Semua Bab Hati yang Terbagi : Bab 21 - Bab 30

147 Bab

Bab 21

"Apa benar jika, pak Gunawan telah menikah lagi, Bu?Pak Adrian yang merupakan bos dari Mas Gunawan menatapku lekat. Aku menunduk seolah pertanyaan itu sebuah luka yang sedang berdenyut nyeri. Melihat aku yang masih diam, Pak Adrian kembali melanjutkan kata."Sebenarnya, perusahaan ini sudah sejak lama berkomitmen dengan peraturan untuk tidak menerima karyawan yang memiliki istri lebih dari satu, karena akan menganggu kinerja dalam mereka bekerja. Saya sedikit kecewa dengan Pak Gunawan, Kenapa dia malah menyembunyikan dari saya."Tampak pria yang masih terlihat muda itu sangat kecewa."Maaf Pak, jangankan pada Bapak. Saya saja juga baru tau. Selama bertahun-tahun dia menyembunyikan perempuan itu. Dan beberapa bulan belakangan ini dia membawanya tinggal tak jauh dari tempat tinggal Mamanya.""Jadi, Ibu juga baru tau?"Aku mengangguk."Ya Allah ..." Desisnya."Sebelumnya saya mohon maaf kepada ibu. Jika pak Gunawan terpaksa kami keluarkan dari perusahaan ini. Kami khawatir dia akan menj
Baca selengkapnya

Bab 22

Mama sudah ditangani dokter. Hari sudah mulai gelap. Namun belum ada kabar dari teman-temanku. Kini aku dan Tante Irma duduk di ruang tunggu."Sayang, Tante ga tau gimana harus membalas kebaikan kalian. Tante benar-benar berterima kasih atas bantuan kamu dan teman-temanmu itu, Nak.""Tante, itu sudah kewajiban Alina sebagai anak. Tante jangan berpikir yang tidak-tidak, tak ada balas budi, kita ini keluarga."Tante Irma langsung memelukku sambil menangis haru."Sungguh merugi Gunawan menyia-nyiakan kamu, Sayang. Kamu itu wanita berhati mulia."Aku tersenyum tipis. Tapi, kisah hidupku tak semanis Cinderella, yang akhirnya bertemu pangeran tampan. Aku hanya wanita yang dipunggut lalu dicampakkan. Mungkinkah karena aku mandul seperti yang Raisa katakan, Mas Gunawan lebih memilih mempertahankan Raisa dari pada aku? ah, nasib cinta yang mengenaskan."Al, kenapa melamun?" Tante Irma mengejutkan lamunanku. Aku langsung menoleh."Kamu lagi mikirin apa, Sayang. Bicaralah pada Tante, jadikan Tan
Baca selengkapnya

Bab 23

Berulang kali kuputar video itu. Memastikan jika aku tidak salah dengar."Ini mah si Siti, Siti Nurlela, kita manggilnya Siti. Kalau Raisa Humaira teh, adiknya. Udah lama meninggal waktu masih kecil. Kabarnya jatuh di Empang. Tapi, kalau dilihat mah seperti habis di siksa. Tapi, ya gitu kita kan orang luar, ga tau apa-apa." ujar wanita tua yang hampir separuh rambutnya sudah memutih itu, ketika melihat foto Raisa."Jadi, ini bukan Raisa, Mbah?""Ya jelas bukan! Raisa udah meninggal kok. Mbah ikut dalam pemakamannya.""Lalu orang tua Raisa eh, Siti ini dimana, Mbah?""Setelah Raisa meninggal. Si Siti ngilang entah kemana. Yang Mbah tau, Mak sama Bapaknya nyariin dia ke Jakarta. Karena dapat kabar Siti naik bis ke Jakarta.""Jadi, orang tuanya juga tak ada di kampung ini?" "Engga, udah lama ga. Itu rumahnya di ujung jalan. Udah lapuk, tak ada yang merawat." ujar si Mbah sambil menunjuk ke ujung jalan.Video berdurasi hampir lima menit itu membuatku benar-benar tak habis pikir. Bagaiman
Baca selengkapnya

