Home / Rumah Tangga / Kapokmu Kapan, Mas? / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kapokmu Kapan, Mas?: Chapter 21 - Chapter 30

79 Chapters

Bab 21

Kapokmu Kapan, Mas? (21)"Ti ... buruan!" Ira memanggil.Aku bergegas menyusulnya. Padahal, ingin sekali rasanya menanyakan maksud percakapan mereka. Terlebih tentang detail yang terjadi minggu lalu.Apa yang terjadi pada minggu lalu dengan Miska? Apakah dia melakukan sebuah kejahatan serius? Atau sesuatu yang membahayakan orang lain?Semua pertanyaan itu berlarian dalam benakku selama aku melanjutkan perjalanan menuju ruang UGD."Kenapa lama banget tadi, Ti?" Ira bertanya setelah aku menyejajarkan posisi."Aku denger percakapan orang tadi, Ra.""Siapa?"Ira berhenti melangkah dan membalikkan badannya. Sepertinya mencari orang yang kumaksud."Gak ada siapa-siapa," katanya.Ira kembali memutar badan dan menyejajarkan langkah denganku."Tadi ada, kok.""Siapa?""Kayaknya, sih, temennya Miska. Temen kerja.""Beneran? Ngomongin apa mereka, Ti?" Tepat saat Ira bertanya demikian, kami sampai di depan ruang UGD.Kami langsung diarahkan masuk ke ruang UGD mengikuti perawat yang mengantar kami
last updateLast Updated : 2022-05-28
Read more

Bab 22 a

Kapukmu Kapan Mas? (22) "Kenapa, Ti? Kamu kenal cowok itu?" Pertanyaan Ira mengejutkanku. "Kayaknya sih, iya, Ra. Aku kayak pernah lihat, tapi gak tau di mana." "Coba inget-inget, Ti!" "Iya ini aku lagi coba inget-inget, Ra." "Ya udah, kamu coba inget-inget dulu, biar aku cari info lanjutan di sini." Ira menunjuk ponsel Miska. Siapa kira kira pemuda itu. Wajahnya begitu akrab. Akan tetapi, saya terlalu sulit mengingatnya. Kami masih asik berkutat dengan kegiatan masing-masing saat seorang perawat mendekatinya. "Maaf, Ibu Titi, bisa ikut saya ke bagian administrasi?" tanya perawat itu, sopan. "Ada apa ya, Sus?" Aku bertanya. Ira hanya melihat sekilas ke arah perawat itu, kemudian kembali fokus dengan ponsel Miska di tangan. "Ada urusan administrasi yang harus Ibu diselesaikan untuk segera dapat memindahkan pasien ke ruang rawat khusus." "Loh, emang udah bisa, Sus?" "Mari ikut saya, Bu. Nanti dijelaskan oleh dokter." "Iya, Sus. Sebentar." Aku kemudian menghabiskan sisa min
last updateLast Updated : 2022-05-28
Read more

Bab 22 b

Kapokmu Kapan, Mas? (22b)Tugas pertama Mbok Mina adalah menyuapi Bang Robi dan Miska makan malam. Makan malamnya sengaja kupesan lewat aplikasi ojek online. Aku masih sangat lelah untuk harus keluar mencari makan. Aku memesan empat porsi untuk makan malam kami."Saya makan biasa saja, Bu." Mbok Mina sempat menolak menu yang kupesankan dengan alasan sungkan."Jangan kayak gitu, Bi. Rezeki jangan ditolak." Aku mengingatkan.Akhirnya Mbok Mina pasrah dan menerima menu makanan yang kupesankan. Aku sengaja memesan makanan istimewa untuk makan malam. Sesekali memanjakan lidah, tidak salah, kan. Mumpung sedang bebas memegang uang.Aku izin istirahat terlebih dahulu pada Mbok Mina. Beliau mengiakan dan berjanji untuk mengurusi semua kebutuhan Miska dan Bang Robi sebelum beliau istirahat.Pagi hari, saat aku keluar kamar, rumah sudah rapi. Mbok Mina juga sudah menyiapkan sarapan di meja makan. Beliau bahkan sudah membersihkan tubuh Miska dan Bang Robi. Aku memang kembali tidur setelah salat S
last updateLast Updated : 2022-05-28
Read more

