Merona dan merona lagi. Wajah Josie bersemu merah. "Jangan liatin kayak gitu. Ayo, makan." Josie mengerjap beberapa kali, mengangkat sendok dan garpu, dia tunjukkan padaku. "Hee ... hee ... Ya, ayo makan." Senyumku melebar. Hatiku pun berdenyut. Aku mulai menikmati hidangan di depanku. Aku harus fokus pada situasi, dan tidak boleh melamun lagi. "Josie, kalau saja kamu tahu di dada ini sudah kayak perang," ujarku, tapi di dalam hati. Selama makan, aku dan Josie hampir tidak bicara. Sesekali aku melirik padanya. Josie serius sekali dengan makanan yang ada di piringnya. "Enak?" Akhirnya aku buka suara. Sepi dan kosong rasanya. Berduaan, tapi diam-diaman. "Enak. Aku suka makanan yang banyak sayuran," kata Josie. "Hmm, sejalur kita. Emang paling nikmat, apalagi dengan sambal." Aku menambahkan. Senyum simpul muncul di bibir Josie. Aku makin suka! "Tenanglah, Avin ... hari ini masih panjang!" Lagi-lagi hatiku berseru. Kami meneruskan makan, menghabiskan apa yang ada di meja. Puas s
Terakhir Diperbarui : 2022-09-19 Baca selengkapnya