Home / Fiksi Remaja / 8 Tahun Mencintainya / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of 8 Tahun Mencintainya: Chapter 131 - Chapter 140

148 Chapters

Dalang (1)

***Seusai masa ujian, Daver memutuskan untuk main ke rumah Natasya.Ting!Anara Emileypmas gantengwhere r u now🤨Daver NegaraldDi rumah mama nihTp mama lg di luar bentar lg pulangDrpd bolak balik aku nunggu ajaAnara EmileyokeeeyDaver NegaraldUdh makan?Mau digojekin ga?Anara Emileygaa maumaunya malem kita ketemutrs ke taichan senayan ok
Read more

Dalang (2)

..."Plis, Ma.." Daver berharap Natasya tidak sesuai dengan perkiraannya.Pipi Natasya berkedut. Ia mati kutu. Melihat itu, Daver yakin bahwa Natasya memang sungguh pelakunya."Wah.." Daver sampai kehilangan kata-kata. Ia merenggut rambutnya. "Gila.. semua orang udah gila!""Daver, denger Mama dulu, Sayang.." Natasya menarik tangan Daver. "Soal itu udah Mama bicarain sama Tante Venya dan dia juga setuju asal Rezo gak main fisik sama Fara. Jadi—""Demi apa Mama pake cara sebodoh itu buat deketin aku sama Fara?!" Daver tidak sadar ia membentak saking marahnya. "Ma! Aku bukan anak kecil lagi! Stop urus hal yang bukan urusan Mama!Bibir Natasya bergetar.
Read more

Venya

***Sepulang dari rumah Natasya, Daver meminta Zhenix untuk berkumpul dengan alasan genting di rumah Fara tanpa Rino, Evan, dan Elena."APA?!" Fara menganga tidak percaya."Serius lo, Dav?""Kok bisa sih?"Daver sudah menceritakan semua yang baru ia ketahui. Terutama soal rencana Natasya dan Venya yang mempergunakan Rezo sebagai badut untuk Fara."Udah gue bilang, gue curigain seseorang. Gue yakin banget gak mungkin Tante Venya bisa konek sama Rezo tanpa perantaranya," papar Daver. "Siapa lagi kalo bukan nyokap gue kan.""Gue gak sampe ekspetasiin Nyokap lu juga sih," ujar Ander.
Read more

Penjelasan

***⏪throwback⏪Hari di mana penembakan Rezo terjadi.Letta tidak tahu mau berbuat apa karena hanya ia satu-satunya manusia yang tidak terkapar. Ia telah mengusir Daver dkk untuk pergi tadi. Kini, sendiri juga membuat ia kacau."Telepon ambulans.." Tangan Letta bergetar kuat saat mengetuk nomor darurat rumah sakit.Setelah berhasil menelepon, Letta memandang tubuh Rezo lagi."Cek.. cek.." gumam Letta kecil. Ia mengecek denyut nadi Rezo di tangan dan leher.Ia bengong seketika saat merasakan ada denyut di sana
Read more

Life Goes On

⏩⏩⏩"Life is keep going. So, move on."-Elena Runabel***Anara telah dibawa ke rumah sakit dan diperiksa di UGD. Ia dianjurkan untuk rontgen agar terbukti apakah tulangnya patah atau tidak.Setelah dicek, untung sekali tulang selangkanya tidak apa-apa. Hanya saja memang tampak lebam dari luar. Namun, setidaknya tidak buruk sampai patah."Jangan bilang-bilang ke nyokap gue ya, Far," pesan Anara, saat mereka sudah di dalam mobil.Fara tidak merespons.Anara yang duduk di depan pun langs
Read more

Kedamaian

***"Dari mana aja kauuu?" tanya Evan, saat Daver baru datang ke tempat mereka kumpul.Tadi jadinya Evan yang menjemput Anara. Itu juga atas permintaan Daver sih karena laki-laki itu harus ke rumah Natasya dulu."Lo yang nyuruh kumpul, lo yang telat." Kepala Ander bergeleng."Gimana nyokap lo, Far? Ada ulah lagi gak?" Daver mengalihkan topik. Suasana hatinya masih agak kacau."Enggak. Tadi pagi pas gue balik dari rumah Letta, dia cuma diemin gue doang," jawab Fara. "Emang kenapa? Nyokap lo berulah?"Daver mengedikkan alis."Kenapa?" Anara langsung tanya. Ia juga peka atas muka suntuk Daver. "Tante Natasya ngapain lagi?"
Read more

The Last Game (1)

"Thankful for life's lessons."-Gema Sergio***2 bulan kemudianMalam ini, SMA Ravalis mengadakan prom night di salah satu hotel yang terletak di Jakarta Selatan. Anara, Fara, dan Letta sengaja janjian mengenakan gaun yang anggun dan super cantik pada sesi pertama, sesi yang lebih formal. Pada sesi kedua, mereka memberanikan diri untuk mengganti gaun dengan yang lebih menonjol dan heboh."Cantik-cantik bet begooo!" Evan baru kali ini niat muji temannya sendiri. "Gila lo bertiga!""Ah, masaa?" ledek Fara. "Bego sih baru nyadar!"
Read more

The Last Game (2)

***Rezo mengangkat sebelah bibirnya. Ia tertawa sinis saat menyadari keberhasilannya membuat Gema terikat di kursi tidak berdaya.Rezo menyuruh dua orang yang dibayarnya untuk minggir. Ia mendekati Gema dan mengangkat dagu cowok itu."Lo tau apa konsekuensi dari ngelanggar permintaan gue?" tanya Rezo, geram. "Apa lo lupa di mana letak kesalahan lo?""Kekalahan lo dari Daver itu udah jadi nasib lo!""AAAARGHH!" Rezo meraung-raung. "JELAS-JELAS LOO! LO ITU MULA DARI KEKALAHAN GUE!"Napas Gema rusak tak beraturan. Dengan darah mengalir dari hidungnya, ia semakin sulit bernapas."GUNANYA LO MASUK RAVALIS APA? TUGAS LO APA?!"
Read more

They Go

"Cause the reason is i madly in love with you. No matter what, i'll fight for it."-Daver Negarald***1 bulan kemudianSebelum datang saatnya di mana mereka harus memulai pendidikan sebagai mahasiswa, Zhenix berencana untuk berjalan-jalan ke Lombok dan menginap selama tiga hari di sana.Mereka berangkat agak siang dari Jakarta. Karena perjalanan Jakarta-Lombok itu dua jam, alhasil mereka sampai di Lombok sekitar jam 05.30."Woi! Buruan jangan lama beres-beresnya!" teriak Letta ke kamar cowok."Apaan sih!" Evan menutup kuping. "Cempreng bet s
Read more

To Lombok

***"Na, jadian yuk!""HA?" Elena kaget dengan ucapan Evan yang tiba-tiba. Ia mengambil es kelapa dan memberikannya. "Mabok lo!""Ih, serius, Na. Emangnya lo gak mau punya cowok cakep plus humoris kayak gue?" Evan mengedikkan alisnya sambil mengelus-elus dagu.Elena tertawa melihat kepedean yang Evan tampilkan. "Udah-udah, gak usah ngaco deh, ayo balik. Yang lain juga pada mau minum es-nya.""Lo mah gitu, Na. Digantung mulu gue." Evan ngambek."Emang lo mau nerima kekurangan gue?" tanya Elena, sebenarnya hanya bergurau.Namun, Evan menanggapinya dengan serius. "Lo pikir gue sesempurna itu untuk gak milih lo dengan alesan yang
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status