“Apa kamu ingin cerita sesuatu denganku?” suara Sean yang lembut mencapai telinganya dan Luna melepas pelukannya lalu menyeka air matanya. Dia melirik jam di tangan kanannya sebelum berkata, “Mungkin lain kali, Mas Sean harus bersiap-siap karena jadwal syuting dimajukan setelah makan siang.” Sean menghela nafas dan ia mengangguk. “Tapi kamu janji akan cerita padaku?” Luna menoleh ke arah Sean dan menatap mata birunya yang mengesankan. “Iya, Mas Sean.” Sean tersenyum tipis dan ia memohon sesuatu pada Luna, “By the way Luna, bolehkah kamu memanggilku Sean saja? Itu terdengar lebih baik di telingaku.” Luna balik tersenyum dan ia mengangguk. “Baiklah Sean.” Sean tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum lebih manis untuk Luna dan mengusap puncak kepalanya dengan lembut. “Ayo kita makan siang, kamu pasti sangat lapar kan?” Luna terkekeh dan ia menggoda Sean, “Harusnya aku yang mengajakmu, kamu majikanku.” Sean tersenyum nakal dan berbisik di telinga Luna, “Bagaimana kalau a
Read more