Semua Bab Kain Basahan Basah Di Kamar Mandi: Bab 211 - Bab 220

223 Bab

Season 2: Part : 95B

"Kami hitung sampai tiga." Suara gertakan dan ancaman membuat aku semakin down. Aku mencoba menenangkan diri. Namun, suara riuh di luar membuat aku semakin nelangsa dan panik. "Kalian tidak bisa melarikan diri dalam kasus ini. Dan kami akan melaporkan kamu sesegera mungkin ke kepala desa."Aku sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Teror selalu datang silih berganti tiada henti. Namun, otakku berpikir sejenak. "Kenapa aku harus takut? Toh juga tidak ada salah dan dosaku dalam kasus ini. Kalau pun mereka mengkasuskannya, aku punya bukti yang kuat kalau bukti transfer itu palsu alias editan."Bisa saja ini adalah cobaan. Akan tetapi, apa salah dan dosaku yang belum bisa termaafkan sehingga setitik kebahagiaan tidak pernah kucicipi setelah bercerai dengan Rusly? Apakah karena aku dan dia tidak rujuk? Atau ada salah dan dosa yang selama ini aku lakukan sehingga cobaan selalu datang tanpa mengetahui waktu dan tempat? Aku merenung sejenak.Suara di depan rumah kini tidak ada lagi. Apakah merek
Baca selengkapnya

Season 2: Part 96A: Kejutan yang Menegangkan

"Sudahlah! Kamu manut saja!" Rusly terus menarik lenganku tanpa sedikit celah. Aku merasa kesal. Tidak ada hujan dan tidak ada angin. Dia malah main paksa macam binatang buas yang siap menerkam."Tolong hentikan trik brutalmu ini!" sergahku. Aku berusaha meronta dari terkamannya. Dari dulu Rusly tidak pernah berperilaku lemah lembut. Aku diam sejenak meratapi nasib. Kenapa bisa takdirku seperti ini? Apakah tidak ada setitik kebahagiaan yang menghampiriku? Atau ini ujian bagiku yang berdosa? Akh ... aku memejamkan mata sejenak."Kamu harus ikut aku sekarang juga!" paksa Rusly kembali tanpa berprikemanusiaan.Aku semakin kesal ulahnya tidak pernah berubah. Daripada menahan sakit, lebih baik aku ikuti ritme permainannya. Raut wajahku kusut akibat menahan emosi dan kesal."Silakan masuk!" titahnya dengan nada tinggi sambil membuka pintu mobil. Sejenak aku mengernyit. Mobil siapa yang dia bawa? Kenapa dia bawa mobil? Tidak mungkin ada orang yang mau mengasih pinjaman atau sekedar meminjam
Baca selengkapnya

Season 2: Part 96B: Gelap Gulita

Tidak terasa sudah sampai di pelataran parkir. Aku mengedarkan pandangan ke arah samping kanan dan kiri. 'Sepertinya aku mengenal tempat ini?' batinku sembari mencoba mengingat-ingat daerah sekitar.Rusly melepas seat belt lalu membuka pintu mobil. Dia melangkah keluar. Setelah mengitari mobil. Perlahan dibuka pintu sebelah kanan. "Silakan keluar!" titah Rusly sembari mengulas senyum. Aku terkejut ketika melihat batu nisan di ujung sana. 'Apakah ini tempat pemakaman umum di mana Dhea dikebumikan?' Aku bermonolog. "Jangan melamun saja kerjamu!" hardik rusly mulai meninggikan suara. Aku memejamkan mata sejenak lalu membukanya. Rasa gemetar lahir di dalam tubuhku. Sudah berapa lama aku tidak datang ziarah ke makam anakku. Mungkin ini arti dari mimpi-mimpiku selama ini?Perlahan aku melangkahkan kaki ke luar dari dalam mobil. Sesekali kusapu sekitar. Sungguh banyak sekali perubahan. Banyak batu nisan yang baru. Ada juga tanah bekas galian masih basah. Kuayunkan langkah kaki terus mengek
Baca selengkapnya

