Happy reading....Rey melirik tajam Sinta yang kini duduk di sampingnya. Wanita itu terlihat acuh tak menampilkan wajah bersalah. Hal yang membuat Rey semakin geram. Belum lagi saat mendengar ucapan pria di hadapannya. Rahang Rey terasa akan jatuh dari tempatnya."Kau hanya perlu mengisi surat ini, Sinta. Setelah itu kau boleh keluar," kata pria paruh baya itu terdengar begitu ramah."Baik, Pak," jawab Sinta menoleh ke arah Rey sambil tersenyum miring. Atau tepatnya tengah mengejek Rey."Bagaimana dengan saya, Pak?" Rey juga ingin cepat pergi dari sana namun lelaki itu justru terlihat mengabaikannya. Bahkan hingga Sinta keluar dari ruangan itu dia tak kunjung juga menyuruh Rey melakukan apapun. "Pak, ini sudah tiga puluh menit sejak Sinta keluar. Bapak tidak melupakan saya, bukan?" Dosen lelaki yang tadinya sibuk sendiri saja kini menatapnya. "Saya tidak lupa, hanya saja saya sedang menunggu seseorang saat ini." Rey lantas menatap tidak percaya pada dosen tersebut. Apa-apaan ini?
Terakhir Diperbarui : 2022-08-15 Baca selengkapnya