Bab 24

POV Gunawan"Kamu yakin, bisa merawat Mama?" Ujarku pada Raisa wanita yang lima tahun ini sudah kunikahi secara siri meski tanpa persetujuan Mama."Yakin lah! Masa merawat Mama aja aku ga bisa." Wanita yang tak lagi memakai kerudungnya itu terus mengoles lipstik di bibirnya."Kalau kamu merasa ga mampu, biar aku carikan pembantu. Jangan sampai kejadian seperti kemarin lagi. Aku ga mau Alina makin memojokkan kamu."Sejak Alina datang waktu itu, aku mulai sedikit lebih perhatian pada Mama. Aku lebih cerewet pada Raisa. Berharap dia merawat Mama dengan sepenuh hati. Karena upaya membujuk Alina untuk tetap menjadi istriku, sepertinya sia-sia. Dia sudah mendaftarkan gugatan cerai ke pengadilan, bahkan sudah memasuki sidang kedua."Pelakor itu, memang selalu mencari celah. Setelah gagal merebut Mama, sekarang dia berusaha mengambil perhatian Tante Irma. Pasti ingin agar Tante Irma memihak dia dan mengambil semua harta milik Mama.""Jangan berburuk sangka, Alina tak seperti itu.""Kamu membe
Baca selengkapnya

Bab 25

"Gimana rasanya?" perempuan yang menendangku berucap angkuh.Aku tak bisa menjawab, ngilu ini masih menyiksa begitu juga malu sekali rasanya."Lea! Elu ini apa-apaan. Kalau dia mati gimana? Kantung ajaibnya ditendang begitu." bentak Pak Baihaqi yang mulai mendekat."Mati ya dikubur lah, Bang. Masa dipajang." Ketusnya cuek.Astaga, perempuan macam apa yang menjadi teman Alina."Lagi pula, dia bawa pisau, mau membunuh Alina.""Serius, Lu!""Iya, tuh pisaunya!" Perempuan itu memungut pisau yang tergeletak di lantai tak jauh dariku.Pak Baihaqi baru datang memang tidak melihat bagian awal. Dia tidak tahu jika aku membawa sebuah pisau lipat di saku celanakul"Oh, jadi ini mantan suami Alina yang punya istri dua itu."Lelaki itu setengah jongkok di depanku. Matanya menatapku lekat, seakan sedang mengingat ingat sesuatu."Saya pernah melihat kamu, tapi saya lupa dimana." Ujarnya kemudian. Aku tak berani mengatakan siapa aku sebenarnya, bisa-bisa Pak Baihaqi melaporkan aku pada Pak Adrian ka
Baca selengkapnya

Bab 26

Mas Gunawan sudah pergi. Kini tinggal aku dan Ubay di ruangan ini. Lelaki itu ternyata seorang laki-laki kaya dengan penampilan yang sederhana. Sungguh aku semakin merasa tak pantas untuknya. Ah, ngomong apa aku. Aku masih berstatus istri orang, malah memikirkan lelaki lain, Astaghfirullah."Al, sebaiknya kamu tinggal dengan Lea, biar ada yang jaga. Biar aku yang sementara tinggal di tempat lain."Aku mengerutkan kening."Loh, kenapa memang?"Ubay tampak salah tingkah."Aku khawatir mantan suamimu akan mengganggu lagi."Aku tersenyum lalu menghela napas dalam-dalam."Dia tak tau rumahku yang sekarang. Tak apa, InsyaAllah semua akan baik-baik saja."Lama Ubay menatapku hingga risih sekali rasanya. Aku menghindar dengan pura-pura mengambil minum lalu keluar."Bay, ngelamun aja lu! Yuk, kita pulang. Tadi, nyokap nelpon, minta lu datang. Ada yang mau di bicarakan.""Eh, iya!" Ubay gelagapan saat Lea menyeru kencang dibalik pintu."Ngelamun cewek mulu, lu! Lamar sono!""Tunggu dia lepas du
Baca selengkapnya

Bab 27

"Sayang, nanti Papanya Sabila akan datang kesini. Sabila tunggu Papa saja, ya. Tante masih banyak pekerjaan." Aku berusaha membujuk Sabila.Tangis gadis kecil itu malah lebih kencang. Dia terus berteriak sambil memegang kakiku."Ya ampun, nih anak, udah Ibunya nyebelin, anaknya juga ga tau kondisi." Rutuk Tante Irma yang mungkin tak terima saat Mas Gunawan menitipkan Sabila padanya. Apalagi jika teringat perlakuan Raisa alias Siti padanya."Ya udah, gini aja Tante. Sabila, Alina bawa dulu. Nanti kalau Mas Gunawan sudah pulang Tante kabari, ya. Biar Alina antar lagi kesini.""Iya, Al. Maafin yaa, Tante benar-benar ga enak sama kamu."Aku tersenyum."Gapapa, Tante. Anggap aja lagi beramal."Aku pun membawa gadis kecil itu bersamaku. Semua rencana aku batalkan. Aku mengetik pesan di grup rempong.[Guys, anak calon mantan maduku nih.]Sembari melampirkan foto Sabila yang sudah duduk di kursi disampingku. Kini kami sedang di dalam mobil hendak pulang.[Widiiih! niat bener jadi bidadari, ja
Baca selengkapnya