Season 2: Part 97: Hampir Saja Terjebak

Pandanganku berkunang-kunang seperti tidak jelas. "Aa-aku ada di mana?" tanyaku terbata. Kuedarkan pandangan ke sekitar. Sedikit ingatanku mulai pulih. Aroma parfum sangat menyeruak ke dalam lubang hidung."Apa-apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa aku bisa ada di sini?" tanyaku kembali dengan sedikit kepala oyong.Suara berbisik-bisik terdengar. Namun, kesadaranku yang belum pulih total membuatku tidak bisa mencerna apa yang mereka bicarakan."Batas kesabaranku sudah habis. Aku bersusah payah meluluhkan hatimu, toh juga kamu tidak mengerti dan menghargai sama sekali usaha dan kerja kerasku." Rusly berbisik tepat di daun telingaku. "Hari ini aku akan melakukan apa yang dilakukan Arlan kepadamu. Agar aku bisa leluasa dan kamu tidak bisa berkelit dariku. Terpaksa aku melakukan ini dengan cepat laksana Sambaran petir di tengah hari.""Bagaimana Pak Rusly?" tanya seseorang membuyarkan konsentrasinya. Rusly mendongak lalu mengangguk, "ya." Dia sudah tidak sabar mempersunting mantan istrinya.
Baca selengkapnya

Season 2:. Part 97B: Jalan Pintas

"Maaf kalau aku sudah lancang menggendongmu dan membawa dirimu ke rumah kontrakanku," Aku terbangun dan ternyata aku hanya mimpi. Andai saja semua itu benar, aku sudah tidak tahu harus berbuat apa. Kusapu pandangan ke arah sekitar. Senyum simpul lahir di sudut bibirnya, Rusly."Apa yang terjadi kepadaku?! Kenapa aku ada di sini?!" amukku seolah tidak terima kalau pria yang tidak mahram itu menyentuhku."Tadi kamu pingsan di pusaranya, Dhea. Untung saja kunci mobilku ketinggalan di sana tepat di batu nisannya, Dhea." Rusly mencoba menjelaskan dengan berkata jujur. Walaupun sebenarnya dia ragu dengan kejujurannya tidak kuterima."Pasti itu semua akal busukmu 'kan?!" sergahku tidak terima."Aa-aku berkata jujur! Aku tidak ada maksud jahat walaupun terlintas di dalam otakku ide jahat untuk menjebakmu," selanya dengan spontan. Dia terkejut kenapa bisa berkata seperti itu."Maksud ide jahat itu apa?!" tanyaku mengintrogasi. Aku mulai duduk dan menyandrkan tubuh ke tepi ranjang.Rusly mulai
Baca selengkapnya

Season 2: Part 98: Kecelakaan Maut

Dua hari setelah kejadian itu, aku selalu teringat kepada Rusly. Resah dan gelisah kini menghantui diriku. Habis main sosial media sambil rebahan aku bangkit lalu melangkah ke arah dapur. Lapar, tetapi tidak selera makan. Kembali lagi aku ayunkan telapak kaki ke arah teras sampai aku merasa bosan dan jenuh.Ponselku yang berdering tidak aku hiraukan sangking tidak enaknya perasaan dan badanku. 'Apakah Rusly sudah memeletku?' batinku sembari menautkan wajah di cermin. Aku memperhatikan pelan-pelan mukaku di kaca. Padahal kaca itu bukan cermin melainkan kaca jendela. 'Semoga saja tidak ada sangkut pautnya dengan Rusly.' Aku mencoba mengambil handuk yang di jemur di halaman belakang. Resah dan gelisah semakin tidak karuan membuatku ingin segera mandi.Setelah kuraih handuk. Kuayunkan langkah kaki menuju kamar. Di atas dipan layar ponselku sudah kedap-kedip dan nada dering sudah terdengar jelas. Segera aku meraih kotak persegi itu lalu lamat-lamat kuamati. 'Nomor baru memanggil,' ucapku
Baca selengkapnya

Season 2: Part 98B: Dituduh jadi Berang-berang

Setelah Pak Bambang merogoh dompet guna untuk mencari tahu identitas korban, aku masih terus terisak dan tidak sabar menunggu hasil yang sesungguhnya. Tidak butuh waktu lama, Pak Bambang sudah mendapat dompet. Dia berdiri tegak lalu membuka dompet yang baru saja dia temukan di dalam kantong celana. "Apakah nama suami ibu bernama Anton?" tanyanya dengan sedikit menatap ke arahku.Aku tidak terlalu menyimak apa yang ditanyakan beliau. "Bo-boleh diulangi lagi?" tanyaku ragu dengan wajah mendongak. "Apakah nama suami ibu Anton?" tanyanya ke dua kalinya dengan nada sedikit kesal.Setelah kupertajam pedengaranku, aku sudah mendapat jawaban pasti. "Be-berarti ii-ini bukan suami saya," jawabku terbata. Aku baru sadar sudah menangisi jasad pria lain. Bisa saja itu suami wanita lain yang sedang menunggu kehadirannya di tengah istana syurga yang dibangun bersama wanita yang tidak lain ibu dari buah hatinya."Kalau nama suami ibu bukan Anton, berarti jasad yang sudah engkau tangis bukan suami at
Baca selengkapnya

