihat pada gundukan tanah yang di mana di bawahnya terbaring raga Tirta dalam peraduan abadinya. Semua terasa masih serasa mimpi, meski selama tujuh hari kebelakang, tak sehari pun dia lewatkan untuk berkunjung ke sana, berkirim doa tepat di atasnya, mengusap kayu yang bertuliskan nama Tirta seperti sedang mengusap kepalanya saja. Kini dengan sangat terpaksa, Denni pun

    Last Updated : 2023-04-02
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 479

    Hari berganti, meski hampir terlambat seperti kemarin, Rara dan Lee bisa pergi bekerja tanpa harus menggunakan motor lagi. Walau Rara harus menggigil kedinginan saat harus mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin, dengan Lee yang menatap iba pada wanitanya, meski saat malam datang tetap saja dia akan mengulang hal yang sama.Mereka tetap tidak sempat sarapan, dan lagi Lastri mengemas sarapan untuk keduanya dalam kotak makan yang sama seperti kemarin. "Mirip anak TK!" begitu Robi bilang dengan menatap sinis Rara yang mencebik tak acuh, sementara suaminya memanaskan mobil. Lalu setelahnya mereka sudah melaju di atas aspal, dengan Rara menyuapi suaminya yang fokus menyetir.Lee sudah mentransfer uang pelunasan pembelian tanah Oman, dan hari ini tanah tersebut akan dibersihkan juga dirapikan untuk persiapan resepsi, karena menurut rencana Indah akan meninjau tempat tersebut dua hari kedepan. Keramaian lalu lintas semakin terasa, laju kendaraan Lee pun sedikit tersendat, bahkan Rara

    Last Updated : 2023-04-02
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 480

    Lee membawa Rara menuju ruang kerja mereka, tatapannya tajam dengan memendam amarah, karena tahu lagi-lagi Rara diserang secara verbal juga mental, oleh orang-orang yang tidak mempercayai pernikahan mereka. Andai saja tadi Lee melihat Rara menangis lagi seperti waktu itu, sudah bisa dipastikan dia akan memarahi habis-habis orang yang menyerang Rara, tidak peduli kalau yang dihadapinya adalah wanita. Baginya, siapapun yang menyakiti Rara maka akan berhadapan dengannya. Siapapun. Untungnya Rara tadi terlihat begitu tenang, jadi Lee ikut tenang meski hatinya berkobar siap melalap lawan istrinya. Lee meminta Rara masuk lebih dulu, dengan patuh Rara memasuki ruang QC disertai ucapan salam. "Assalamua'aikum," salam Rara pada Ratna yang menoleh begitu pintu dibuka oleh Lee. "Wa'alaikumussalam, Rara!" sapa Ratna sumringah, dia baru bertemu lagi dengan Rara setelah mendengar status baru gadis itu. Rara segera mendekat pada Ratna yang membuka tangannya minta dipeluk, dia belum menyadari ka

    Last Updated : 2023-04-03
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 481

    Keluar dari rumah makan yang membuat para pengunjung lainnya malah memperhatikan mereka, keempat lelaki tampan dengan wajah khas mereka, membuat Rara sedikit risih atas tatapan orang-orang padanya. Untungnya Lee terus menggenggam tangannya, hingga Rara berhasil membangun kepercayaan dirinya lebih tinggi. Mampir ke masjid terdekat sebelum kembali melanjutkan perjalanan ke tempat Indah, Lee menunggu Rara keluar dari bagian wanita. Begitu istrinya sudah ada di depan mata, Lee kembali meraih tangannya dan menuju ke parkiran, di mana tiga orang sahabatnya menunggu dalam mobil. "Kalian benar-benar mau ikut?" tanya Lee begitu sudah duduk di belakang kemudi, mengarahkan tubuhnya ke kursi belakang agar bisa melihat dengan jelas ketiga temannya, yang bersandar dengan nyaman sambil memainkan ponsel mereka masing-masing. Tanpa menatap pada Lee yang bertanya dan menunggu jawaban, ketiganya mengangguk hampir bersamaan. Lee menghela napas panjang, dia tahu benar sifat gila para sahabatnya itu, m

    Last Updated : 2023-04-03
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 482

    Jang, Kim, dan Choi menahan tawa, Lee kalah atas titah wanita yang sudah menaklukkan hatinya. Tapi bukan Lee namanya kalau tidak bisa membalas ketiga sahabatnya, begitu sampai di depan gerbang perusahaan, Lee meminta ketiganya untuk turun, dan tidak mau mengantar mereka sampai di depan asrama. Meski dengan segala umpatan yang keluar dari bibir ketiganya, mereka turun dari mobil Lee dan masuk ke perusahaan, setelah tanpa perasaan Lee meninggalkan mereka bahkan sebelum pintu gerbang dibuka oleh satpam. Lee tertawa puas, sedang Rara menggeleng melihat tingkah Lee dan teman-temannya. "Kalian seperti anak kecil saja." "Biarkan! Mereka menyebalkan sekali," ujar Lee tanpa merasa bersalah sama sekali. "Kita jadi telat pulang. Padahal dari siang aku sudah ingin menyerang kamu, Sayang," ujar Lee menatap Rara sarat arti. "Dih!" Rara mencebik. "Kamu cantik sekali, Sayang. Aku jadi ingin sekali menciummu." "Itu sih emang maunya Oppa terus," cebik Rara. "Emang kamu enggak?" "Enggak!" "Ben

    Last Updated : 2023-04-03
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 483

    "Serius, Oppa?!" Rara masih meragukan perkataan Lee. Lee terkekeh geli. "Memangnya kamu pikir aku becanda?! Sini baringan lagi," ujar Lee menarik tangan istrinya, Rara pun menurut, dia kembali merebahkan diri dalam dekap hangat Lee. "Bukan gitu, nggak percaya aja," katanya. "Keluarga ibu Sukma juga ikut.""Duh, senangnya!" "Sayang pak Tirta sudah tidak ada," lirih Lee mengenang Tirta, kebaikannya, juga keramahannya. "Iya, juragan ayah sudah pergi." Rara ikut terkenang dengan sosok baik hati dan bersahaja itu. "Tapi ada pak Denni. Aku seperti melihat beliau dalam diri pak Denni." "Jadi bapak uwa juga akan ikut?" tanya Rara. Kembali mendongak. "Iya, dong!" Lee tertawa. "Pake uang Oppa?" tanya Rara tidak percaya. "Hmm." "Serius, Oppa?" "Kenapa? Tidak percaya?" Lee kembali tertawa. "Ya bukannya gitu. Pasti perlu banyak uang itu. Kalau satu tiket misalnya sekian, dikali sekian." mata Rara membulat. "Banyak banget!" seru Rara sambil berpikir, sekaya apa lelaki yang sudah menika

    Last Updated : 2023-04-03

Latest chapter

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status