***
"Dari mana aja kauuu?" tanya Evan, saat Daver baru datang ke tempat mereka kumpul.
Tadi jadinya Evan yang menjemput Anara. Itu juga atas permintaan Daver sih karena laki-laki itu harus ke rumah Natasya dulu.
"Lo yang nyuruh kumpul, lo yang telat." Kepala Ander bergeleng.
"Gimana nyokap lo, Far? Ada ulah lagi gak?" Daver mengalihkan topik. Suasana hatinya masih agak kacau.
"Enggak. Tadi pagi pas gue balik dari rumah Letta, dia cuma diemin gue doang," jawab Fara. "Emang kenapa? Nyokap lo berulah?"
Daver mengedikkan alis.
"Kenapa?" Anara langsung tanya. Ia juga peka atas muka suntuk Daver. "Tante Natasya ngapain lagi?"
<"Thankful for life's lessons."-Gema Sergio***2 bulan kemudianMalam ini, SMA Ravalis mengadakanprom nightdi salah satu hotel yang terletak di Jakarta Selatan. Anara, Fara, dan Letta sengaja janjian mengenakan gaun yang anggun dan super cantik pada sesi pertama, sesi yang lebih formal. Pada sesi kedua, mereka memberanikan diri untuk mengganti gaun dengan yang lebih menonjol dan heboh."Cantik-cantik bet begooo!" Evan baru kali ini niat muji temannya sendiri. "Gila lo bertiga!""Ah, masaa?" ledek Fara. "Bego sih baru nyadar!"
***Rezo mengangkat sebelah bibirnya. Ia tertawa sinis saat menyadari keberhasilannya membuat Gema terikat di kursi tidak berdaya.Rezo menyuruh dua orang yang dibayarnya untuk minggir. Ia mendekati Gema dan mengangkat dagu cowok itu."Lo tau apa konsekuensi dari ngelanggar permintaan gue?" tanya Rezo, geram. "Apa lo lupa di mana letak kesalahan lo?""Kekalahan lo dari Daver itu udah jadi nasib lo!""AAAARGHH!" Rezo meraung-raung. "JELAS-JELAS LOO! LO ITU MULA DARI KEKALAHAN GUE!"Napas Gema rusak tak beraturan. Dengan darah mengalir dari hidungnya, ia semakin sulit bernapas."GUNANYA LO MASUK RAVALIS APA? TUGAS LO APA?!"
"Cause the reason is i madly in love with you. No matter what, i'll fight for it."-Daver Negarald***1 bulan kemudianSebelum datang saatnya di mana mereka harus memulai pendidikan sebagai mahasiswa, Zhenix berencana untuk berjalan-jalan ke Lombok dan menginap selama tiga hari di sana.Mereka berangkat agak siang dari Jakarta. Karena perjalanan Jakarta-Lombok itu dua jam, alhasil mereka sampai di Lombok sekitar jam 05.30."Woi! Buruan jangan lama beres-beresnya!" teriak Letta ke kamar cowok."Apaan sih!" Evan menutup kuping. "Cempreng bet s
***"Na, jadian yuk!""HA?" Elena kaget dengan ucapan Evan yang tiba-tiba. Ia mengambil es kelapa dan memberikannya. "Mabok lo!""Ih, serius, Na. Emangnya lo gak mau punya cowok cakep plus humoris kayak gue?" Evan mengedikkan alisnya sambil mengelus-elus dagu.Elena tertawa melihat kepedean yang Evan tampilkan. "Udah-udah, gak usah ngaco deh, ayo balik. Yang lain juga pada mau minum es-nya.""Lo mah gitu, Na. Digantung mulu gue." Evan ngambek."Emang lo mau nerima kekurangan gue?" tanya Elena, sebenarnya hanya bergurau.Namun, Evan menanggapinya dengan serius. "Lo pikir gue sesempurna itu untuk gak milih lo dengan alesan yang
"We called it family."-ZHENIX***Sudah pukul 3 subuh, tapi Rino belum bisa tidur. Padahal yang lain udah tepar dari jam 12 malam. Karena lapar, ia pun akhirnya keluar kamar untuk mencari cemilan.Ceklek!Rino menyalakan lampu. Ia berjalan ke dapur. Agak sedikit heran karena ada suara air mendidih."Oy!" panggil Letta, ternyata lagi masak mie instan. "Ngapain lo?""Kaget, kirain siapa." Rino mengelus dada, lalu tertawa. "Bikin apaan, Ta?""Mie. Mau?"
***Anara selesai dengan aktivitas bersih-bersihnya. Dari yang bau keringat karena habisworkout,kini gadis itu sudah kembali wangi semerbak.Anara menyisir rambut, setelah itu mengambil vitamin rambutnya. Namun, ketika mengambil benda tersebut, ia melihat ada ransel Daver."Dav, kok tas kamu nyasar di sini?" teriak Anara dari dalam kamar."Iya, Ra! Tadi aku minjem kamar mandi kalian buat mandi, terus sekalian aku pindahin tasnya biar gampang cari baju, parfum, dll," jawab Daver dengan suara yang besar.Anara mengangguk paham. Lalu, ia memakai vitamin rambutnya dan kembali menyisir."Itu apaan dah?" gumam Anara kecil, salah fokus ke amplop berisi surat yang
"So, it does end like this, doesn't it?"-Davenara***Sesuatu yang sangatrareakan terjadi malam ini di rumah Giselle. Bayangkan saja, Gantara dan Natasya mau menghadiri makan malam bersama. Padahal sejak bertahun-tahun lalu diajak, mereka tidak pernah mau.Mungkin bisa jadi karena hari ini adalah hari ulang tahun Grace, anak Giselle. Jadi Gantara dan Natasya selaku opa-oma anak empat tahun itu mau turut serta.Tentu di kesempatan berharga ini Daver mengajak Anara. Bahkan cowok itu membelikan Anaradressformal supaya mereka semua bisa berseragam."Happy birthday to Grac
***"Ra? Kok manyun sih? Seneng dong harusnya karena tau Mama demen sama kamu."Daver dan Anara baru saja sampai di danau yang pernah mereka kunjungi waktu lalu. Memang gelap jadinya karena ini sudah malam. Akan tetapi, ada banyak lampu yang menyala dan beberapa pedagang yang masih menggelar lapak.Anara tidak menanggapi. Pikirannya sedang tidak fokus. Ia juga tadi lagi sibuk mengetik sesuatu di ponselnya."Are you okay?""Ya?" sahut Anara asal."Kamu gak apa-apa?" ulang Daver sabar. Ia menatap Anara. "Dari kemarin, kamu agak beda. Aku mau nunggu kamu cerita sebelum aku duluan yang tanya. Eh, kamu gak cerita-cerita." Ia terkekeh bercanda.