Home / Pendekar / Legenda Naga Langit / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Legenda Naga Langit: Chapter 71 - Chapter 80

235 Chapters

71. Rencana Elang Hitam

Kelana Jaya dapat sedikit mengelus dada, meskipun dia gagal mengajak Abinawa untuk kembali, tetapi hasil yang dia dapatkan juga tidak terlalu mengecewakan."Tetua, kenapa kita tidak memaksanya untuk kembali ke sekte? Bukankah Ketua mengatakan jika kita harus berusaha keras membujuknya." Tanya Sudartawa."Apa kau tidak menyadari peningkatan kekuatan secara signifikan adalah sesuatu yang mustahil, jika ada yang bisa melakukannya maka ada sosok kuat di belakangnya." Sudartawa yang mendengar hal itu diam, dia tidak pernah berpikir sampai sejauh itu."Kau pasti sudah dapat membayangkan jika sosok di belakang Abinawa tersinggung dengan tindakan kita, maka kita akan berada dalam bahaya. Aku bahkan tidak yakin jika Ketua Danu Jaya dan Sekte Api dan Angin bergerak." Kelana Jaya memberikan penjelasan.Sudartawa menganggukkan kepalanya, dia tidak membantah penjelasan dari Kelana Jaya. Sudartawa tidak dapat membayangkan jika mereka memang akan bersentuhan dengan sosok itu, sudah pasti banyak yan
last updateLast Updated : 2022-08-17
Read more

72. Babak Akhir

Stadium utama yang menjadi tempat di langsungkannya Sayembara Pendekar Muda sudah penuh terisi, sekalipun matahari baru menampakan dirinya ke muka bumi.Hampir seluruh yang memadati bangku penonton adalah mereka yang berasal dari kalangan pendekar, hanya segelintir saja di temukan orang biasa yang memiliki kedudukan tinggi sehingga dapat ikut menyaksikan pertandingan babak akhir.Selain itu, banyak di temukan wajah-wajah baru di dalam stadium itu. "Suasana stadium begitu berbeda, aku menemukan begitu banyak wajah-wajah asing yang tidak pernah ku lihat sebelumnya... " Gumam Abinawa.Abinawa menarik nafas panjang, dia berusaha berpikir jernih dan memusatkan perhatiannya kepada pertandingan penentu Jawara yang sebenarnya.***MagaDewi berdiri di depan ribuan pasang mata yang berada di dalam stadium. MagaDewi dapat merasakan jika semua yang berada di dalam stadium adalah mereka yang berasal dari kalangan pendekar."Aku sungguh berbangga hati, karena menjadi penyelenggara Sayembara Pendek
last updateLast Updated : 2022-08-18
Read more

73. Babak Akhir II

Abinawa akhirnya memilih bergerak lebih dulu. Dalam satu tarikan nafas, Abinawa sudah berada tepat di hadapan Ayunda. Hal itu jelas mengejutkan Ayundia yang tidak menduga jika Abinawa dapat bergerak secepat itu."Cepat sekali... ""Dewa Bermain Pedang"Abinawa mengayunkan pedangnya yang di selimuti api dengan cepat. Dia kali ini membuka serangan dengan permainan pedang yang lembut dan cepat. Permainan pedang yang di tunjukkan oleh Abinawa seolah tidak berbahaya dan terkesan sedang menari, akan tetapi jika di lihat lebih teliti, setiap perubahan tebasan akan selalu mengincar titik lemah lawan. Abinawa langsung mendominasi pertarungan, dia mendesak Ayundia sampai pada titik bertahan total.Ayundia benar-benar kelimpungan dengan serangan cepat yang di buat Abinawa, dia yang tidak dalam posisi siap harus puas terus berada di posisi bertahan. Beberapa kali terlihat Ayundia berusaha membangun serangan balik, akan tetapi semuanya berhasil di mentahkan."Sial, aku tidak bisa terus berada di
last updateLast Updated : 2022-08-18
Read more

