Lansa Loka yang selama ini begitu di segani dan di takuti, membuat dia merasa semua orang harus tunduk kepadanya.Lansa Loka yang mendengar bantahan dari Abinawa jelas membuat dia begitu naik pitam dan kepalanya terasa mendidih. "Aku akan membuatmu merasakan bagaimana mati dengan rasa sakit yang luar biasa," bentak Lansa Loka.Lansa Loka menarik goloknya dan mengalirkan tenaga dalam, hingga membuat golok itu di selimuti oleh aura berwarna hitam legam.Abinawa yang melihat hal itu jelas tidak memiliki pilihan lain, dia langsung menyuntikan tenaga dalam ke pedangnya dan langsung melakukan perubahan energi api."Menarik sekali, pemuda yang mampu melakukan perubahan energi di usia yang sangat belia," Lansa Loka bertambah semangat melihat Abinawa mampu melakukan perubahan energi.Tanpa menunggu lebih lama lagi, Lansa Loka bergerak maju. Dia langsung membombardir Abinawa dengan variasi jurus goloknya. Lansa Loka langsung memegang kendali pertarungan, dia membuat Abinawa berada di posisi be
Setelah berhasil mengalahkan Lansa Loka, sosok Abinawa langsung menjadi pusat perhatian. Semua jelas tidak menduga jika Abinawa akan mampu mengalahkan Lansa Loka yang merupakan putra dari Arya Loka yang katanya memiliki kemampuan hampir setara dengan para Sage."Aku harus memulihkan diri dengan cepat dan membantu yang lainnya lebih dulu, sebelum efek dari penggunaan energi alam di dalam tubuhku akan bereaksi," Abinawa mengambil posisi duduk bersila, dia melakukannya meditasi untuk mengembalikan tenaga dalamnya.Dia jelas menyadari jika pertarungan masih jauh dari kata selesai, bahkan Abinawa melihat para Sage sekalipun sudah turun untuk membantu yang lainnya. Tidak ada yang memiliki keberanian untuk mendekati Abinawa yang sedang melakukan meditasi dan olah pernafasan, selain beberapa pendekar aliran putih yang langsung menjaganya, mereka juga takut jika Abinawa mampu memprediksi keberadaan mereka sekalipun menutup matanya.***Ayundia dan Gandasena memimpin generasi muda untuk segera
Abinawa membuka matanya saat merasakan tenaga dalamnya sudah kembali, memang salah satu teknik yang di ajarkan oleh Girih Fatih adalah teknik cara menghimpun tenaga dalam dengan cepat.Abinawa mengarahkan pandangannya ke seluruh penjuru stadium, dia ingin memeriksa semua pertarungan. Dia dapat menyimpulkan jika saat ini aliran putih mulai mampu mengimbangi dan mendesak alirah hitam.Namun, Abinawa sadar semua ini masih jauh dari kata selesai. Abinawa kembali berdiri dan bersiap untuk membantu yang lainnya, akan tetapi langkahnya terhenti saat matanya menemukan sosok yang di kenal sedang dalam kondisi berbahaya.Dalam beberapa tarikan nafas, Abinawa berpindah tempat dan dia dengan cepat menarik pedangnya menangkis tebasan pedang yang ter'arah ke batang leher Gandasena dan Ayundia.Trangg!!!"Tapak Kaisar Naga"Bammm!!!Satu serangan tapak melesat cepat menghantam bagian perut laki-laki itu yang tidak lain adalah Awok. Awok pun terhempas jauh ke belakang memegangi perutnya yang terasa p
Kelana Jaya menarik pedangnya, dia menyuntikan tenaga dalam dan melakukan perubahan energi angin, seketika itu pula pedangnya di selimuti angin yang berputar mengelilingi bilah pedangnya."Sialan, aku tidak memiliki pilihan lain, kecuali menghadapi Kelana Jaya. Baiklah, lebih baik mati dengan memberikan perlawanan dari pada harus mati tanpa perlawan,"Awok menyuntikan pula tenaga dalam ke pedangnya. Pedangnya seketika di selimuti oleh aura hitam pekat nan legam."Aku suka ini, jika kau memberi perlawanan maka pertarungan kita akan imbang," ucap Kelana Jaya.Awok menggeram kesal sekali lagi, sebelum dia bersiap dengan kuda-kuda tarungnya. Dia jelas tidak akan pernah menyerang lebih dulu, karena menyadari perbedaan kekuatan itu."Tidak ingin menyerang lebih dulu? Kau membuat keputusan yang salah,"Kelana Jaya langsung berpindah tempat, kecepatannya bak kilatan cahaya membuat Awok terkejut. Alhasil satu serangan pembuka dari Kelana Jaya terlambat di antisipasi oleh Awok, hingga menghasi