Season 2: Part 99A: Berakhir di KUA

"Seharusnya kamu tidak berbuat seperti itu, Rusly!" sindirku dengan nada naik dua oktaf."Rasa empati dan simpatiku sudah hilang semenjak kamu bermesraan dengan pria lain dan disaksikan oleh kedua bola mataku!" kilahnya seolah mau menang sendiri. Aku saja muak mendengar ucapannya. Seolah-olah dirinya lah yang paling suci di atas muka bumi ini."Kalau kamu hilang rasa empati ataupun simpati. Kenapa masih berdiri di situ!" ejekku dengan melipat ke dua tangan lalu diletak sejajar dengan dada. "Bilang saja kamu masih kangen dan ingin berusaha agar kembali ke dalam pelukanmu," imbuhku menyindir.Kepalanya mulai nyut-nyutan dan tidak bisa diajak kompromi untuk mencari jawaban. 'Sial! Bisa saja dia mengetahui apa yang sedang aku alami,' ucapnya bermonolog."Kalau kamu memang tidak suka dan merasa jijik melihatku. Aku rasa kamu tidak akan kembali menemui ku laksana seperti sekarang ini," kilahku sembari mengejek dirinya.Aku memastikan kalau dirinya pasti sudah mati kutu. Buktinya saja, dia
Baca selengkapnya

Season 2:

Hari terus berlalu. Aku merenungi nasib malang yang tidak pernah aku bayangkan. 'Apakah aku harus menerima Rusly kembali? Atau menjanda selamanya?'Tidak tahu harus berbuat apa. Aku semakin bingung dan frustasi. Aku memejamkan mata sejenak untuk sekedar menghilangkan rasa resah dan gelisah."Mau sampai kapan kamu menjanda, Nesya?" tanya Rusly setengah membentak. Pertanyaannya sangat tidak enak didengar telingaku. Aku hanya bisa diam dan membisu dikala pertanyaan saat itu terlontar dari tepi bibirnya.Sakit, perih dan bahkan ngilu begitu kentara ketika aku mengingat semua sifat buruk mantan suamiku.Daripada aku takut putus asa membuat otak tidak bisa mencerna mana yang baik dan mana yang buruk. Aku beranjak dari atas dipan lalu menaut wajah di depan cermin lemari hias."Aku butuh healing sepertinya," ucapku setelah melihat rias wajahku sudah pas dan netral. Aku mengambil nakas di atas nakas yang sedang di cas. Kucopot chatger-nya lalu memesan transportasi online dengan semangat. Ti
Baca selengkapnya

Season 2: Part 98C

Suasana mulai reda. Dia melihatku dengan sorot mata tajam. Namun, aku mencoba santai dan terus memperhatikan setiap gerak yang dia lakukan. Aku tidak boleh lengah apalagi jatuh ke dalam perangkapnya."Jangan kamu merasa menang dalam pergulatan ini!" ucapnya menyindir. Ekor retinanya terus memantau."Mau kalah, mau menang itu urusan Allah." Aku menjawab begitu saja. Kulirik ke arah sekitar tidak ada sama sekali yang mau melerai. Padahal sudah adu mulut dengan nada tinggi. Bahkan hampir saja jambak-jambakan. "Apa aku harus menguburmu hidup-hidup biar kamu tidak bisa lagi menggangguku?" imbuhku menyindirnya."Apa aku tidak salah dengar?!" jawabnya sinis. Dia merasa menang. Idenya kini muncul. "Buktinya saja, aku mampu mengirim Dhea ke alam kubur dalam durasi satu bulan."Deg!Hatiku merasa tersayat bahkan teriris."Apakah kamu tidak curiga atas kepergian buah hatimu dengan Rusly?"Aku berpikir sejenak. Dan ingin menjebaknya kembali."Aa-apa?" tanyaku terbata pura-pura. Aku merogoh ponsel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status