74. Jawara Sayembara Pendekar Muda

Semua yang menyaksikan pertarungan gerakan dan jurus yang di gunakan oleh Abinawa langsung di buat terkesima. Berhasil mendesak Ayundia sampai pada titik tidak dapat berbuat apa-apa dan hanya bisa bertahan, jelas bukan sesuatu yang mudah, apalagi mendesak seorang jenius bela diri."Tidak salah lagi, jurus yang di gunakan oleh pemuda bernama Abinawa itu adalah jurus yang sering di gunakan oleh senior sepuh Girih Fatih, bagaimana bisa dia menguasainya atau apa mungkin dia adalah murid yang akan mewarisi semua ilmunya?" Ucap MagaDewi.MagaDewi yang sudah hidup sangat lama, jelas mengenal sosok Girih Fatih yang merupakan pendekar tanpa tanding di masanya.Pada masanya, Girih Fatih adalah pendekar yang paling disegani dan di takuti. Jadi tidak heran jika semua orang bisa melihat ciri khas dari seorang Girih Fatih saat bertarung."Senior MagaDewi, apa aku tidak salah dengar, kau mengatakan pemuda bernama Abinawa ini mewarisi ilmu dari Girih Fatih?" Tanya Ganendra yang berada di sebelah Maga
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

75. Serangan

BOMMMM!!!BOMMMM!!!BOMMMM!!!Tiga serangan cepat yang menghantam bagian atas panggung arena Sayembara Pendekar Muda jelas mengejutkan semua orang yang berada di dalam stadium.Bersamaan dengan ledakan itu, beberapa orang penonton langsung menarik senjatanya dan menghujamkannya kepada rekan di sampingnya. Semua yang berada di dalam stadium langsung berteriak histeris. Tidak ada yang menduga jika akan ada serangan di tengah stadium dan banyaknya pendekar dari aliran putih, bahkan tiga pendekar tanpa tanding ikut hadir di dalam stadium."Bedebah sialan, siapa yang berani menyerang tempatku." MagaDewi berteriak dengan keras. Bersamaan dengan itu pula dia memerintahkan kaki tangannya untuk mengamankan orang-orang yang membuat kericuhan.Puluhan pendekar yang berkerja di bawah MagaDewi langsung turun membantu para penonton yang tidak berasal dari kalangan pendekar. Namun para pendekar itu dengan cepat di kejutkan dengan kemampuan yang di tunjukkan oleh para pendekar aliran hitam itu, mere
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

76. Serangan II

Setelah selesai babak akhir dan dirinya di nyatakan sebagai Jawara Sayembara Pendekar Muda, Abinawa langsung bergerak cepat menuju meja taruhan yang berada cukup jauh dari panggung arena."Kau sangat percaya diri anak muda dan sepertinya keberuntungan selalu menaungi dirimu," ucap pemuda yang bertugas menjaga meja taruhan itu."Kau benar sobat, aku hanya sedang di naungi oleh keberuntungan,""Aku tidak salah jika mengatakan kau adalah pemuda paling kaya di di Kota Bandar Agung, bahkan di seluruh benua jika hadiah Sayembara Pendekar Muda yang di tambah hasil kemenanganmu di meja taruhan."Abinawa hanya tersenyum tipis. Dia sudah menyadari hal itu, bahkan jika dia tidak mengambil hadiah dari Sayembara Pendekar Muda saja, kekayaan yang di miliki olehnya sudah sangat luar biasa untuk pemuda seusianya.BOMMM!!!BOMMM!!!BOMMM!!!"Stadium di serang!!!" Suara ledakan dan teriakan dari arah stadium terdengar dengan jelas di telinga Abinawa. Dia dengan cepat menyimpan semua hadiah kemenangann
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

77. Serangan III

"Haha, akhirnya impianku untuk menyerang aliran putih tercapai, aku akan menandai ini sebagai awal dari perang besar antar aliran ... " Janiko berteriak dengan keras di atas kursi tertinggi stadium.Dia memerintah orang-orangnya untuk segera memburu siapa saja yang mereka temui di dalam stadium. Janiko berpesan untuk tidak membiarkan satu nyawapun berhasil meninggalkan stadium, kecuali 3 orang Sage itu karena dia menyadari kecil kemungkinan 3 Sage itu terbunuh.Janiko melompat dan mendarat tepat di tengah arena, dia langsung menggunakan senjatanya memburu siapapun yang berada di dekatnya. "Sentika, kemarilah aku menantang dirimu... " Janiko berteriak keras menantang Sentika yang berada di atas podium kehormatan. Dia sejak awal mengamati setiap penjuru dan mencari keberadaan dari Sentika.Setelah menunggu beberapa saat, sosok yang di tantangnya tidak jua menampakkan diri. Dia geram dan mulai mengayunkan kapaknya membelah angin menghabisi banyak nyawa pendekar aliran putih.Janiko mema
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