23 a

Kapokmu Kapan, Mas? (23)Pria di foto bukannya Mas Andre, sahabat suamiku? Benarkah dia terlibat dalam hal ini? Kalau iya, apa motifnya?"Kirim ke WA saya, ya, Mas!" Ira meminta kepada Mas Adam sebelum dia melajukan mobilnya.Sebelumnya, kami memang sudah bertukar nomor ponsel dengan Mas Adam. Tujuannya untuk saling berbagi informasi bila diperlukan. Mas Adam berniat membantu kami demi bisa menyelamatkan Miska. Sebuah pengorbanan cinta yang tulus.Sepanjang perjalanan, aku lebih banyak diam. Aku masih belum mengerti apa hubungan Mas Andre dengan kejadian yang menimpa suamiku dan Miska. Untuk apa dia memata-matai Miska?"Jadi gimana, Ti, kita mau ke mana sekarang? Langsung pulang?" Ira bertanya tanpa menatapku. Fokusnya masih ke jalan raya di depan kami."Langsung ke rumah orang yang tadi di foto aja, Ra."Ira menginjak rem mendadak. Dia lantas menoleh padaku setelah mobilnya benar-benar berhenti."Kamu kenal orang itu?" tanyanya.Aku mengangguk."Siapa dia, Ti? Kenapa gak bilang dari
last updateLast Updated : 2022-05-30
Read more

Bab 23b

Kapokmu Kapan, Mas? (23b)"Maksud kamu, Ra?"Ira mengangkat tangannya yang memegang sebuah ponsel. Sepertinya ponsel Mas Andre. Entah kapan dia mengambilnya.Senyumku mengembang. Begitu juga dengan Ira. Kami lalu melanjutkan perjalanan."Aku antar kamu pulang sekarang, ya, Ti? Aku masih ada kerjaan, nih. Nanti malam aku hubungi kamu kalau dapat info penting.""Oke, Ra. Makasih banyak, ya!""Santai ...."Ira lantas mengarahkan mobilnya menuju rumahku. Aku diantarnya pulang tepat sebelum adzan Magrib berkumandang. Temanku itu menolak tawaranku agar dia singgah sejenak."Lain kali aja, Ti. Aku masih ada kerjaan," alasannya.Aku tak bisa memaksa. Jadi, baru aku masuk ke dalam rumah setelah mobilnya menghilang dari pandangan.Kedatanganku disambut hangat oleh Mbok Mina. Wanita paruh baya itu langsung menyiapkan minuman hangat untukku. Tak lupa beliau juga menanyakan apa yang kuperlukan."Gak usah repot-repot, Mbok. Saya cuma butuh istirahat aja. Oya, keadaan Bapak sama Bu Miska gimana? Mer
last updateLast Updated : 2022-05-30
Read more

Bab 24a

Kapokmu Kapan, Mas? (24)"Oke, Ra. Besok pagi kita ketemu, ya." Aku membalas pesan Ira sesegera mungkin.Semoga saja kali ini Ira benar-benar berhasil menemukan pelaku utama yang membuat Bang Robi dan Miska gancet. Awalnya memang aku merasa puas dan senang melihat mereka menderita. Namun, aku tak tega melihat mereka seperti itu. Pasti tersiksa sekali rasanya. Biar bagaimanapun, mereka masih keluargaku.Statusku masih istri sah Bang Robi. Ya ... meski aku sudah bertekad kuat untuk mengakhiri biduk rumah tangga kami nantinya setelah Bang Robi bisa lepas dari gancet yang terjadi padanya dan Miska. Aku sudah tak sudi melanjutkan rumah tangga yang sudah dinodai perselingkuhan.Aku mencoba menerka-nerka siapa sebenarnya dalang dari semua ini. Apa motifnya melakukan semua ini pada Bang Robi dan Miska. Bisakah aku membujuknya untuk melepaskan Bang Robi dan Miska nantinya.Sayangnya, aku tak dapat menemukan pelakunya lewat praduga. Tak ada yang bisa kucurigai. Juga aku tak bisa menerka motif p
last updateLast Updated : 2022-05-30
Read more

Bab 24b

Kapokmu Kapan, Mas? (24b)Siapa yang akan peduli pada Bang Robi dan Miska lagi kalau bukan aku. Keluarga Bang Robi saja sudah tak terlihat responnya. Apalagi keluarga Miska di desa. Mungkin mereka sudah telanjur malu. Jangankan mereka, aku saja harus menutup mata dan telinga bila keluar dari rumah. Niat hati mempermalukan Bang Robi dan Miska ternyata juga berimbas padaku. Aku ikut viral karenanya. Bukan hanya dukungan yang kuterima, tetapi juga cacian dari orang yang membenci.Aku menemui Ira di sebuah kafe yang telah kami sepakati sebelumnya. Ira sudah terlebih dulu sampai di sana. Saat aku sampai, dia sedang asik menikmati sarapannya.Dia sempat menawarkan aku menu sarapan, tetapi kutolak. Aku sudah sarapan dengan menu yang dibuatkan Mbok Mina di rumah. Nasi goreng spesial buatan beliau memang juara. Tak mampu aku menolaknya.Setelah Ira selesai dengan sarapannya, dia menyerahkan sebuah amplop cokelat padaku."Ini apa, Ra?""Buka coba!"Aku langsung membukanya setelah Ira memerintah
last updateLast Updated : 2022-05-30
Read more