Dwi Pangga bergerak cepat meninggalkan stadium, dia menderita luka hampir di sekujur tubuhnya, akan tetapi dia tidak kehilangan bagian tubuhnya."Sial, bagaimana semuanya tidak berjalan sesuai dengan rencanaku," Dwi Pangga memggeram kesal sambil terus bergerak meninggalkan stadium dan Kota Bandar Agung.Dwi Pangga benar-benar sulit menerima saat dia harus kehilangan begitu banyak pasukan Elang Hitam dalam penyerangan kali ini, dia juga terpaksa mengorbankan begitu banyak orang-orangnya untuk menyelamatkan diri."Aku akan kembali dengan kekuatan yang jauh lebih besar dan aku akan balaskan dendam dan kekalahan hari ini," Dalam perjalanan pelariannya, dia bertemu dengan Saldin yang kehilangan satu tangan, serta mengalami luka yang parah. Ke-duanya tidak berbicara satu sama lainnya, akan tetapi terus bergerak meninggalkan Kota Bandar Agung.***Kemenangan berhasil di raih oleh aliran putih atas serangan kejutan yang di buat oleh aliran hitam, di ketahui dalang dari penyerangan ini adalah
Setelah terbentuknya Aliansi Putih-netral, Sentika langsung membahas tentang banyaknya pendekar generasi muda yang gugur, salah satunya adalah membahas hilangnya Abinawa."Banyaknya peristiwa yang sudah terjadi, serta banyaknya pendekar gugur adalah bukti kejamnya aliran hitam. Namun, kali ini aku hanya ingin rekan semuanya membantu mencari Jawara Sayembara Pendekar Muda yang berhasil di culik saat dia kehilangan kesadarannya," ucap Sentika.Semua yang berada di dalam ruangan itu diam. Mereka seolah menolak untuk percaya jika sosok yang di percaya akan menjadi pilar aliran putih di masa depan telah di culik oleh aliran hitam.Mereka semua masih teringat jelas saat Abinawa bertarung dengan pendekar yang memiliki kemampuan jauh di atasnya dan Abinawa mampu memenangkannya. Aliran putih yang melihat hal itu semakin yakin aliran putih akan memiliki masa depan cerah, selama Abinawa terus berkembang."Bintang yang paling terang, ternyata menjadi bintang yang paling cepat pula redup dan padam
Di lereng gunung Sandadu, salah satu gunung paling misterius di dunia persilatan yang keberadaan gunung ini sudah hampir di lupakan karena tidak ada yang pernah menemukannya. Konon gunung ini berada di tengah hutan abadi. Salah satu hutan paling misterius.Sosok berambut putih dan wajahnya yang keriput tampak bertapa di atas batu berlumut di lereng gunung itu. Tubuhnya sudah di penuhi oleh tanaman merambat yang menunjukkan jika sosok laki-laki itu sudah bertapa dalam waktu yang lama.Laki-laki itu membuka matanya dengan berlahan saat merasakan seseorang sedang menyerap energi alam."Energi alam? Siapa yang berhasil menguasai teknik menyerap energi alam," gumam laki-laki tua itu.Laki-laki tua itu berdiri dari tempatnya semedi, dia menarik nafas panjang, sebelum melesat secepat cahaya meninggalkan tempatnya semula.Dengan kemampuannya yang sudah mencapai puncak nirwana, membuat laki-laki itu dapat bergerak dengan sangat cepat, lebih cepat dari cahaya.Laki-laki itu bergerak menuju Kota
Janur Gana menjelaskan jika Gunung Sindadu terletak tidak di tengah hutan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Kota Bandar Agung, akan tetapi keberadaan gunung ini tidak akan mampu di ketahui oleh orang luar, karena di selimuti segel kabut udara."Jadi?" Tanya Abinawa."Gunung Sindadu ini bak mitos di dunia persilatan," jawab Janur Gana.Abinawa menganggukkan kepala, dia mengerti kenapa pohon-pohon di hutan ini begitu besar dan tinggi karena tidak pernah tersentuh oleh manusia luar, sehingga dapat berkembang dengan baik."Kakek, terima kasih karena sudah membantuku, kiranya apa yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikan kakek?" Tanya Abinawa.Abinawa menyadari tidak ada gratis. Dia yakin Janur Gana akan meminta bayaran untuk kesembuhannya."Haha, nak tidak semua hal harus kau balas saat ini. Aku hanya ingin kau bertambah kuat, karena rubah tua ini sudah semakin liar dan mulai berani, sebab itulah aku menyelamatkan dirimu karena tubuhmu mampu menahan energi alam tanpa membuat tubuh