78. Serangan IV

Setelah mencari cukup lama, Abinawa akhirnya menemukan keberadaan dari Tuk Hawi. Sosok yang di carinya itu sedang dalam keadaan genting, tubuhnya sudah berdarah-darah dan nafas tidak lagi beraturan.Abinawa yang melihat hal itu, langsung berpindah tempat dan menggunakan pedangnya tepat waktu menangkis pedang lawannya yang hendak memenggal kepala Tuk Hawi, jika dia terlambat satu detik saja maka sosok Tuk Hawi hanya akan tinggal nama.Detik kemudian, Abinawa menyerang balik memanfaatkan keterkejutan dari lawannya. Dia tanpa kesulitan mendaratkan tiga tebasan yang memberikan luka serius pada lawannya. Merasa belum cukup puas, Abinawa membuat gerakan menusuk yang menembus dada lawannya dan merenggut nyawanya detik itu pula.Setelah berhasil menghabisi lawannya, Abinawa langsung mengalirkan tenaga dalam ke tubuh Tuk Hawi untuk menghentikan pendarahan pada tubuh laki-laki paruh baya itu."Tuk, apakah kau baik-baik saja?" Tanya Abinawa, dia ingin memastikan jika Tuk Hawi masih dalam keadaa
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

79. Serangan V

Lansa Loka yang selama ini begitu di segani dan di takuti, membuat dia merasa semua orang harus tunduk kepadanya.Lansa Loka yang mendengar bantahan dari Abinawa jelas membuat dia begitu naik pitam dan kepalanya terasa mendidih. "Aku akan membuatmu merasakan bagaimana mati dengan rasa sakit yang luar biasa," bentak Lansa Loka.Lansa Loka menarik goloknya dan mengalirkan tenaga dalam, hingga membuat golok itu di selimuti oleh aura berwarna hitam legam.Abinawa yang melihat hal itu jelas tidak memiliki pilihan lain, dia langsung menyuntikan tenaga dalam ke pedangnya dan langsung melakukan perubahan energi api."Menarik sekali, pemuda yang mampu melakukan perubahan energi di usia yang sangat belia," Lansa Loka bertambah semangat melihat Abinawa mampu melakukan perubahan energi.Tanpa menunggu lebih lama lagi, Lansa Loka bergerak maju. Dia langsung membombardir Abinawa dengan variasi jurus goloknya. Lansa Loka langsung memegang kendali pertarungan, dia membuat Abinawa berada di posisi be
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

80. Serangan VI

Setelah berhasil mengalahkan Lansa Loka, sosok Abinawa langsung menjadi pusat perhatian. Semua jelas tidak menduga jika Abinawa akan mampu mengalahkan Lansa Loka yang merupakan putra dari Arya Loka yang katanya memiliki kemampuan hampir setara dengan para Sage."Aku harus memulihkan diri dengan cepat dan membantu yang lainnya lebih dulu, sebelum efek dari penggunaan energi alam di dalam tubuhku akan bereaksi," Abinawa mengambil posisi duduk bersila, dia melakukannya meditasi untuk mengembalikan tenaga dalamnya.Dia jelas menyadari jika pertarungan masih jauh dari kata selesai, bahkan Abinawa melihat para Sage sekalipun sudah turun untuk membantu yang lainnya. Tidak ada yang memiliki keberanian untuk mendekati Abinawa yang sedang melakukan meditasi dan olah pernafasan, selain beberapa pendekar aliran putih yang langsung menjaganya, mereka juga takut jika Abinawa mampu memprediksi keberadaan mereka sekalipun menutup matanya.***Ayundia dan Gandasena memimpin generasi muda untuk segera
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more
PREV
1
...
678910
...
24
DMCA.com Protection Status