Bab 25a

Kapokmu Kapan, Mas? (25)"Yakin, kalian siap mendengar alasannya?" Laki-laki itu kembali mengulang tanyanya.Aku dan Ira saling bertatapan sebelum kami kompak menjawab, "Yakin!"Laki-laki itu kembali tertawa terbahak-bahak."Saya yang tidak yakin kalian siap mendengarnya," katanya."Jangan mempermainkan kami!" Ira membentak. Bentakannya berhasil membuat tawa laki-laki itu terhenti.Dia menatap sinis ke Ira."Ini tidak ada urusannya dengan anda!" tegasnya.Ira tampak geram dengan perkataan laki-laki itu. Dia lantas maju dan menjambak rambut laki-laki yang masih terikat itu."Jangan main-main! Segera katakan yang sebenarnya sebelum kesabaran saya habis!" bentak Ira.Laki-laki itu sama sekali tak merespon bentakan Ira. Dia hanya diam seraya fokus menatapku. Entah mengapa, aku merasa ada banyak luka dalam tatapannya.Ira terus berusaha membuat orang itu bicara, tetapi sia-sia. Akhirnya aku memberi kode agar Ira menghentikan usahanya. Percuma kami memaksa bila dia tidak berniat menjawab. M
last updateLast Updated : 2022-05-30
Read more

Bab 25b

Kapokmu Kapan, Mas? (25b)Benarkah Bang Robi bersikap demikian? Akan tetapi, mengapa dia malah berselingkuh dengan Miska?"Akhirnya adik saya mengalah. Dia bisa berpikir jernih dan tak mau merusak keutuhan rumah tangga Robi dan Mbak Titi. Adik saya mengalah.""Awalnya saya tetap memaksa adik saya untuk meminta pertanggung jawaban Robi. Saya bahkan sempat berniat membeberkan kenyataan bahwa Robi punya anak dengan adik saya. Tapi adik saya bersikukuh menolak. Dia tidak mau ada wanita lain yang ikut merasakan penderitaan seperti yang dia rasakan. Hal itu yang membuat saya mengalah.""Tapi entah dari mana datangnya bisikan untuk memata-matai Robi. Ternyata Robi berselingkuh. Dia membohongi adik saya. Dia yang seolah laki-laki yang ingin setia pada istrinya, tak lebih dari predator ganas. Dia berselingkuh dengan lebih dari dua wanita."Astaghfirullah ... benarkah demikian?"Saya juga mencaritahu info tentang Mbak Titi. Saya mencaritahu kebiasaan dan semua tentang Mbak Titi. Saya merasa iba
last updateLast Updated : 2022-05-30
Read more

Bab 26a

Kapokmu Kapan, Mas? (26)Aku menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan secara berkali-kali demi menetralkan sesak di dada. Ya, pertanyaan Ira dan laki-laki itu membuat sesak di dadaku kian bertambah.Hening sejenak sebelum aku memberikan jawaban."Iya, saya akan tetap melepaskan mereka."Ira menatapku seraya menggeleng. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Dari tatapannya, aku bisa melihat ketidaksukaannya atas jawabanku."Bagaimana saya bisa melepaskan mereka?" Aku bertanya pada laki-laki itu.Dia menggeleng lemah."Mereka hanya bisa dilepaskan oleh dukun yang jasanya saya pakai untuk membuat mereka seperti itu.""Di mana saya bisa menemukan dukun itu?""Sayangnya, kedua dukun itu sudah meninggal.""Mas, tolong ... jangan main-main!" Aku sedikit membentak."Saya tidak main-main, Mbak!" Dia menegaskan."Kapan mereka meninggal?""Mbak tahu persis. Saudara Mbak Titi yang melawan mereka."Mas Aryo?"Ya, saudara Mbak Titi melawan mereka hingga tewas.""Dua kalajengking itu?"Laki-l
last updateLast Updated : 2022-06-01
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status