Bab 28

Lho ini kan orang tua nya Siti? Kenapa jadi pencuri?Aku memperbesar gambar di layar ponselku. Bener, ga salah lagi. Ini Bapak-bapak yang mengaku Bapaknya Siti. "Kenapa Al?" Lea yang mungkin heran melihatku kini menghampiri. Melihat apa yang tengah aku perhatikan."Ini seperti Bapak Siti, Le."Lea mengambil alih ponselku."Siti si Raisa gadungan? Masa, sih?""Iya! Aku inget banget kok, kumis dan tahi lalat nya mirip Rano Karno.""Kalau gitu besok kita samperin aja.""Kamu temenin, ya?""Iya.""Tapi, aku mau ketemu Pak Arsyad dulu. Kemarin sudah janjian besok mau bertemu.""Oh, ya, bagaimana proses perceraian lu?""Alhamdulillah tinggal selangkah lagi.""Wah, bentar lagi kita sama ya. Janda muda dan seksi.""Seksi? Maaf ya, aku ga mau jadi janda muda seksi. Aku ingin menjadi janda muda Sholehah.""Iya deh, iyaa ..." Aku terkekeh melihat ekspresi Lea yang bergegas menutup pahanya yang tersingkap karena duduknya yang tak sopan.***Pagi ini aku memandikan sabila. Rencana setelah mengan
Baca selengkapnya

Bab 29

Seorang wanita yang tak lagi muda dengan dandanan yang begitu menawan datang bersama seorang perempuan muda dengan gaya sosialita. Tanpa permisi keduanya masuk kerumah yang pintunya dalam keadaan terbuka itu. Mataku begitu terkesima ketika kedua orang itu sudah begitu dekat denganku."Mbak Aina Maharani Putri?" desisku, tanpa sadar bibirku sedikit terbuka."Awas lalar masuk!" sentak Ubay yang ternyata melihat reaksiku.Aku langsung merapatkan bibir. Tapi tak dipungkiri rasa kagum itu makin menjadi-jadi. Mimpi apa aku ketemu seorang selegram terkenal merangkap artis cantik yang wajahnya sering muncul di televisi, youtobe dan tiktok itu. Perempuan itu memamerkan senyum sambil berjalan ilegan ke arahku. Tangannya mengait ditangan wanita disebelahnya, sangat harmonis.Lea dan Ubay mendekati mereka, lalu menyalami perempuan yang memakai baju kebaya dengan sanggul yang menghiasi rambutnya.Aku terpaku, apa itu Ibunya Lea? Dan apa Mbak Aina saudaraan sama mereka. Duh, kenapa ga bilang-bilan
Baca selengkapnya

Bab 30

Paginya aku berangkat ke rumah Tante Irma. Semalam memang kami sudah janjian untuk bertemu. Mama Tety dijaga oleh Adit anaknya Tante Irma, jadi hari ini Tante bisa ke rumah sakit agak siang."Maafin Tante, ya, Al. Tante benaran malu sebenarnya ngeluh sama kamu. Tak seharusnya anak ini Tante titip sama kamu. Tapi saat ini posisi Tante, serba salah. Mau dibawa kerumah sakit, kasian. Ditinggal ga ada yang jaga. Om, selalu pulang malam. Sedangkan Adit, mana ngerti jagain anak kecil." Adit masih kuliah, apalagi memang anak satu-satunya, pasti untuk urusan jagain anak kecil itu sedikit mustahil."Gapapa, Tante. Walau sebenarnya saat ini Alina dan Mas Gunawan sudah resmi bercerai.""Resmi bercerai?Serius, Nak?"Aku mengangguk. Mata Tante Irma berkaca-kaca."Ya Allah ... Tante ga bisa membayangkan jika Mbak Tety tahu." ujarnya dengan suara bergetar menahan tangis."Kasian Gunawan. Walau kelakuannya benar-benar menyebalkan, dia tetap ponakan Tante. Sekarang semua yang kena getahnya." Lanjutnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status